MENULIS KREATIF A, B, DAN C

 Bismillah, 

Silahkan unggah puisi versi kedua hasil penerapan teknik transformasi cerpen ke puisi. Tugas kr-3.

Komentar

  1. Nama : Olivia Septiana Setyo Wijayanti
    Nim : A310220042
    Kelas : 5A (Menulis Kreatif)

    Judul cerpen yang ditransformasikan : Menemui Rasya
    Oleh : Leanita Winandari

    Bimbang

    Tangkisan kayu seraya menangis
    Kalut diriku memaku bisu
    Terpaku menatap darah Rasya yang menganga
    Bergelut kesal temanku, tersulut emosi

    Tak sempat terucap kata maaf dariku
    Bimbang otakku tak mampu menerka
    Entah mengapa semua menjauh
    Ketakutan mendominasi diriku

    Kucurahkan keluhku pada ibuku
    Ini salahku, kesalahanku memenjarakanku
    Kata Ibu, semua butuh waktu
    Kata maaf, memudarkan rindu yang terpaut beku

    Kayu berayun tawapun terungkap
    Persahabatan kami bersemi kembali
    Tawa dan luka kembali bersatu
    Mencairkan kembali rindu yang terpaut beku

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nama: Rayhania Habibah
    Nim: A310220014
    Kelas: 5A-Menulis Kreatif

    Judul Cerpen yang ditransformasikan: Kala Semua Tak Berarti

    Jalan Terjal Udin

    Di bawah langit yang membara,
    Truk-truk berderak membelah sunyi,
    Mang Udin tertunduk, hatinya lara,
    Di genggamannya, harap kian menyepi.

    Malam membisikkan janji yang kelam,
    Di hutan gelap, rencana pun terurai,
    Namun suara Tuhan menghentikan langkah diam,
    Udin memilih cahaya, meski dunia merintih sepi dan lirih.

    Dalam luka, napasnya memudar perlahan,
    Intan, Kinan, namamu ia panggil dalam doa,
    Meski tak sempurna, hidupnya berakhir dalam keikhlasan,
    Karena di jalan yang halal, cinta tak pernah sia-sia.

    Di ujung waktu, Udin pulang dalam sunyi,
    Meniti jalan yang tak lagi penuh kelam,
    Meski tubuhnya terhenti di batas bumi,
    Ruhnya tenang, menuju surga tanpa dendam.

    BalasHapus
  5. Judul Cerpen: Karpet Terang
    Karya: Rae Sita Patappa

    Judul Puisi: Karpet Terang
    Nama: Sya'adatul Hayat
    NIM: A310220035
    Kelas: 5A Menulis Kreatif

    Karpet Terang

    Aku adalah karpet terang
    Banyak yang mengira namaku salah
    Terang ... atau terbang?

    Kakek tua menjualku di toko antik
    Tak ada yang melirik
    Aku karpet berwarna biru terang
    Ada hiasan lonceng emas di sudutku

    Tidak ada yang menyangka
    Suatu saat aku akan menjadi pahlawan
    Menyelamatkan kerajaan

    Penyihir Putih ....
    Dialah yang membuat skenario ini
    Menjadikanku karpet terang
    Menolong pangeran kecil

    Aku akan menyala terang ketika seseorang menaikiku
    Dengan hanya menepuk tangan tiga kali
    Aku akan membawanya keliling dunia

    BalasHapus
  6. Nama: Salma Faqiha Dinayati
    Nim: A310220032
    Kelas: 5A-Menulis Kreatif
    Judul Cerpen: Domba Berbulu Emas
    Karya: Widya Suwarna
    Judul Puisi: Domba Emas yang Hilang

    Domba Emas yang Hilang

    Terhembus angin kabar tentang emas,
    Domba berbulukan cahaya,
    Wan Alif tergoda harapan,
    Pak Adam menuntunnya pada impian.

    Jauh berjalan di padang luas,
    Mengharap sepasang domba mulia,
    Kilauan emas yang dijanjikan,
    Namun hanya bayang yang mereka temui.

    Bulu tebal, kusam, dan biasa,
    Tak ada kilau emas di sana,
    Angan bercecer di rerumputan,
    Kaya hanyalah mimpi yang sirna.

    Pulang mereka dengan langkah lunglai,
    Emas lenyap, harapan hilang,
    Di balik janji yang begitu besar,
    Tersimpan kebohongan yang menyasar.

    BalasHapus
  7. Nama : Mutia Dewi Anggraini
    NIM : A310220046
    Kelas : 5B Menulis Kreatif

    "Bunga di Ujung Jalan"

    Di jalan kecil, bunga liar bermekaran,
    Setiap hari, Rudi melangkah penuh harapan.
    Di bawah pohon, gadis merajut mimpi,
    Senyum cerahnya, abadi di hati.

    Hari berganti, cerita terjalin,
    Tawa dan harapan, manis tak terbilang.
    Bunga saksi, cinta yang tumbuh,
    Namun suatu hari, ia pergi tak terduga.

    Rudi terdiam, kenangan membara,
    Di ujung jalan, harapan tak sirna.
    Dalam setiap langkah, dalam setiap detak,
    Bunga-bunga itu, selalu jadi jejak.

    BalasHapus
  8. Judul Cerpen: "Kado Istimewa"
    karya: Jujur Prananto:

    Judul Puisi: "Kado yang Tak Terucap"
    Nama: Rossy Tiara Sahana
    Nim: A310220018
    Kelas: 5B_Menulis Kreatif

    "Kado yang Tak Terucap"

    Di bawah langit kota, kereta melaju,
    Bu Kus berangkat dengan tekad penuh,
    Tas berisi harap, hati penuh kenangan,
    Menuju pernikahan putra seorang pejuang.

    Tiga puluh tahun telah berlalu,
    Tapi hatinya masih merasa dekat,
    Pada sosok yang dulu berdiri tegap,
    Berjuang melawan kemiskinan, kebodohan berat.

    Ah, di dapur umum, nasi setengah matang,
    Ceritanya lucu, tak terlupakan,
    Namun kini waktu berjalan,
    Pak Hargi makin jauh dalam jabatan.

    Resepsi itu bukan soal undangan,
    Bukan soal VIP atau status tinggi,
    Baginya, ini soal hormat dan janji,
    Kado istimewa yang tak bisa ditunda lagi.

    BalasHapus
  9. Nama: Hanifah Nur Aini
    Nim: A310220067
    Kelas: 5B_Menulis Kreatif

    Judul cerpen yang ditransformasikan: Kekuatan air untuk energi
    karya: Darwin

    Kekuatan air

    Namaku air
    Aku sangat penting bagi kehidupan di bumi ini
    Aku sebagai pendukung kehidupan
    Pengatur suhu iklim dan penjaga ekosistem

    Aku bisa menghasilkan listrik
    Saat aku mengalir deras disungai
    Aku punya tenaga besar yang bisa memutar tubin
    Tubin adalah mesin besar yang mengubah gerakanku jadi listrik

    Setiap hari
    Aku terkena panas matahari
    Energi dari matahari
    Bisa kugunakan untuk memanaskan air di dalam tangki penampungan

    Setiap hari
    Manusia perlu air hangat untuk mandi atau mencuci
    Aku siap memberi panas yang kesimpan
    Hidup jadi lebih nyaman

    BalasHapus
  10. Nama : Barkah Retno Intan Widyatmo
    NIM : A310220049

    Judul "Cahaya di Ujung Senja"

    Cahaya di Ujung Senja

    Di tepi sungai, senja merekah,
    Bima duduk dalam sunyi yang indah.
    Langit merah, hati penuh makna,
    Ingatan pada ibu, terasa begitu dekatnya.

    Senja membawa damai di jiwa,
    Namun ada sepi yang tak hilang jua.
    Kakek tua di sisinya bertanya,
    “Mengapa di sini, nak, menatap langit tua?”

    “Senja ini milik Ibu dan aku,” kata Bima,
    "Kenangan tentangnya, selalu ada di sana."
    Kakek tersenyum, berkata pelan,
    “Matahari esok terbit, meski malam datang.”

    Gelap menyelimuti, tapi jangan takut,
    Harapan selalu menunggu, berdesir lembut.
    Seperti fajar yang pasti datang,
    Hidup memberi cahaya di ujung bimbang.

    BalasHapus
  11. Cerpen
    Judul: Senja di Pelabuhan Kecil
    Pengarang : Chairil Anwar


    Puisi:

    Senja merah di pelabuhan kecil,
    Angin laut berhembus lirih,
    Nelayan tua duduk sendiri,
    Menunggu waktu yang pergi.

    Kapal-kapal kecil di kejauhan,
    Mengikuti arus tanpa beban,
    Pelabuhan sunyi dalam kenangan,
    Seperti riak dalam lautan.

    Dulu kuat melawan badai,
    Kini lelah hanya terdiam,
    Di ujung dermaga menanti senja,
    Akhir dari segala perjalanan.

    BalasHapus
  12. Judul Cerpen: “Kucing yang selalu lapar”
    Karya: Lean D

    Judul Puisi “Si Putih Yang Lapar”
    Nama: Ahmad Afian Dwi Utomo
    Nim: A310220053
    Kelas: 5B_Menulis Kreatif

    "Si Putih yang Lapar"

    Mengapa kucing selalu mencuri?
    Tanya Kiki sambil merenung,
    Si kecil Putih berlari, bersembunyi,
    Kelaparan yang tak pernah berujung.

    Diintip, dikejar, si Putih berlari,
    Kaki kecilnya mencari makan,
    Namun hanya tamparan dan caci,
    Yang ia dapatkan, tak ada kasihan.

    Anak-anak kejam, sapu berayun,
    Kucing itu menangis, Kiki bersedih,
    Dengan tulang dan kasih yang ditawarkan,
    Lapar si Putih pun mulai terkikis.

    Kini tak lagi mencuri dan berlari,
    Si Putih yang dulu liar dan kumal,
    Menjadi sahabat setia yang damai,
    Karena hati yang lapar butuh disayang, bukan disakiti.

    BalasHapus
  13. Nama : Mohammad Ikhsanuddin Nafi
    NIM : A310220038
    Kelas : 5A - Menulis kreatif

    Judul cerpen : "Ketika Ayra suka Sakura"
    Karya : Tyas K W

    Judul puisi yabg di tranformasikan : "Dibawah langit Sakura"

    Di pagi yang sejuk, angin pun berbisik,
    Seorang anak kecil berlari riang.
    Dengan senyum lembut, ia berteriak,
    “Ibu, kapan kita lihat bunga sakura?”

    Ibunya tersenyum, lembut menatap,
    Mengusap kepala si buah hati.
    “Akan tiba saatnya, Nak, bersiaplah,
    Ketika sakura bermekaran nanti.”

    Anak itu memandang langit biru,
    Membayangkan pohon yang dipenuhi bunga.
    Kelopaknya merah muda, terbang lembut,
    Menari-nari bersama angin yang melintas.

    “Ibu, aku ingin lihat sakura bersamamu,
    Di bawah langit yang penuh harapan.
    Bunga-bunga indah, terbang bersatu,
    Seperti cintamu yang tak pernah padam.”

    Dan ibu pun memeluknya erat,
    Sembari berbisik, “Tenanglah, Sayang.
    Saat sakura bersemi dengan hangat,
    Kita akan berdiri di bawahnya, menatap tenang.”

    Di dalam hati si anak kecil berjanji,
    Akan menunggu sabar, penuh cinta.
    Untuk sakura yang akan mekar nanti,
    Dan momen indah bersama ibunda tercinta.

    BalasHapus
  14. Nama: Karizta Putri Salekha
    NIM: A310220037
    Kelas: A- Menulis Kreatif

    Judul Cerpen: Senyum yang Hilang
    Karya: Dwi Rahmawati
    Judul Puisi: Senyum yang Kembali

    Senyum yang Kembali

    Di balik cermin yang dulu redup
    Ada rindu tersimpan dalam diam
    Peti kayu kecil penuh rahasia
    Menjaga kenangan dalam malam

    Elena mencari senyum yang hilang
    Dalam bayangan yang dulu berkilau
    Namun cermin tak lagi memantul
    Hanya sunyi di hatinya yang sendu

    Cermin berbisik tanpa suara
    Elena menyentuhnya perlahan
    Senyum yang hilang kembali menyusup
    Menghangatkan hati yang hampa

    Cahaya kembali menghiasi wajah
    Tak lagi kusam, tak lagi gelap
    Senyum yang hilang kini bersinar
    Di hati, dalam cermin dan udara pun segar

    Mama memeluk dalam hangat kasih
    Papa tersenyum dalam tenang
    Senyum Elena telah kembali
    Kini tak akan lagi hilang

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Nama : Faridah Umi Hanifah
    NIM : A310220087
    Kelas : C – Menulis Kreatif

    Transformasi dari cerpen : “ Kemana, Pak No? “
    Karya : Wahyu Widyaningrum

    Pelajaran dari Pak No

    Pak No tak hadir, sekolah jadi gersang
    Murid bingung, halaman kotor terbentang
    Tiga sekawan usil, namun hati tak senang
    Mereka sadar, peran penjaga sungguh penting

    Bersama-sama, mereka rawat sekolah tercinta
    Menyapu, menyiram, tak lagi hanya bercanda
    Keusilan berubah jadi sikap bertanggung jawab nyata
    Ketika Pak No kembali, senyum bangga terpancar di wajahnya

    Pelajaran berharga tentang menghargai yang biasa
    Peran kecil namun besar dampaknya terasa
    Kini murid-murid lebih peka dan dewasa
    Sekolah bersih, indah, berkat kerja sama semua

    Dari cerita ini, kita belajar peduli sesama
    Menghargai peran setiap orang tanpa terkecuali
    Kebersamaan dan gotong royong jadi makna utama
    Untuk menciptakan lingkungan yang harmoni

    BalasHapus
  18. Nama : Kherin Nisa Ayu Mawarni
    Nim : A310220040
    Kelas : A - Menulis Kreatif
    Tranformasi dari cerpen yang berjudul : “Saat aini malas pulang”
    Judul Cerpen : Malas Pulang

    Ibu memarahiku setiap hari,
    Tapi aku tahu hatinya peduli,
    Saat kubayang ibu tak lagi di sini,
    Aku ingin pulang, secepat kilat kembali.

    Adik-adikku sering mengganggu,
    Namun tanpa mereka sepi terasa waktu,
    Meski jeritan tangis dan tawa bersatu,
    Rumah itulah tempatku berlindung selalu.

    Langit sore kulihat jauh di sana,
    Namun kenyataan tak bisa ku elak begitu saja,
    Kuburan itu membuatku sadar seketika,
    Tak apa dimarahi, asal ibu tetap ada.

    Kini langkahku bergegas menuju rumah,
    Tak peduli jika marah Ibu masih tersisa sudah,
    Yang penting aku pulang dengan hati cerah,
    Karena ibu, adik, dan rumah, itulah tempatku berserah.

    BalasHapus
  19. Judul Cerpen : Es krim Pak Kumis
    Karya : Oktavia Yuningsih
    Sumber : Majalah Bobo

    Nama : Nisa Ashari Putri
    Kelas : 5C

    Es Krim dan Kebahagiaan

    Es krim, manis dalam genggaman
    Mencair lembut di bawah matahari terang
    Seperti tawa yang tak pernah hilang
    Mengisi hari-hari dengan kenangan

    Setiap gigitan adalah kebahagiaan
    Rasa vanila, cokelat, stroberi pun datang
    Melumerkan lelah di hati yang diam
    Membawa ceria yang tak terbayangkan

    Di tangan anak-anak yang riang
    Es krim adalah mimpi yang terbang
    Warna-warni dalam tiap rasa
    Seolah dunia penuh sukacita

    Es krim tak hanya dingin di lidah
    Tapi hangat di dalam jiwa yang lelah
    Sejenak, dunia jadi sempurna
    Dengan manisnya, hilanglah segala duka

    BalasHapus
  20. Nama: Siti Layinatul Halimah
    NIM: A310220017
    Kelas: 5A

    Judul Cerpen: Layangan Bali
    Karya: Adit Galih

    Layangan Di Langit Bali

    Dibawah langit biru terukir cerita
    Layangan Bali melayang tanpa cela
    Nyoman tersenyum sambil memandang
    Benang digenggam, mengantar mimpi ke awan

    "Hebat", bisik angin disela-sela daun
    Layangan terbang tinggi, tak tersentuh debu
    Pak Narong datang, dari negeri sebrang
    Memberi senyum dan pelajaran

    Seni layangan pak Narong ajarkan
    Menyatukan hati diantara benang-bennag bersambut
    Ditiap simpul benang terselip doa
    Angin Thailand dan Bali menyatu tanpa suara

    Nyoman belajar dengan penuh sabar
    setiap tarikan benang, keajaiban terjalin
    Minggu depan janji dilantunkan
    Pak Narong akan datang berbagi pelajaran

    Ah, layangan indah melambai diangkasa
    Terbang tinggi membawa cerita asa
    Nyoman dan teman penuh senang
    Menunggu hadiah layangan gemilang

    BalasHapus
  21. Nama : Shanty Noor Azizah
    NIM : A310220101
    Kelas : 5C

    Judul cerpen : Rahasia Kukuh
    Karya : Ruri Ummu Zayyan
    Sumber : Majalah Bobo

    Rahasia di Balik Lari Kukuh

    Fandi berlari, tak mau kalah,
    Kukuh di depan, tak terkejar sudah.
    Nafas tersengal, kaki terasa berat,
    “Ah, Kukuh pasti menang,” gumam Fandi, sesal menggumpal.

    Berkali-kali berlatih, pagi dan petang,
    Namun Kukuh selalu lebih cemerlang.
    Seleksi lari tinggal menanti,
    Fandi hanya bisa berharap meski hati mulai mati.

    Kukuh mendekat, senyum tersungging,
    “Mau tahu rahasia suksesku?” ia berbisik ringan.
    Langkah larinya cepat, tubuhnya ringan,
    Ada cara, ada rahasia yang ia simpan.

    Fandi penasaran, ingin tahu lebih banyak,
    “Tunggu, apa rahasia yang kau bawa?”
    Namun Kukuh tetap tersenyum samar,
    Menanti waktu tepat, saat rahasia benar-benar dibeberkan.

    Mereka berjalan pulang berdua,
    Fandi bingung, arah tak biasa.
    “Kukuh pindah,” Fandi baru tahu,
    Tiga bulan sudah, rumahnya tak lagi dekat sekolah.

    Lelah, mereka duduk di bawah pohon,
    Minum bersama, di tengah jalan yang panjang.
    Rahasia lari Kukuh akhirnya terungkap,
    Bukan hanya kaki, tapi hati yang harus tegap.

    Kukuh berbicara tentang jalan-jalan panjang,
    Tentang naik angkot, melintasi pasar.
    Langkahnya kuat karena terbiasa,
    Bukan sekedar lari, tapi hidup penuh asa.

    Rahasia Kukuh kini Fandi pahami,
    Latihan dan kesabaran, bukan sekadar lari.
    Kini Fandi mengerti,
    Rahasia lari adalah tekad yang tak pernah mati.

    BalasHapus
  22. Nama : Rifka Hikmahwati
    Nim : A310220007
    Kelas : 5A

    Judul Cerpen : Gendang bersuara
    Sumber : Majalah Bobo

    Gendang bersuara dan labu ajaib
    Dalam sunyinya hutan berkelana
    Terdapat kesah dari masa lama
    Gendang ajaib berbunyi merdu
    Menggema merdu menembus kalbu

    Tabuhlah satu, hutan terjaga
    Tabuhlah dua, datang bahagia
    Labu misterius ditangan sang raja
    Tersembunyi rahasia tak terduga

    Namun siapa yang serakah didalam
    Akan terkurung dilabu kelam
    Gendang tak bunyi Haning tanpa gema
    Tinggalah kesunyian, bersama dilema

    BalasHapus
  23. Nama : Dicky Setyawan
    NIM : A310220045
    Kelas : B

    Puisi dari Cerpen: "Robohnya Surau Kami"
    Karya : A.A Navis

    Surau yang Runtuh

    Di surau tua, kakek terdiam,
    Menyeka debu dari sajadah kusam,
    Dengan doa, ia bicara pada Tuhan,
    Namun di hatinya, ada beban terpendam.

    Setiap langkah kaki penuh sujud,
    Namun dinding-dinding surau mulai surut,
    Tak ada lagi yang datang mendengarkan,
    Kecuali dirinya dan kesunyian yang diam-diam menyerang.

    “Apakah ibadahku berarti?”
    Begitu ia bertanya, sambil menatap langit sepi.
    Lelaki muda datang dan berkata,
    “Kehidupan lebih dari sekadar doa dan surga.”

    BalasHapus
  24. Nama : Meidila
    Nim : A310220086
    Kelas : 5B

    Carpen: "Titipan Tante Arin"
    karya : :Hairi Yanti"


    Titipan dari rumah

    Dikota kembang, warna-warnı bermekaran
    Tapı hatiku rindu, pada yang tak terlupakan
    Ikan asin, mandai, sederhana tapi nikmat
    Titipan tante arin, kenanganku yang teramat

    Awalnya heran, mengapa dibawa jauh
    Di bandung banyak makanan, yang manis dan gurih
    Namun saat kurasakan, di lidah yang rindu
    Ternyata, rumahku, selalu ada disini

    Kota Bandung Indah, dengan segala pesona
    Tapı hatiku tetap merindu, pada rasa yang sederhang
    Ikan asın, mandi, bukan sekedar santapan
    Tapi peluk hangat keluarga, disetiap suapan

    BalasHapus
  25. Khayya Meilina Eka Hastuti
    A31022006/5B

    Puisi dari tercerah: Puasa Arafah pertama dan terakhir, dari majalah Naashiha

    Judul: Harga bahagia

    Banyak, rahasia tersimpan dalam jiwaku
    Membisu
    Terbisu
    Bisu

    Isak disunyi
    Lirih mengisi sanubari
    Arafah di bulan haji
    untuk hijrah pertama dan terakhir
    Pertama, obat laraku
    terakhir, obat pintaku
    Terkabul

    dijemput posisi terindah
    dijemput senyum penyesalan
    dijemput harum firdaus
    dijemput Sang Nur tercerah

    BalasHapus
  26. Nama: Pramesti Kusumawardhani
    NIM: A310220056
    Kelas: 5B
    Mata kuliah: Menulis Kreatif

    Judul: Penepatan kita

    Dibalik senyumanmu yang tenang
    Ada janji yang kau bawa, tanpa bimbang
    Hadiah kecil berhiaskan pita merah
    Mengikat kenangan dalam setiap langkah

    Namun waktu berlalu membawa luka
    Tawa palsu dan pukulan yang mendera
    Meski terluka, aku tetap berdiri
    Menanti janji yang akan kembali berseri

    Sumber dari Cerpen "Promise" karya Khauliya Mufarikha pada Majalah Naashiha Edisi XXI

    BalasHapus
  27. Nama: Hana Jihan Fadhila
    NIM: A310220072
    Kelas: 5B

    Judul Puisi: Membuang Mutiara
    Kaki yang tak kuat lagi tuk berdiri
    Senyum keriput berseri
    Penantian panjang akan temu buah hati
    Swastamita menatap sedih
    Pada hasta yang lunglai
    Dengan secarik kertas putih
    Berisi angan yang tak kembali

    Sumber majalah NaaShiha dengan cerpen berjudul "Secarik Kertas Untuk Ibu"

    BalasHapus
  28. Nama: Fatimah Nurul Ramadhani
    Nim: A310220062
    Kelas: Menulis Kreatif/5B
    Judul Puisi: I Love Pesantren
    Sumber Cerpen: Majalah Naashiha MTS N Surakarta II, Edisi 18, Karya Alifah Kamila Nisri/ VIII A2

    I love Pesantren

    Aku sudah kelas 6 SD
    Kelulusanku hanyalah tinggal menghitung waktu
    Pesantren adalah putusan dari kedua orang tuaku
    Walau hati menolak, tapi apalah dayaku

    Hari itu tiba, dimana kedua orangtuaku mengantar ketempat itu
    Di pesantren itu aku harus melewati tes
    Mengerjakan soal dengan asal-asalan adalah caraku
    Agar tidak lulus ditempat itu

    Sungguh aku sangat tidak ingin ditempat itu
    Aku sudah berusaha untuk menolak dan merayu kedua orangtuaku
    Tapi kata "Kamu harus tetap sekolah disana agar kamu lebih mandiri"
    Alasan klise yang diberikan oleh kedua orangtuaku

    Hari itu, hari dimana aku memulai kehidupan baruku ditempat itu
    Berpisah dengan orang tuaku adalah hal yang menyayat hati
    Hari-hari kulalui dengan menyendiri dan menangis dalam diam
    Untungnya aku bertemu denganmu, Tia

    Teman sekamarku yang sangat menyayangiku
    Tia adalah sahabat sekaligus penyemangat aku menempuh pendidikan ditempat itu
    Pada akhirnya aku dapat berbaur dengan orang-orang di sana
    Aku sangat menyukai tempat itu

    BalasHapus
  29. Nama: Bilqiis Auradeswim
    Nim: a310220063
    Kelas: 5B
    Judul puisi: Sahabat Peri Sungai
    Sumber cerpen: Majalah Bobo kilas balik Indonesia 2018

    Sahabat Peri Sungai

    Sahabat Peri Sungai...
    Ketahuilah pertemuan adalah perpisahan yang tertunda
    Tepat saat ayam desa berkokok
    Kedua sahabat itu berpisah

    Mendapat teman tulus adalah hadiah
    Kebaikan hatimu bak aroma teh terbaik
    Kesedihan karena perpisahan bak membakar dupa
    Perih bila asapnya terkena mata

    Peri Sungai...
    Terimakasih atas kebaikan hatimu
    Ketulusanmu adalah hadiah terbaik
    Selamanya kau dan aku adalah sahabat

    BalasHapus
  30. Nama : Marlina Yuan Meilawati
    NIM : A310220036
    Kelas : 5A - Menulis Kreatif

    Judul Cerpen : Gara-Gara Nenek Lupa
    Karya : L.Olivia
    Judul Puisi : Rindu yang Keliru

    Rindu yang Keliru

    Di ujung tahun yang cerah,
    Rino dan keluarga bersiap penuh gairah.
    Liburan menanti dengan senyum merekah,
    Desa Nenek selalu menjadi arah.

    Namun kali ini, ada yang berbeda,
    Nenek ingin ke kota, lupa agenda.
    Rindu cucu buatnya lupa janji,
    Bahwa pantai adalah tujuan kami.

    Ada salah, tapi tak mengurangi,
    Hangatnya cinta dalam sanubari.
    Rino, Ela, Ayah, dan Ibu berangkat juga,
    Menuju desa yang penuh nostalgia.

    Akhirnya mereka tiba, tawa lepas,
    Kesalahan kecil segera terhapus,
    Rindu terpenuhi, hati kembali pulih,
    Liburan penuh canda, cinta takkan sirna.

    Meski ada keliru dalam langkah,
    Tak ada yang hilang dari tawa cerah.
    Akhirnya bahagia pun terjalin erat,
    Di tahun ini, rindu kita terselamatkan.

    BalasHapus
  31. Nama : Rosalia Arofatul Ihsani
    NIM : A310220047
    Kelas : 5B - Menulis Kreatif

    Judul Cerpen : Hatarakibachi
    Karya : Awit Radiani
    Judul Puisi : Pertemuan Kembali

    Secarik surat undangan itu 
    Ia berikan khusus padaku
    Seniman dari negeri seberang 
    Yang dipersilakan untuk bertandang

    Namun, hatiku kian terasa gamang
    Segalanya terasa begitu timpang
    Pantaskah aku berdiri disini
    Sementara namaku masih kecil di negeri sendiri

    Angin musim semi menerpa rambutku
    Mengantarkan jejak kaki ini
    Tuk menyambangi Tokyo Sky Tower yang menjulang tinggi
    Sembari melihat lalu lalang hatarakibachi

    Di sini hari-hari sibuk selalu datang
    Sementara persaingan tak menyisakan ruang 
    Menjelma kaum yang tak mengenal diam
    Ramai kutu pekerja yang tak mengenal redam



    BalasHapus
  32. Nama : Visa Putri Aprilia
    Nim : A310220080
    Kelas : 5 B / Menulis Kreatif

    Judul Cerpen : Timun Mas
    Karya : Rahmah Asa
    Judul Puisi : Keberanian Yang Tak Terpadamkan

    Keberanian Yang Tak Terpadamkan

    Di tengah hutan, sunyi dan sepi,
    Mbok Randa berdoa, harapan tak henti.
    Dari biji timun, lahirlah Timun Mas,
    Seorang gadis cantik, bawa harapan yang luas.

    Namun janji raksasa datang menagih,
    Saat Timun Mas beranjak dewasa, hati bergetar.
    Dengan kasih sayang, ibunya berdoa,
    Mencari cara agar anaknya selamat dari bahaya.

    Empat benda ajaib diberikan sang petapa:
    Biji timun, jarum, garam, terasi yang berharga.
    Timun Mas berlari, raksasa mengejar,
    Dia taburkan biji, ladang timun tumbuh subur.

    Jarum dilemparkan, bambu berduri menjulang tinggi,
    Garam ditaburkan, jadi lautan tak terperi.
    Namun raksasa tak gentar, mendekat lagi,
    Hingga terasi terakhir mengubah tanah jadi lumpur sepi.

    Raksasa tenggelam dalam lumpur pekat,
    Timun Mas selamat, hatinya penuh syukur dan semangat.
    Bersama ibunya kini hidup bahagia dan damai,
    Menghadapi dunia dengan cinta yang takkan sirna dan pergi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN MAJALAH SEKOLAH 2024 KELAS A, B, DAN C