FONOLOGI IIA, IIB, DAN IIC

 

FONOLOGI BAHASA INDONESIA

 

 

 

Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum.

NIK 405/NIDN 0061806001

 

 

 

 

 

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

2023


#catatan tulisan bisa berubah secara otomatis, karena aplikasi#


 

 

 

 

CPMK Fonologi Bahasa Indonesia

 

CPMK1

 

Memiliki motivasi, minat, sikap, dan gambaran jelas mengenai fonologi.

CPMK2

Mengenal pengertian fonologi, fonetik, dan fonemik.

CPMK3

Mengenal objek kajian fonologi (bidang fonetik).

CPMK4

Menyebutkan alat ucap manusia dan proses produksi bunyi bahasa

CPMK5

Mendeskripsikan bunyi bahasa Indonesia.

CPMK6

Mengenal objek kajian fonologi bidang fonemik

CPMK7

Menentukan fonem segmental bahasa Indonesia.

CPMK8

Mendeskripsikan fonem bahasa Indonesia.

CPMK9

Menentukan struktur fonem dalam satuan lingual.

CPMK10

Mengenali kaidah pelafalan bahasa Indonesia

CPMK11

Menjelaskan sistem tulisan


 


 

 

 

 

CPMK7

 

Bunyi bahasa dan fonem bahasa

Menentukan fonem segmental bahasa Indonesia.

a. Mengidentifikasi fonem bahasa Indonesia

b. Membuat pasangan minimal (minimal pairs)

 

 

 

Fonologi memiliki cakupan bidang fonetik dan fonemik. Bidang fonemik yang dipelajari berupa fonem bahasa.

 

Bagian ini membahas mengenai identifikasi fonem bahasa Indonesia. Langkah pertama yang dilakukan ialah menganalisis apakah bunyi-bunyi bahasa yang diujarkan berstatus sebagai fonem. Pembahasan berikut ini berguna untuk mengenal status bunyi bahasa yang diucapkan manusia.

Keempat istilah berikut ini dijelaskan dahulu dengan maksud pemahaman  mengenai bunyi, fonem, huruf (grafem)

 

BUNYI BAHASA INDONESIA

 

Istilah bunyi dalam bahasa Inggris phone. Bunyi dipelajari oleh bidang fonetik bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.

 Cara menganalisis bunyi bahasa yang dihasilan manusia itu bisa berada dalam kategori bunyi, fonem bahasa, dan huruf (grafem).

 

Pertama yang harus diperhatikan adalah setiap bunyi bahasa memiliki ciri audibel (terdengar).

 

Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang didekatkan untuk membentuk bunyi bahasa.

 

Daerah artikulasi adalah daerah pertemuan antara dua artikulator (aetikulator aktif dan articulator pasif).. Macam daerah artikulasi dan bunyi bahasa yang dihasilkan memanfaatkan daerah tersebut.

 

Berikut ini cara menghasilkan bunyi bahasa, ada proses artikulasi yang melibatkan articulator pasif dan articulator aktif.

1.    Bilabial - bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), misal.: [p], [b], [m]

2.    Labiodental - bibir bawah dan ujung gigi atas, misal: [f]

3.    Alveolar - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, misal.: [t], [d], [s]

4.    Dental - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas

5.    Palatal - depan lidah menyentuh langit-langit keras, misal.: [c], [j], [y]

6.    Velar - belakang lidah menempel/mendekati langit-langit lunak, misal.: [k], [g]

7.    Glottal (hamzah) - pita suara didekatkan cukup rapat sehingga arus udara dari paru-paru tertahan, misal.: bunyi yang memisahkan bunyi [a] pertama dan [a] kedua pada kata saat

 

          Cara artikulasi adalah cara artikulator menyentuh/mendekati daerah artikulasi. Macamnya:

  1. Bunyi hambat - kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup, kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Mis.: [p] dan [b]
  2. Bunyi semi-hambat - kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui rongga hidung. Mis.: [m]
  3. Bunyi frikatif - arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga terdengar bunyi berisik (desis). Mis.: [f] dan [s]
  4. Bunyi lateral - ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping lidah. Mis.: [l]
  5. Bunyi getar - ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang. Mis.: [r]

          Selain bunyi-bunyi di atas, ada bunyi yang cara pembentukannya sama seperti pembentukan vokal, tetapi tidak pernah dapat menjadi inti suku kata. Mis.: [w] dan [y]


 

 

Bunyi Diftong dan Gugus Konsonan

Diftong berhubungan dengan vokal, sedangkan gugus berhubungan dengan konsonan/kluster.

a, Diftong merupakan gabungan vokal dengan /w/ atau /y/, contohnya /aw/ pada /kalaw/ dan /baŋau/ (untuk kata "kalau" dan "bangau"), tetapi bukan /au/ pada /mau/ [maU] dan /bau/ [baU].

 

Diftong adalah vokal yang berubah kualiasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "harimau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi "ma·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> [aI] pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ngai".

 

Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata. Ini menciptakan permasalahan pada akhir kata yang berhuruf u/w dan i/y, karena, pengucapan yang sama saja pada akhir kata.

 

b. Gugus adalah gabungan dua konsonan, atau lebih, yang termasuk dalam satu suku kata yang sama. /kl/ dan /br/ (seperti dalam "klinik" dan "obral") adalah gugus, sedangkan /mp/ dan /rc/ (seperti dalam "tampak", "timpa", "arca", dan "percaya") bukanlah gugus dalam bahasa Indonesia.

 

Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama. Bunyi [pr] pada kata "praktik" adalah gugus konsonan, tetapi [kt] pada kata yang sama itu bukanlah gugus konsonan. Pemisahan bunyi pada kata itu adalah prak·tik.

Dengan contoh di atas jelaslah bahwa tidak semua deretan konsonan itu selalu membentuk gugus konsonan. Dalam bahasa Indonesia cukup banyak kata yang memiliki dua konsonan yang berdampingan, namun belum tentu deretan itu merupakan gugus konsonan. Contoh lain dari deretan dua konsonan yang bukan gugus konsonan adalah "cipta", "aksi", dan "harga".

 


 

Klasifikasi Bunyi Bahasa: Vokal dan konsonan

Berdasarkan ada tidaknya rintangan terhadap arus udara, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi dua kelompok: vokal dan konsonan.

 

Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:

·         tinggi-rendahnya posisi lidah (tinggi, sedang, rendah)

·         bagian lidah yang dinaikkan (depan, tengah, belakang)

·         bentuk bibir pada pembentukan vokal itu (normal, bundar, lebar/terentang)

Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:

·         keadaan pita suara (merapat atau merenggang - bersuara atau tak bersuara)

·         penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap/artikulator (bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit)

·         cara alat ucap tersebut bersentuhan/berdekatan

 


 

Kedua Fonem dan Grafem (Huruf)

 

Bunyi bahasa bisa menjadi fonem bahasa bila memiliki fungsi membedakan makna. Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip kedengarannya. Dalam ilmu fonemik itu ditulis di antara dua garis miring /.../ .
/p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan arti.

 

Contoh:

pola — /pola/           : bola — /bola/

parang — /paraŋ/     : barang — /baraŋ/

peras — /pɘras/        : beras — /bɘras/

Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya (posisinya) dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal.

 

Bila berada pada awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa Indonesia mempunyai dua variasi.

Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan [p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni [p] dan [p>].

 

Grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi. Seringkali representasi tertulis kedua konsep ini sama.

Misalnya untuk menyatakan benda yang dipakai untuk duduk yang bernama "kursi", kita menulis kata kursi yang terdiri dari grafem <k>, <u>, <r>, <s>, dan <i>, dan mengucapkannya pun /kursi/ - dari segi grafem ada alima satuan, dan dari segi fonem juga ada lima satuan. Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu kita temukan. Kata "ladang" mempunyai enam grafem, yakni <l>, <a>, <d>, <a>, <n>, dan <g>.

 

Dari segi bunyinya perkaatan yang sama itu hanya mempunyai lima fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/, dan /ŋ/ karena grafem <n> dan <g> hanya mewakili satu fonem /ŋ/ saja.

 

Bunyi yang dinyatakan oleh grafem <p> dan <g> dalam bahasa Indonesia jelas sangat berbeda. Sebaliknya, bunyi yang dinyatakan oleh grafem <p> dan <b> sangat berdekatan. Dengan perbedaan dan kemiripan seperti itu maka dalam percakapan telepon, perkataan "pula" dan "gula" tidak akan keliru ditangkap, sedangkan "pola" dan "bola" dapa dengan mudah membingungkan kita.

 

Huruf ditulis tanpa tanda <…>.

A. Huruf Abjad

Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 seperti dalam tabel berikut.

Huruf Kapital

Huruf Nonkapital

Nama

Ucapan

A

A

a

a


 

B

b

be

Be

C

c

ce

ce

D

d

de

de

E

e

e

e

F

f

ef

ef

G

g

ge

ge

H

h

ha

ha

I

i

i

i

J

j

je

je

K

k

ka

ka

L

l

el

el

M

m

em

em

N

n

en

en

O

o

o

o

P

p

pe

pe

Q

q

qi

ki

R

r

er

er

S

s

es

es

T

t

te

te

U

u

u

u

V

v

ve

fe

W

w

we

we

X

x

eks

eks

Y

y

ye

ye

Z

z

zet

zet

 


 


 

B. Huruf Vokal

Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu aeio, dan u.

Huruf Vokal

Contoh
Posisi Awal

Contoh
Posisi Tengah

Contoh
Posisi Akhir

A

api

padi

lusa

e*

enak

petak

sore

 

emas

kena

tipe

I

itu

simpan

murni

O

oleh

kota

radio

U

ulang

bumi

ibu

 


 


 

C. Huruf Konsonan

Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu bcdfghjklmnpqrstvwxy, dan z.

Huruf Konsonan

Contoh
Posisi Awal

Contoh
Posisi Tengah

Contoh
Posisi Akhir

b

bahasa

sebut

adab

c

Cakap

kaca

-

d

Dua

ada

abad

f

Fakir

kafan

maaf

g

Guna

tiga

mug

h

Hari

saham

tuah

j

Jalan

manja

mikraj

k

Kami

paksa

politik


 

l

lekas

alas

akal

m

maka

kami

diam

n

nama

tanah

daun

p

pasang

apa

siap

q*

qariah

iqra

Benuaq

r

raih

bara

putar

s

sampai

asli

tangkas

t

tali

mata

rapat

v

variasi

lava

molotov

w

wanita

hawa

takraw

x*

xenon

marxisme

Max

y

yakin

payung

alay

z

zeni

lazim

juz

*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir diucapkan [ks].


 

D. Gabungan Huruf Vokal

1. Monoftong

Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ].

Monoftong

Contoh
Posisi Awal

Contoh
Posisi Tengah

Contoh
Posisi Akhir

eu

eurih

seudati

sadeu

 

 

2. Diftong

Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal aiauei, dan oi.

Diftong

Contoh
Posisi Awal

Contoh
Posisi Tengah

Contoh
Posisi Akhir

ai

Aikido

kailan

pandai

au

Audit

taufik

harimau

ei

Eigendom

geiser

survei

oi

Oikumene

boikot

koboi

 


 

E. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan khngny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Huruf Konsonan

Contoh
Posisi Awal

Contoh
Posisi Tengah

Contoh
Posisi Akhir

kh

khusus

akhir

tarikh

ng

ngarai

bangun

senang

ny

nyata

banyak

-

sy

syarat

musyawarah

aras

 

Dikutip dari beberapa sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI II A, B, DAN C

fonologi II A, B, DAN C.