MATA KULIAH FONETIK II A PERTEMUAN KESEMBILAN

 

Assalamualaikum wr. wb.,

Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi yang melaksanakan puasa, bagi yang berhalangan mudah-mudahan diberi kesempatan dan bisa menjalankan puasa di waktu-waktu berikutnya.

Selama dua minggu yang lalu Anda sudah mengikuti e-uts semoga hasil ujian memuaskan. Aamiin. Ingat kembali bahwa materi yang dipelajari dalam fonetik sebagai berikut.

MATERI
	I.            Pengertian Fonetik
	II.            Objek Kajian Fonetik
	III.            Hakikat Bunyi
	IV.            Bunyi Bahasa, dan Cara Mengkaji Bunyi Bahasa
	V.            Manfaat Belajar Fonetik
	VI.            Jenis Fonetik
	VII.            Proses Produksi Bunyi Bahasa
	VIII.            Alat Ucap Manusia
	IX.            Fungsi Alat Ucap Manusia
	X.            Bunyi Segmental Bahasa Indonesia
	XI.            Bunyi Suprasegmental Bahasa Indonesia
	XII.            Deskripsi Bunyi Segmental (Vokoid dan Diftong) Bahasa Indonesia
	XIII.            Deskripsi Bunyi Segmental (Kontoid) Bahasa Indonesia
	XIV.            Konsep Transkripsi, Translate, dan Transliterasi
	XV.            Transkripsi Fonetis Bahasa Indonesia

 

Materi sampai tengah semester materi I sampai dengan IX, sedangkan X sampai dengan XV dipelajari tengah semester selanjutnya.  Setelah e-uts ini pertemuan kesembilan mempelajari materi X dan XI : bunyi segmental dan bunyi suprasegmental bahasa Indonesia. Minggu depan kita sudah masa libur hari raya Idul Fitri 1442 H.  Kuliah aktif kembali tanggal 21 Mei 2021.

Baiklah, marilah kita memfokuskan diri ke materi bunyi bahasa segmental dan suprasegmental.

Bunyi yang dihasilkan melalui arus udara yang mengalami --proses mengalir udara dari paru-paru, proses fonasi, proses oro-nasal, dan proses artikulasi. Bunyi dapat disegmentasi sehingga ditentukan bunyi segmental, namun yang berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek, dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bunyi yang tidak dapat disegmentasikan inila yang disebut  bunyi suprasegmental atau prosodi.

 

Klasifikasi bunyi

Klasifikasi bunyi terdiri (a) bunyi segmental dan (b) bunyi suprasegmental. Bunyi segmental ialah bunyi yang dapat disegmentasikan. Artinya, bunyi yang bisa dibagi-bagi. Misal: orang mengucapkan sandal. Ucapan kata sandal [sandal] dipilah-pilah [s] [a] [n] [d] [a] [l]. Ada lima bunyi segmental dalam ucapan kata sandal.Sedangkan bunyi suprasegmental ialah ciri-ciri ucapan yang menyertai saat bunyi segmental tersebut diucapkan.

 

Bunyi segmental

Bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan konsonan.

Bunyi vokal yaitu bunyi yang dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Pada pita suara yang terbuka sedikit itu bergetar saat dilalui arus udara yang dialirkan dari paru-paru (lungs). Arus udara itu tidak mengalami hambatan sehinga melalui rongga mulut (mouth cavity).

Bunyi konsonan yaitu bunyi yang dihasilkan dengan adanya hambatan arus udara dari paru-paru/mengalami proses artikulasi atau mendapatkan hambatan. Bunyi konsonan ada yang bersuara ada yang tidak bersuara. Hal ini tergantung pada bergetar atau tidak pita suara saat udara mengalir di daerah itu.

Apabila diperhatikan, ada perbedaan antara bunyi vokal dengan bunyi konsonan. Walaupun, arus udara sama dialirkan melalui daerah pita suara, untuk bunyi vokal tidak ada hambatan di rongga mulut atau rongga hidung. Sedangkan bunyi konsonan pada proses mengalirnya udara setelah dari daerah pita-pita suara terjadi hambatan di rongga mulut atau rongga hidung.

 

Kualitas bunyi

Kualitas bunyi yang dihasilkan seseorang sangat tergantung pada ketepatan dalam memanfaatkan alat ucap yang dimiliki. Seseorang dikatakan, misal memiliki kualitas suara yang bagus jika dirinya menghasilkan bunyi bahasa sesuai dengan posisi lidah, bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal dan horisontal.  Secara vertikal: tinggi, tengah, dan rendah, secara horisontal: depan, pusat, dan belakang. Bentuk mulut: membundar pada saat mengucapkan vokal dan tidak membundar pada saat mengucapkan vokal. Ada pula striktur (hubungan posisional antara lidah dan langit-langit) yang berpengaruh pada kualitas bunyi vokal. Agak beda dengan bunyi konsonan yang sepenuhnya dipengaruhi olah hambatan yang terjadi pada daerah artikulasi.

Bunyi suprasegmental

Penyebutan bunyi  ini ada yang menyebut dengan istilah prosodi, unsur suprasegmental, atau ciri-ciri prosodi. Ketika seseorang mengucapkan bunyi, maka tidak bisa tidak ada ciri-ciri pengucapan yang menyertai saat bunyi segmental diucapkan. Jadi bunyi suprasegmental ini menyertai, mengikuti, di atas. Perhatikanlah! Bunyi suprasegmental dalam buku Fonetik!

Cukuplah kiranya pengetahuan mengenai bunyi bahasa yang digolongkan ke dalam dua bagian. Pertama, bunyi segmental dan Kedua, bunyi suprasegmental.

Silakan Anda di saat yang terbaik melakukan latihan-latihan mengucapkan bunyi bahasa Indonesia. Latihan pengucapan atau pelafalan bunyi-bunyi bahasa, baik dilakukan dengan melafalkan bunyi itu terpisah dengan bunyi yang lain, maupun saat bunyi itu berada dalam sauan lingual kata. Selamat berlatih!

Demikianlah, perkuliahan pada kesempatan ini. Semoga selalu bersemangat! Jaga kesehatan. Jaga kebersihan. Selamat berlibur dalam liburan hari raya Idul Filtri. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah swt. Aamiin.

 

Selasa, 4 Mei 2021

 

Drs. Agus Budi Wahyudi, M . Hum.   

 

Keterangan:

Bukti keaktivan kuliah ditandai dengan: Ungkapan baik saat diri kita menjalankan ibadah puasa.

Tulis di komentar dalam laman blogspot ini.