FONOLOGI KELAS III B 29 DESEMBER 2021

 Letakkan hasil diskusi Anda di sini!

Komentar

  1. Kelompok 6
    Nama anggota:
    1. A310200068_Dinda Cholifah
    2. A310200069_ Deni Surya Pratama
    3. A310200101_Risma Aistisya

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawaban: Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran, yang kita sebut kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal. Jadi adanya distribusi fonem di awal kata dan ada yang tidak di awal kata adalah karena perbedaan jenis fonem, yaitu fonem vokal dan fonem konsonan.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawaban: Fonem /y/ diberi rumus 1/2K yang berarti fonem /y/ adalah fonem setengah konsonan, karena saat mengucapkan fonem /y/ pada kata saya udara yang dikeluarkan pada daerah artikulasi tidak memiliki hambatan yang berarti dengan kondisi bibir yang terbuka. Aproksiman yaitu artikulator aktif dan pasif membantuk ruang yang mendekati posisi terbuka, misal dalam pembentukan fonem vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Sehingga fonem /y/dikatakan sebagai fonem setengah konsonan.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawaban: Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernapasan sebagai sumber tenaganya. Sumber tenaga itu berupa udara yang keluar dari paru-paru. Pada mulanya udara dihisap oleh paru-paru, kemudian dihembuskan sewaktu bernafas. Udara yang dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil bunyi bahasa) itu mengalami perubahan pada pita suara yang terletak pada pangkal tenggorokan. Arus udara yang keluar dari paru-paru itu dapat membuka kedua pita suara yang merapat sehingga mengakibatkan corak bunyi bahasa tertentu. Gerakan membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan arus udara dan udara disekitar pita suara itu berubah tekanannya dan bergetar. Perubahan bentuk saluran udara itulah yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda. Selain itu dalam praktik bertutur, fonem atau bunyi bahasa itu tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan saling berkaitan di dalam suatu runtutan bunyi hal itulah yang bisa saja mempengaruhi perubahan bunyi.

    BalasHapus
  2. Hasil diskusi kelompok.
    Kelompok 2.
    Nama anggota:
    1. Yuni Diyan Dari_A310200058
    2. Fuad Hanafi_A310200060
    3. Ernawati_A310200105
    Kelas 3B

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab: Distribusi fonem adalah letak atau posisi suatu fonem dalam suatu satuan yang lebih besar yaitu tutur, morfem, atau kata. Dalam satuan yang lebih besar dari fonem itu, terdapat tiga posisi untuk setiap fonem, yaitu posisi awal (inisial), posisi tengah (medial), dan posisi akhir (final). Sebuah fonem berdistribusi awal apabila letaknya terdapat pada awal satuan itu dan disebut berdistribusi medial, apabila fonem itu terletak di tengah satuan itu, serta berdistribusi final, bila fonem itu terletak pada akhir satuan itu. Terdapat empat cara menentukan distribusi suatu fonem, yaitu dalam tutur, dalam morfem, dan dalam silaba, serta hubungan urutan vokal atau konsonan. Dalam hubungan dengan silaba, fonem-fonem itu dapat berposisi sebagai tumpu (awal silaba), inti atau puncak silaba, dan koda (akhir suku). Setiap vokal hanya berfungsi sebagai inti atau puncak silaba. Setiap konsonan hanya berfungsi sebagai tumpu atau koda. Tidak setiap konsonan menempati distribusi akhir (final).

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    jawaban: fonem /y/ diberi rumus 1/2K yang berarti fonem /y/ adalah fonem setengah konsonan, karena saat mengucapkan fonem /y/ pada kata saya udara yang dikeluarkan pada daerah artikulasi tidak memiliki hambatan yang berarti dengan kondisi bibir yang terbuka.sehingga fonem /y/dikatakan sebagai fonem setengah konsonan.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Hal tersebut terjadi karena adanya asimilasi dalam suatu fonem. Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama menjadi bunyi yang sama
    atau hampir sama. Hal ini disebabkan karena bunyi-bunyi bahasa itu diucapkan secara
    berurutan sehingga berpotensi untuk saling memengaruhi dan dipengaruhi. Contoh:

    kata /sabtu/ dalam bahasa Indonesia lazim diucapkan /saptu/. Terlihat bunyi [b]

    berubah menjadi bunyi [p] sebagai akibat dari pengaruh bunyi [t]. Perubahan tersebut

    merupakan jenis asimilasi fonemis.

    Contoh lain terdapat pada kata masa dengan massa, sangsi dengan sanksi, bank dengan bang, dan lain sebagainya. 

    BalasHapus
  3. Kelompok 5
    1. Wahyu Mardaning Hardiyanti (A310200065)
    2. Junita Arliniwaty (A310200067)
    3. Nofiko Azalea Inzaghi (A310200102)

    Hasil disukusi :
    A. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab :
    Fonem vokal yang berdistribusi di awal kata maupun tidak itu terjadi karena perbedaan kedudukan dalam setiap kata. Ada fonem yang dapat berdistribusi lengkap, dalam arti bahwa fonem yang bersangkutan dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir kata, tetapi ada juga fonem yang distribusinya tidak lengkap. Fonem yang distribusinya tidak lengkap hanya dapat menempati satu, atau dua posisi dalam kata. Fonem yang demikian, misalnya, hanya menempati posisi awal kata saja, hanya menempati posisi tengah kata saja, hanya menempati posisi akhir kata saja, atau dapat juga fonem tersebut hanya menempati posisi awal dan tengah, awal dan akhir, atau tengah dan akhir kata saja. Selain setiap fonem berbeda distribusinya dalam suatu bahasa, jika kebetulan dua bahasa memiliki satu fonem yang sama maka fonem yang sama dalam dua bahasa tersebut juga tidak selalu sama distribusinya. Perbedaan distribusi fonem merupakan salah satu karakteristik dari tiap-tiap bahasa.

    B. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab :
    Fonem /y/ diberi rumus 1/2K artinya fonem /y/ adalah fonem setengah konsonan, karena saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni yang dibentuk dengan tempat artikulasi yang berupa bibir atas dan bibir bawah dan fonem /y/ merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vokal pada akhir suku kata. Sehingga pada kata "saya" pada fonem /y/ dirumuskan dengan fonem setengah konsonan.

    C. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab :
    Satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena varian pelafalan fonem tersebut dilafalkan berdasarkan posisi dalam kata. Misalkan fonem /r/ dalam bahasa indonesia, ("rapuh") dilafalkan pada posisi awal, ("huruf") dilafalkan ditengah, dan berbeda dengan fonem ini pada posisi akhir ("besar"). Pelafalan yang berbeda tidak membedakan arti. Alfonon mempunyai kemiripan fonetis atau kemiripan bunyi. Misalnya fonem /e/ yang memiliki tiga fonem dengan perbedaan cara pengucapan /e/ pada kata tenang, tembak, empuk.

    BalasHapus
  4. Hasil diskusi Kelompok 7
    Nama anggota :
    1. A310200070_Hanifah Fitriyani
    2. A310200071_Devi Yolanda
    3. A310200100_Mega Ayu Lestari

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawaban : Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran, yang kita sebut kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.
    • Semua fonem vokal dapat berdistribusi pada semua posisi (awal, tengah, dan akhir) kecuali vokal /¶/ yang hanya berposisi pada awal dan tengah; tetapi tidak dapat pada posisi akhir.
    • Fonem diftong atau gugus vokal pada umumnya hanya menduduki posisi akhir, kecuali diftong /aw// yang dapat menduduki posisi awal dan akhir.
    • Semua fonem konsonan dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir; kecuali fonem /w/, /ñ/, /j/, /c/, dan /g/ yang tidak dapat menduduki posisi akhir; dan fonem /?/ yang tidak dapat menduduki posisi awal.
    Mengenai gugus konsonan:
    a) Semua gugus konsonan dapat menduduki posisi awal, kecuali gugus /by/ yang tidak dapat.
    b) Posisi tengah dapat diduduki oleh gugus /bl/, /br/, /by/, /dr/, /dy/, /fl/, /gl/, /ks/, /kw/, /pr/, /skr/. dan /tr/ yang lainnya tidak dapat.
    c) Satu-satunya gugus yang dapat menduduki posisi akhir adalah /ks/.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    Jawaban : Bila kita menulis struktur fonem kata saya maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K karena /y/ merupakan huruf semi vokal. Semi vokal atau vokal non-suku kata , adalah suara yang secara fonetis mirip dengan bunyi vokal tetapi berfungsi sebagai batas suku kata, bukan sebagai nukleus suku kata. Fonem /y/ pada kata "saya" sebenarnya tergolong konsonan tetapi pada saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawaban :Karena pengertian dari fonem itu sendiri yaitu bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Dan alofon adalah variasi dari sebuah fonem, yaitu bunyi yang merupakan proses realisasi atau penjabaran dari sebuah fonem. Sebuah fonem merupakan konsep abstrak karena kehadiran fonem dalam ujaran diwakili oleh alofon yang sifatnya nyata, dapat didengar dan diamati secara empiris. Selain itu alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis atau kemiripan bunyi. Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda, sebab sangat tergantung dengan lingkungannya. Padaa bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus
  5. Kelompok 11
    1. Falia Amaranila M (A310200082)
    2. Bernicha Andria D (A310200083)
    3. Abidah Ulul A (A310200094)
    4. Nessa Mariska N (A310200096)

    Hasil diskusi

    2. Diskusikan permasalahan berikut!
    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab: Ada fonem yang dapat berdistribusi lengkap, dalam arti dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir kata, tetapi ada juga fonem yang distribusinya tidak lengkap. Fonem yang distribusinya tidak lengkap hanya dapat menempati satu atau dua posisi dalam kata. Fonem yang demikian, misalnya, hanya menempati posisi awal kata saja, hanya menempati posisi tengah kata saja, hanya menempati posisi akhir kata saja, atau dapat juga fonem tersebut hanya menempati posisi awal dan tengah, awal dan akhir, atau tengah dan akhir kata saja. Selain setiap fonem berbeda distribusinya dalam suatu bahasa, jika kebetulan dua bahasa memiliki satu fonem yang sama, maka fonem yang sama dalam dua bahasa tersebut juga tidak selalu sama distribusinya. Perbedaan distribusi fonem merupakan salah satu karakteristik dari tiap-tiap bahasa.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab: Fonem [y] merupakan huruf semivokal, jadi dapat ditulis ½K. Hal ini juga berlaku pada fonem [w] yang juga termasuk huruf semivokal. Karena semivokal merupakan bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun konsonan. Semivokal bukan vokal yang murni, bukan pula konsonan yang murni.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab: Karena pengertian dari fonem itu sendiri yaitu bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Dan alofon adalah variasi dari sebuah fonem, yaitu bunyi yang merupakan proses realisasi atau penjabaran dari sebuah fonem. Sebuah fonem merupakan konsep abstrak karena kehadiran fonem dalam ujaran diwakili oleh alofon yang sifatnya nyata, dapat didengar dan diamati secara empiris. Selain itu alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis atau kemiripan bunyi.

    BalasHapus
  6. Kelompok 3
    Nama anggota :
    1. Ahnafa Nur Anggoro (A310200055)
    2. Aprillia Dwi Hastuti (A310200061)
    3. Raden Roro Ramadhanty Putri K. (A310200062)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab:
    Distribusi fonem merupakan letak suatu fonem di dalam satu satuan ujaran, yang bisa kita sebut sebagai suatu kata ataupun morfem. Pada umumnya, fonem bisa pada posisi awal kata, di tengah kata, ataupun di akhir kata. Secara khusus satu per satu, terdapat fonem yang dapat terletak pada ketiga posisi itu, namun terdapat pula yang tidak bisa dan hanya terletak pada posisi awal saja, ataupun posisi akhir saja. Fonem vokal selalu mendapatkan posisi pada seluruh tempat, berkenaan dengan letaknya sebagai puncak kenyaringan pada setiap silabel. Sementara itu fonem konsonan tidak selalu demikian, karena mungkin saja bisa menduduki awal serta akhir namun bisa juga hanya menduduki posisi pada awal saja. Jadi hal yang mendasari adanya fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata disebabkan oleh jenis-jenis fonem yang berbada, yakni fonem vokal dan fonem konsonan.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    Jawab :
    Karena Huruf y merupakan semivokal, jadi ditulis ½konsonan.
    Contoh:
    Sa ya
    KV ½KV
    Huruf semivokal itu ada 2, yaitu huruf "w" dan "y".

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab:
    Karena fonem tersebut sangat tergantung dengan lingkungannya. Pada bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus
  7. Nama anggota kelompok 13:
    1. Bayu Dwi Nugroho (A310200086)
    2. Athifah M.W.L (A310200087)
    3. Aida Fitriani (A310200091)
    4. Affri Sasanti Dwihana (A310200092)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bahasa Mor memiliki 23 buah fonem segmental yang terdiri atas enam belas konsonan dan tujuh fonem vokal. Fonem-fonem tersebut, yaitu /p/, /B/, /t/, /d/, /k/, /g/, /j/, /m/, /n/, /s/, /r/, /h/, /G/, /?/, /y/, /w/, /a/, /i/, /u/, /e/, /|/, /O/, dan /E/.
    Fonem-fonem bahasa Mor dalam kata sebagian berdistribusi lengkap dan
    sebagian lagi berdistribusi tidak lengkap. Fonem /p/, /t/, /m/, /n/, /i/, /u/, /e/, /O/, /E/, dan /a/ merupakan konsonan yang berdistribusi lengkap. Artinya, menempati semua posisi dalam kata. Fonem /B/, /k/, /g/, /j/, /s/, /r/, /h/, dan /w/ merupakan fonem yang berdistribusi hanya pada awal dan tengah kata saja.
    Fonem /?/, /G/, dan /y/ merupakan fonem yang berdistribusi di tengah dan akhir kata, fonem /d/ dan /|/ merupakan fonem yang hanya berdistribusi di tengah kata.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    Fonem yang berupa semivokal dan semikonsonan ada dua fonem /y/ dan /w/, karena belum sempurna. Oleh karena itu diberi rumus 1/2K. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata, mereka juga bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Karena kata dalam bahasa Indonesia maupun kata dalam bahasa asing terdapat kata yang memiliki tulisan yang sama walaupun memiliki arti yang berbeda dan disebut sebagai homonim. Homonim terdapat tiga macam, yaitu homonim yang homofon, homonim yang homograf, dan homonim yang homofon. Untuk itu, perlu adanya fonem yang memiliki fungsi sebagai pembeda makna dalam pelafalan bunyi.
    Contoh:
    • bulan (nama kalender atau nama satelit)
    • genting (gawat atau atap rumah)
    • rapat (pertemuan atau tidak renggang)

    BalasHapus

  8. Kelompok 9
    Nama Anggota:
    1. Eka Dewi Mardiana_A310200076
    2. Zulfa Mabila Herman_A310200077
    3. Norma Nirmana Apriliadhani_A310200098

    Hasil Diskusi:

    A) Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab :
    Fonem mengalami distribusi yang menyebabkan perbedaan letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satuan ujaran, sering disebut dengan kata atau morfem. Distribusi fonem adalah letak atau posisi suatu fonem dalam suatu satuan yang lebih besar yaitu tutur, morfem, atau kata. Dalam satuan yang lebih besar dari fonem itu, terdapat tiga posisi untuk setiap fonem, yaitu posisi awal (inisial), posisi tengah (medial), dan posisi akhir (final).
    Sebuah fonem berdistribusi awal apabila letaknya terdapat pada awal satuan
    itu dan disebut berdistribusi medial, apabila fonem itu terletak di tengah satuan itu, serta berdistribusi final, bila fonem itu terletak pada akhir satuan. Ada juga Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, Semua fonem vokal dapat berdistribusi pada semua posisi (awal, tengah, dan akhir) saja.

    B) Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab:
    Dalam fonem /y/ diberi rumus 1/2K yang berarti fonem /y/ adalah fonem setengah konsonan, sebab saat fonem /y/ diucapkan pada kata 'saya', udara mengalami proses pengeluaran di daerah artikulasi yang tidak memiliki hambatan, dengan kondisi bibir yang terbuka. Sehingga fonem /y/ pada kata 'saya' dikatakan sebagai fonem setengah konsonan (1/2K).

    C) Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab:
    Satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa dikarenakan terjadi proses fonologi yang bisa dikatakan sebagai asimilasi. Asimilasi merupakan suatu peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya. Sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya. Selain itu, dalam satu fonem dapat dirangkai lebih dari satu bunyi bahasa. Misalnya pada kata /baru/ dan /batu/. Keduanya mempunyai pasangan minimal berupa /r/ dan /t/. Struktur kedua kata yang berupa fonem tersebut dapat ditemukan dalam fonem lain, misalnya /bahu/. Dengan demikian, satu fonem apabila dilafalkan dapat terjadi lebih dari satu bunyi bahasa. Karena suatu kata dikatakan sebagai fonem apabila mempunyai pasangan minimal.




    BalasHapus
  9. Nama anggota kelompok 13:
    1. Bayu Dwi Nugroho (A310200086)
    2. Athifah M.W.L (A310200087)
    3. Aida Fitriani (A310200091)
    4. Affri Sasanti Dwihana (A310200092)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bahasa Mor memiliki 23 buah fonem segmental yang terdiri atas enam belas konsonan dan tujuh fonem vokal. Fonem-fonem tersebut, yaitu /p/, /B/, /t/, /d/, /k/, /g/, /j/, /m/, /n/, /s/, /r/, /h/, /G/, /?/, /y/, /w/, /a/, /i/, /u/, /e/, /|/, /O/, dan /E/.
    Fonem-fonem bahasa Mor dalam kata sebagian berdistribusi lengkap dan
    sebagian lagi berdistribusi tidak lengkap. Fonem /p/, /t/, /m/, /n/, /i/, /u/, /e/, /O/, /E/, dan /a/ merupakan konsonan yang berdistribusi lengkap. Artinya, menempati semua posisi dalam kata. Fonem /B/, /k/, /g/, /j/, /s/, /r/, /h/, dan /w/ merupakan fonem yang berdistribusi hanya pada awal dan tengah kata saja.
    Fonem /?/, /G/, dan /y/ merupakan fonem yang berdistribusi di tengah dan akhir kata, fonem /d/ dan /|/ merupakan fonem yang hanya berdistribusi di tengah kata.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    Fonem yang berupa semivokal dan semikonsonan ada dua fonem /y/ dan /w/, karena belum sempurna. Oleh karena itu diberi rumus 1/2K. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata, mereka juga bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Karena kata dalam bahasa Indonesia maupun kata dalam bahasa asing terdapat kata yang memiliki tulisan yang sama walaupun memiliki arti yang berbeda dan disebut sebagai homonim. Homonim terdapat tiga macam, yaitu homonim yang homofon, homonim yang homograf, dan homonim yang homofon. Untuk itu, perlu adanya fonem yang memiliki fungsi sebagai pembeda makna dalam pelafalan bunyi.
    Contoh:
    • bulan (nama kalender atau nama satelit)
    • genting (gawat atau atap rumah)
    • hak (dalam sepatu dan Hak Asasi Manusia)

    BalasHapus
  10. Kelompok 12
    Nama Anggota :
    1) Yoga Riyanda (A310200084)
    2) Dian Pratiwi M. (A310200085)
    3) Hasna Rofifah (A310200093)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab :
    Hal ini dikarenakan adanya 2 macam distribusi dalam fonem, yaitu fonem yang berdistribusi secara lengkap dan fonem yang distribusinya tidak lengkap. Fonem berdistribusi lengkap artinya adalah fonem yang bersangkutan dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir kata, sedangkan fonem distribusi tidak lengkap adalah fonem yang distribusinya tidak lengkap atau hanya dapat menempati satu, atau dua posisi dalam kata misalnya, hanya menempati posisi awal kata saja, tengah kata saja, atau hanya menempati posisi akhir kata saja, atau dapat juga fonem tersebut hanya menempati posisi awal dan tengah, awal dan akhir, atau tengah dan akhir kata saja. Jika fonem-fonem /p/, /t/, /m/, /n/, /i/,/u/, /e/, /O/, /E/, dan /a/ merupakan konsonan yang berdistribusi lengkap atau dapat menempati semua posisi dalam kata, Sedangkan fonem /?/, /G/, dan /y/ merupakan fonem yang hanya bisa berdistribusi di tengah dan akhir kata.


    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab :
    Hal ini dikarenakan pola suku kata saya adalah jenis pola suku kata yang terdiri dari dua buah fonem. Dimana pola urutan fonem kata saya berupa fonem semivokal lalu diikuti lagi fonem vokal sebagai bagian akhir. Jadi apabila ditulis struktur fonemnya menjadi sa-ya : /KV/ / ½ KV/
    Fonem /y/ termasuk kedalam fonem semivokal maka bernilai ½ K.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab :
    Pelafalan sebuah fonem dapat menghasilkan bunyi bahasa yang berbeda-beda, sebab sangat tergantung dengan lingkungannya. Pada bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Perubahan bunyi yang terjadi, apabila tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi yang dilafalkan masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan bunyi bahasa masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi bahasa tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis. sehingga pelafalan fonem dapat menyebabkan atau menghasilkan lebih dari dua bunyi bahasa.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Kelompok 4
    Nama Anggota:
    1. Riza Nur Azizah (A310200103)
    2. Meisyifa Triandiva (A310200064)
    3. Finka Rahmawati (A310200063)

    A. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    1. Mengapa ada Fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata
    Jawab:
    Perbedaan distribusi fonem merupakan salah satu karakteristik dari tiap tiap bahasa, berkaitan dengan ini, distribusi fonem fonem bahasa Mor,bahasa mor memiliki tujuh fonem vokal, vokal tersebut yautu /a/,/c/,/E/,/I/,/[]/,/u/,dan /i/
    Vokal yang berdistribusi di awal yaitu /a/,/e/,/E/,/[]/,/u/,/i/
    Vokal yang tidak berdistibusi di awal kata yaitu vokal /I/.
    Distribusi setiap fonem konsonan dalam suatu bahasa berbeda-beda. Ada fonem yang dapat berdistribusi lengkap, dalam arti bahwa fonem yang bersangkutan dapat menempati posisi awal Tengah dan akhir kata, Tetapi ada juga fonem yang distribusi tidak lengkap. Fonem Yang distribusi yang tidak lengkap hanya dapat menempati satu, atau dua posisi dalam kata. Fonem yang demikian, misalnya hanya menempati posisi awal kata saja hanya menempati posisi Tengah kata saja, hanya menempati posisi Akhir kata saja atau dapat juga fonem tersebut hanya menempati posisi awal dan tengah awal dan akhir atau Tengah dan akhir kata saja.

    B. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab:
    Karena, fonem tersebut sangat tergantung dengan lingkungannya. Pada bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    C. Mengapa suatu fonem bisa dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab:
    Karena, fonem tersebut sangat tergantung dengan lingkungannya. Pada bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI II A, B, DAN C

fonologi II A, B, DAN C.