MMS KELAS VII B 27 DESEMBER 2021

 Silakan jawaban Anda letakkan di komentar!


Komentar

  1. DEVI RAFIYANA
    A310180038
    7B MMS 2021
    Senin 27 Desember 2021

    Topik “BAHASA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER”
    Ada berbagai rubrik yang bisa dipilih untuk memuat tulisan contohnya rubrik opini, rubrik informasi, rubrik hiburan dan masih banyak lagi. Setiap rubrik bisa memuat tulisan yang berbeda jenis. Topik diatas bisa ditulis dalam semua jenis bentuk tulisan tinggal mengikuti arah dari tulisan yang akan dibuat. Penyajian dibuat dengan tetap menjadikan topik sebagai bahan utama yang ditonjolkan dalam setiap jenis tulisan .
    Naskah dengan topik diatas bisa dijadikan rubrik hiburan dengan contoh kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti karakter. Dalam rubrik opini bisa menjadi essai dengan menjelaskan bahwa bahasa bisa menjadi tampilan luar dari seseorang. Bisa juga dibuat dengan rubrik informasi dan berita dengan tulisan wawancara pakar bahasa dan pakar psikolog dalam pemakaian bahasa sebagai bentuk penglihatan karakter seseorang.

    BalasHapus

  2. ARTIKEL
    BAHASA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER
    Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 mengusung tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa” dengan subtema “Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”. Bahasa sebagai Pilar Utama Pendidikan Karakter Sebagaimana kita ketahui bersama, sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 623) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Dengan demikian, karakter (watak; tabiat) dapat dipahami sebagai sikap, tingkah laku, dan perbuatan baik atau buruk yang berhubungan dengan norma sosial.
    Karakter seseorang tampak dari perilaku berbahasanya, sebagaimana ditegaskan oleh Effendi (2009: 75) bahwa cara berpikir seseorang tercermin dalam bahasa yang digunakannya. Jika cara berpikir seseorang itu teratur, bahasa yang digunakannya pun teratur pula. Melalui data kebahasaan, kita dapat mengetahui karakter bangsa ini. Secara umum masyarakat kita sangat mementingkan kasih sayang terhadap sesamanya.
    Situasi kebahasaan di Indonesia sangatlah kompleks. Namun, bahasa Indonesia tetap melaju ke arah perkembangan yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan bahasa Indonesia dalam mengekspresikan konsep ilmu pengetahuan teknologi dan seni dewasa ini. Dalam rentang waktu delapan puluh tahun lebih bahasa Indonesia berkembang ke arah kemantapan dan kedinamisan. Kemantapan dapat diamati dengan adanya keajekan dalam kaidah, misalnya kata kesimpulan. Kini disadari bahwa bentuk yang benar secara gramatikal adalah simpulan (hasil dari kegiatan menyimpulkan). Bentukan simpulan ini diperoleh dari memperbandingkannya secara analogis dengan bentuk yang sudah ada, seperti kata karangan (hasil dari kegiatan mengarang) dan tulisan (hasil dari kegiatan menulis). Kedinamisan bahasa Indonesia menunjukkan adanya perubahan ke arah pembaruan dalam gramatika.
    Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia tidak saja ditunjang oleh semakin banyaknya pemakai dan wilayah bahasa Indonesia di dalam negeri Indonesia sendiri, tetapi juga di luar negeri. Hal ini tentu menggembirakan dan sekaligus membanggakan pemilik bahasa Indonesia. Kenyataan ini sudah selayaknya menjadi pendorong untuk terus meningkatkan kualitas bahasa Indonesia sebagai bahasa yang modern. Untuk itu, kesadaran berbahasa yang baik dan benar para pemakainya menjadi bagian penting dari pendidikan karakter bangsa. Penutup Bahasa sebagai wahana pendidikan karakter perlu direncanakan, dibina, dan dimodernkan. Strategi yang efisien dan efektif untuk mewujudkannya tiada alin adalah melalui pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pengajaran bahasa yang terpadu dan sinergis perlu diupayakan. Pemodernan melalui pengadopsian kata serapan dari bahasa asing sudah selayaknya diimbangi dengan penggalian terhadap kosakata bahasa Indonesia dan bahasa daerah itu sendiri sebagai penyeimbang. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya akrab pada kata, misalnya intrinsik dan ekstrinsik, tetapi dapat pula memanfaatkan kosakata daerah (misalnya bahasa Sunda) yang memiliki muatan makna yang sama dengan kata tersebut, nyamuni dan nembrak. Terlebih lagi, sebagai pengejewantahan karakter bangsa melalui sikap positif berbahasa dalam mengekspresikan kekinian kita perlu mempertimbangkan kembali penggunaan kata-kata asing di tempat umum.

    BalasHapus
  3. Ubaidillah Amin Nurrohman
    A310180005
    7B MMS 2021
    Senin, 27 Desember 2021

    Topik “Merangkai Bangsa dengan Keindahan Bahasa”

    Pendapat saya mengenai bagaimana caranya merealisasikan topik ke dalam rubrik-rubrik.
    Pada rubrik opini topik bisa direalisasikan dengan cara menulis 1) tajuk rencana dengan mencari fakta dan opini mengenai bagaimana cara merangkai bangsa dengan keindahan bahasa. Kemudian 2) Pojok dengan menulis sindiran yang mengena tentang keindahan bahasa. 3) Artikel dengan menulis pemaparan/pembahasan mengenai cara merangkai bangsa dengan keindahan bahasa. 4) Esai dengan menulis padangan pribadi tentang masalah di masyarakat yang dikaitkan dengan keindahan bahasa. Selanjutnya, Pada rubrik informasi dan berita ini topik bisa direalisasikan dengan cara menulis berita yang faktual, penting, dan menarik tentang bagaimana cara merangkai bangsa dengan keindahan bahasa. Terakhir pada rubrik hiburan ini topik bisa direalisasikan dengan menulis puisi, cerpen, kartun tentang bagaimana cara merangkai bangsa dengan keindahan bahasa.



    BalasHapus
  4. ARTIKEL
    Merangkai Bangsa dengan Keindahan Bahasa

    Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia, dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia semua memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Dalam fungsinya dalam berkomunikasi saat ini bahasa Indonesia mulai mengalami perubahan. Hilangnya kemampuan generasi masa kini untuk menerapkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, tergantikan oleh penggunaan bahasa Indonesia yang campur aduk serta bergesernya pemahaman akan penggunaan bahasa Indonesia secara benar.

    Seringnya penggunaan bahasa Indonesia kini bercampur dengan bahasa gaul ataupun dengan bahasa daerah serta Inggris, sehingga dalam aplikasinya bahasa Indonesia mengalami pergeseran makna. Hal ini memang tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Banyaknya budaya barat yang masuk serta adanya trend pemakaian kata-kata yang lebih dianggap keren alih-alih memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Kita mesti memahami adanya sejarah bahasa Indonesia, dimasa lalu telah mengalami banyak perkembangan sehingga akhirnya ditetapkan sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia baik dalam Sumpah Pemuda maupun dalam Proklamasi Kemerdekaan. Bagaimana akhirnya bahasa yang begitu kita banggakan sebagai bahasa pengantar kita dalam berkomunikasi antar suku yang berbeda-beda kini makin mengalami perubahan pemakaian.

    Kebiasaan inilah yang harus kita benahi dari para generasi muda yang lebih suka memakai bahasa gaul sembarangan serta malas untuk mengutamakan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mungkin kita meremehkan dengan mengatakan, toh benar ataupun tidak kita dalam berbahasa Indonesia tidak akan ada bedanya. Tetapi dari kebiasaan yang baik dalam menggunakan bahasa Indonesia akan menyebabkan kebiasaan ini menular pada orang lain untuk juga berbahasa Indonesia secara benar. Semakin meluasnya pemakaian bahasa Indonesia yang salah, tidak terlepas dari peran lingkungan serta media. Jika kita melihat tayangan di televisi hampir disetiap saluran TV menayangkan acara ataupun sinetron dengan penggunaan bahasa Indonesia yang salah kaprah. Yang lebih mengkhawatirkan adalah upaya para generasi muda saat ini yang enggan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, karena takut dianggap tidak mengikuti zaman dan terkesan formal. Belum adanya upaya yang kuat dari berbagai pihak baik dari pemerintah sendiri maupun dari masyarakat di segala bidang profesi untuk bersama-sama mengembalikan jati diri Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah EYD.

    Keindahan tata bahasa Indonesia apabila terus kita tanamkan sejak dini pada generasi muda penerus bangsa, akan membuat mereka lebih mencintai bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Bahasa gaul yang meluas dikalangan anak muda zaman sekarang terlihat cukup memprihatinkan karena penggunaannya sering dianggap tidak sopan dan kasar. Anehnya generasi saat ini terkesan bangga apabila mereka memakai bahasa gaul tersebut daripada belajar bagaimana berkata-kata dengan baik dan sesuai aturan berbahasa Indonesia. Dengan adanya fenomena ini, tidak mengherankan apabila keindahan bahasa Indonesia pelan-pelan akan punah dan tergantikan oleh bahasa baru. Jika bukan kita Bangsa Indonesia yang menjaga keindahan tata bahasa Indonesia yang kita miliki, siapa lagi yang dapat melakukannya? mari kita jaga bahasa nasional bangsa kita dengan selalu membiasakan diri sendiri berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

    BalasHapus
  5. Nama : Demas Primada
    NIM : A310190070
    Kelas : 7B
    1. Topik “Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Era Society 5.0”
    Rubrik majalah Papirus kelas 7B terdiri dari tiga rubrik, yaitu rubrik 1 (opini), rubrik 2 (informasi dan berita), dan rubrik 3 (hiburan). Cara merealisasikan topik tersebut terhadap tiga rubrik majalah Papirus adalah sebagai berikut:
    a. Pada rubrik 1 yaitu membuat artikel, esai, tajuk rencana dan pojok dengan pokok bahasan peran pendidikan dalam perkembangan era society 5.0, dan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia pada “era masyarakat 5.0 (society 5.0). Mahasiswa dapat memberikan opininya terhadap topik tersebut setelah membaca referensi valid mengenai era society 5.0.
    b. Pada rubrik 2 dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan berita dari artikel, mencari berita dari mewawancarai tokoh pendidikan dan ahli bahasa Indonesia, dan dapat pula mencari berita dengan meresensi buku mengenai perkembangan pendidikan menghadapi era masyarakat 5.0 dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menghadapi era masyarakat 5.0. Mahasiswa dapat menggali berita dan informasi sedalam-dalamnya melalui berbagai sumber.
    c. Pada rubrik 3 dapat dilaksanakan dengan mencari ide melalui rubrik 1 dan rubrik 2 yang sudah dibuat untuk menambah referensi dalam menciptakan karya hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat hiburan berupa puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot, karikatur yang memiliki pokok bahasan mengenai perkembangan pendidikan menghadapi era masyarakat 5.0 dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menghadapi era masyarakat 5.0. Melalui karya hiburan mahasiswa dapat mengkritik, memuji, atau memberikan tanggapan mengenai perkembangan era society 5.0 dan eksistensi bahasa dan sastra Indonesia.

    BalasHapus
  6. Nama: Demas Primada
    NIM: A310190070
    2. Artikel
    Judul:Eksistensi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Tengah Gempuran Era Society 5.0

    Istilah Masyarakat 5.0 (Society 5.0) pertama kali muncul di Jepang pada tahun 2016 dan sejak saat itu menyebar luas dan konsep dasarnya terus dibentuk. Masyarakat 5.0 merupakan istilah yang difungsikan dalam Fifth Science and Technology Basic Plan, yang diteliti oleh Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Pemerintah Jepang. “Masyarakat 5.0” dapat diartikan sebagai “masyarakat cerdas”, yang mampu mengintegrasikan dunia fisik dan dunia maya. Meskipun berfokus terhadap kemanusiaan (humanity), 5.0 mengacu pada jenis masyarakat baru; inovasi dalam ilmu dan teknologi memiliki tempat yang menonjol dengan tujuan menyeimbangkan masalah sosial yang perlu dipecahkan sembari memastikan perkembangan ekonomi. Kemampuan beradaptasi, kelincahan (agility), mobilitas, dan reaktivitas adalah kata-kata kunci dalam kehidupan masyarakat 5.0, yang mencakup fakta bahwa mutasi, perubahan, dan evolusi adalah konstanta yang dapat diamati setiap hari, yang juga tercermin dari infrastruktur, pengetahuan, dan keterampilan.
    Kemampuan beradaptasi, kelincahan dan reaktivitas sangat penting dan membutuhkan penerapan industri 4.0, menggunakan teknik aditif yang menggunakan lebih sedikit sumber daya untuk produksi. Mobilitas berdampak pada transportasi dan menjadikan orang lebih cerdas. Masyarakat 5.0 adalah “dunia baru” yang segar dan pertukaran menjadi hal yang penting. Konsep ini mempertanyakan keunggulan pertukaran ekonomi dan keunggulan gagasan. Era masyarakat 5.0 ini juga memaksa kita untuk beradaptasi dengan gelombang perubahan. Karena di era yang serba cepat, jika seseorang ketinggalan zaman bisa berakibat sangat buruk. Namun demikian, sifat perubahan tersebut tentu sangat berbeda karena kita tidak lagi tahu seperti apa pekerjaan di masa depan. Untuk itu, kita harus menumbuhkan kecerdikan ketahanan, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat sehingga anak-anak kita akan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang belum dapat kita pahami atau prediksi sebelumnya.
    Seturut dengan itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi harus merujuk pada empat karakter belajar abad 21, yaitu berpikir kriris dan pemecahan masalah, kreatif dan inovasi, kolaborasi, dan komunikasi atau yang dikenal dengan 4C (critical thinking dan problem solving, creative and innovation, collaboration, and communication). Untuk itu, pembelajaran bahasa Indonesia yang menekankan pada ekspositori harus terus direduksi.

    BalasHapus
  7. Nama : Hilmi An Naufal
    NIM : A310190052
    Kelas : 7B


    1. Topik “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi”


    Rubrik pada majalah Papirus kelas 7B terdapat tiga rubrik, yaitu
    rubrik 1 (opini),
    rubrik 2 (informasi dan berita),
    rubrik 3 (hiburan).

    Cara merealisasikan topik ketiga rubrik tersebut dalam majalah Papirus adalah sebagai berikut:

    rubrik 1 membuat (artikel, esai, tajuk rencana dan pojok) dengan topik permasalahan terkait topik “Peran Bahasa Indonesia di era Globalisasi”. Mahasiswa dapat memberikan opininya terkait topik tersebut setelah membaca berbagai sumber referensi.

    rubrik 2 dilakukan dengan riset data berupa berita dari kumpulan artikel, mencari berita dengan mewawancarai narasumber ataupun tokoh pendidikan dan ahli Bahasa Indonesia, serta bisa juga mencari berita dengan meresume buku terkait “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi” Mahasiswa dapat menggali berita dan informasi terkait topik tersebut melalui berbagai sumber yang relevan.

    rubrik 3 mencari ide dari rubrik 1 dan rubrik 2 untuk dijadikan sebuah karya hiburan dengan cara mengumpulkan opini dan berbagai informasi, selanjutnya data tersebut bisa dibuat karya hiburan berupa (puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot, karikatur) tentunya dengan topik yang sudah di sajikan sebelumnya yaitu “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi” dengan rubrik hiburan mahasiswa dapat mengkritik, memuji, atau memberikan tanggapan terkait topik tersebut.



    2. Artikel “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi”


    Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang kehidupan lain, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan termasuk Bahasa pribumi dan Bahasa Inggris misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa keduanya masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya.

    Untuk itu media memiliki peran penting dalam hal pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru yang disampaikan pada umumnya diawal dipakai oleh media baik surat kabar, televisi, radio, maupun media yang lain. Oleh karena itu, media merupakan mitra kerja yang dapat bekerja sama dalam penyebaran informasi tentang bahasa Indonesia. Perlunya media tersebut dibekali dengan pembinaan dalam penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Media memerankan peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia khususnya dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Media massa menyajikan berita dalam bahasa Indonesia secara tidak langsung mengharuskan masyarakat untuk belajar bahasa Indonesia. Mengingat peran yang sangat strategis tersebut media massa Informasi yang diperoleh melalui berbagai media massa memegang peranan sangat penting dalam membentuk sikap mental masyarakat agar dapat berperan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan umumnya dan terhadap kesadaran untuk aktif menjaga kelestarian bahasa.

    BalasHapus
  8. Nama : Yulina Puspitasari
    NIM : A310190077


    Eksistensi Bahasa Indonesia Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Di Era Globalisasi

    Bahasa adalah suatu alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif dalam berkomunikasi atau dalam berinteraksi. Bahasa merupakan sarana untuk berpikir yaitu merupakan sumber awal manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta memahaminya, sebagai simbol dari sebuah pemahaman. Bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami hal yang terdapat di sekitarnya serta mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian.

    Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari di berbagai ranah kehidupan. Bahasa Indonesia itu sendiri memiliki peran untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Artinya, bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hatiGlobalisasi merupakan era di mana terjadinya perubahan masa akibat pengaruh dari budaya luar atau budaya asing. Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk bahasa itu sendiri. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa adalah bahasa Inggris yang pemakainya semakin tahun semakin bertambah bahkan mencapai miliaran. Oleh karena itu, masyarakat hususnya masyarakat Indoesiaharus semakin kuat dalam mempertahankan bahasa ibunya.

    Pada era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal tersebut diperlukan agar bahasa Indonesia itu sendiri tidak terpengaruh oleh bahasa luar atau bahasa asing yang terkadang membawa pengaruh negatif baik dari segi budaya maupun segi bahasa yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memerhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya.
    Bahasa Indonesia perlu diletakkan dalam bingkai perencanaan bahasa untuk yang lebih matang lagi dan terencana. Bahasa Indonesia diletakkan menjadi penarik penghela ilmu pengetahuan. Salah satu hal yang dapat diwujudkan adalah perencanaan bahasa Indonesia pada bidang peristilahan (pembentukan istilah). Penghela menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai penarik. Oleh karena itu, untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan perlu memiliki kekuatan atau kemantapan. Peran tersebut berimplikasi pada ranah pendidikan yang tidak hanya mewajibkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar tetapi juga sebagai mata pelajaran dan pengikat mata pelajaran lain.

    Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan bahasa Indonesia agar tetap terjaga eksistensinya. Sebagian pengguna bahasa Indonesia menganggap remeh terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, menjaga eksistensi bahasa Indonesia adalah suatu kewajiban bagi masyarakat Indonesia apalagi seorang pelajar atau pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan. Bahasa asing yang digunakan dalam bidang pendidikan sebenarnya hanya sebuah pengantar ilmu pengetahuan itu sendiri. Artinya, hal yang harus dikejar adalah ilmunya, bukan tentang bahasanya agar tidak terpengaruh oleh bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang bisa berakibat buruk bila tidak dapat menyaringnya. Hal tersebut merupakan suatu kebutuhan keilmua

    BalasHapus
  9. Nama : Dinda Putri Nindyawati
    Nim. : A310190090
    EKSISTENSI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
    Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada disekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. Sedangkan bahasa menurut Kridalaksana (1985:12) adalah sistem bunyi bermakna
    yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
    Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
    Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari yang di dalamnya selalu ada nilai- nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa mempunyai fungsi- fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis.
    Seperti pendapat Samsuri (1988:13) yang menjelaskan bahwa bahasa merupakankenyataan sosialyang dapat dipelajari tanpa menghubungkan dengan sejarah. Studi yang dilakukan pada suatu waktutertentu apakah sekarang atau pada waktu lampau. Hal in menjelaskan bahwa bahasa adalah suatuilmu yang tidak terikat dengan suatu waktu. Sehigga mempelaari bahasa bukan berdasarkan sejarahnya tetapi waktu yang berkaitan pada saat itu.
    Globalisasi merupakan era terjadinya perubahan masa akibat pengaruh budaya asing. Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Seperti yang dikutip dari kompas online yang menjelaskan bahwa Bahasa Inggris,
    misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya.
    Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa. berdiri sebagai lambang kebanggan dan sebagai lambang identitas dari bangsa

    BalasHapus
  10. Nama : Reftin Bintari Widyaningrum
    NIM : A310190072//7B

    Topik : Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat
    Pendapat dari saya sendiri untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik. Rubrik yang ada pada majalah paripus kelas 7B ada 3 diantaranya : (1)rubrik opini, (2)rubrik informasi dan berita, (3)rubrik hiburan.
    1. Rubrik 1 (opini) dalam topik diatas yaitu dapat dijelaskan untuk rubrik pertama akan membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik “Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat” dan membahas mengenai ruang lingkup topik diatas.
    2. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari data dan sumber informasi serta berita yang actual dan dapat digunakan sebagai pacuan untuk mengerjakan artikel mengenai topik “Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat” ini dengan sumber-sumber yang terpercaya.
    3. Rubrik 3 (hiburan) dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 yang akan disajikan dalam bentuk hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat karya hiburan yang berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan “Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat”

    Artikel judul “Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat”

    Bahasa Indonesia adalah jati diri sekaligus identitas suatu bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting pada semua aspek kehidupan. Saat ini adalah era generasi muda berbakat, masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital. Hal tersebut berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia. Keadaan yang ada sekarang adalah fungsi bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa asing dan adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah asing, padahal padanan dalam bahasa Indonesianya ada, dikarenakan sikap yang meyakini bahwa akan terlihat modern, dan terpelajar dan dengan alasan mempermudah komunikasi di era generasi muda berbakat.
    Pembelajaran Bahasa Indonesia pasti dan wajib untuk dikuasai oleh generasi muda yang berbakat, selain sebagai Bahasa yang pokok bagi bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi muda yang memiliki masa depan yang cerah harus memiliki rasa cinta untuk selalu mempelajari Bahasa Indonesia sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada. Walaupun sudah banyak yang menganggap mengapa harus belajar Bahasa Indonesia lebih dalam, kan kita sudah tau menau mengenai Bahasa Indonesia. Dengan adanya hal tersebut kita sebagai generasi muda yang berbakat dan cinta terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia harus mensosialisasikan dan memberikan pengarahan terhadap orang-orang yang masih berasumsi jelek terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.
    Kita sebagai generasi muda berbakat harus sadar akan kewajiban kita untuk selalu menjunjung tinggi dan selalu belajar pembelajaran Bahasa Indonesia untuk hidup kita sendiri ataupun untuk orang lain. Sesuai dengan judul diatas yaitu “Maraknya Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Generasi Muda Berbakat” semua orang mempercayai dengan adanya generasi muda sekarang di era yang sudah sangat maju dapat dengan baik mempelajari dan melestarikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan pastinya dapat menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang ada.

    BalasHapus
  11. Nama : Leony Dwi Sasmitha
    Nim : A310180062
    Kelas : B

    1. Menurut saya acara meralisasikan topik kedalam rubrik yaitu dengan mencari tema yang menarik. Menetukan topik dengan menyesuaikan tema yang sudah dibuat. Menetutakan rubrik berita. Menetukan struktur mengenai poko bahasan berita.
    2. Artikel " Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0"
    Revolusi Industri generasi keempat telah lahir. Era 4.0 ini membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak cepat dan canggih. Informasi yang cepat dan berlimpah dapat dimanfaatkan oleh seseorang untuk dengembangkan diri, termasuk dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Literasi digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia di era 4.0 banyak manfaatnya. Misalnya, mendapatkan informasi, mengunggah hasil kerja peserta didik di media sosial, dan mengerjakan soal. Tantangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di era digital ini sangatlah penting bagi kaum mileni sekarang. Pembelajaran bahasa Indonesia di era 4.0 perlu terus digalakkan. Di tengah gencarnya pembelajaran bahasa asing yang cenderung lebih diminati masyarakat. Badan bahasa pun akhirnya meluncurkan slogan utuk memaksimalkan pembelajaran bahasa. Slogan itu berbunyi utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Pembelajaran bahasa Indonesia memang perlu diutamakan dan dioptimalkan agar masyarakat Indonesia mencintai bahasa Indonesia. Agar pembelajaran menyenangkan, guru memiliki peran strategis untuk menentukan keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu strategi yang dapat dilakukan guru untuk mengimbangi pembelajaran era 4.0 adalah dengan melaksanakan literasi digital. Literasi digital yang digunakan harus berorientasi pada kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan menggunakan bahasa yang komunikatif. Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif yang dapat terjadi akibat penggunaan literasi digital. Kemunculan literasi digital rawan dengan berita yang tidak benar atau hoaks. Selain itu, literasi digital juga rawan kesalahpahaman karena penggunaan bahasa yang taksa. Terkait dengan hal tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia dapat memberikan solusi. Salah satu materi yang dapat disampaikan pada peserta didik adalah penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulis. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis literasi digital di era 4.0 adalah sebuah kebutuhan. Penggunaan perangkat digital secara baik dan benar tentunya akan sangat bermanfaat bagi semua pihak. Tetapi jika digunakan secara berlebihan akan memiliki risiko negatif diantaranya risiko gangguan fisik. Guru adalah tantangan utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis literasi digital di era 4.0. Hal itu terjadi karena guru adalah tokoh utama kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk mampu menguasai teknologi sebelum mengajarkannya pada peserta didik. Guru dituntut untuk multitasking mulai dari hardware, software, pedagogik, hingga kompetensi bidang yang diampu. Kompetensi guru yang merata tersebut dibutuhkan untuk menghadapi para peserta didik generasi Y dan Z yang mumpuni. Mereka lahir di zaman yang modern dengan segala macam kecanggihan teknologi. generasi 4.0 memiliki karakter yang kompleks dibanding peserta didik zaman dulu membutuhkan perhatian khusus. Guru perlu menggunakan strategi yang terbuka, adaptif, akomodatif, dan mengikuti perkembangan zaman untuk mendidik. Materi dan model belajar serta teknik penilaian harus mengikuti perkembangan
    dunia global.

    BalasHapus
  12. Nama: Dhimas Arsyad Arrajiv
    NIM: A310190009
    Kelas: B

    1. Topik: Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional
    Pendapat dari saya untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik, diantaranya :
    a. Rubrik 1 (opini) dalam topik diatas produk yang dibuat adalah artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik “Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional” dan membahas mengenai ruang lingkup topik bahasa indonesia menuju bahasa internasional.

    b. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari informasi, data serta berita yang aktual dan factual yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan artikel dan esai mengenai topik “Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional” ini dengan sumber-sumber yang terpercaya dan valid berdasarkan hasil mencari informasi/data.

    c. Rubrik 3 (hiburan) pada tahap ini mulai membuat hiburan untuk pembaca agar selama membaca majalah tidak hanya informasi sajayang diberikan tetapi ada hiburan berupa edukasi juga. Hiburan juga mengandung opini, informasi dan berita yang dibuat pada rubrik 1 dan 2 setidaknya memiliki hubungan tidak melenceng jauh. Hiburan bisa berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan “Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional”

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Artikel judul “Potensi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional”

      Bahasa Indonesia dalam tahap penyempurnaannya, tentu saja mengalami berbagai tahapan dari segi ejaan, lafal, dan gramatikal. Karena kedinamisannya, bahasa tentu saja berkembang dan menyesuaian dalam pemakaiannya pada zaman tertentu. Dengan keterbaruan sistem ejaan yang memadai, maka bahasa Indonesia berpotensi sebagai bahasa Internasional. Potensi tersebut juga berdampak besar dalam penggunaan bahasa yang lebih sederhana sehingga dapat mempengaruhi minat dan ketertarikan Negara lain untuk mempelajari bahasa Indonesia.

      Pada tahun 2009, diterbitkan Undang-Undang No. 24, tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Salah satu amanah dalam undang-undang tersebut adalah peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional (Pasal 44). Diharapkan bahwa peningkatan tersebut dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Tercantum pula bahwa peningkatan fungsi tersebut dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

      Usaha meningkatkan fungsi bahasa Indonesia diawali dengan memberdayakan bahasa Indonesia. Artinya, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bergengsi. Jika kita ingin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, kita harus menunjukkan kekuatan kita sebagai bangsa dan negara. Kenyataan ini pernah dikemukakan oleh Prof. Dr. Harimurti Kridalaksana dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI. Kegiatan memberdayakan bahasa Indonesia harus ditunjang dengan kekuatan politik dan ekonomi. Artinya, pertama-tama, secara politis, kita harus unggul. Kedua, ekonomi kita harus stabil dan kuat. Kita harus dapat mengatasi korupsi; harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia dan kekayaan alam; dan harus mampu menonjolkan kekuatan budaya bangsa. Barulah, kita dapat, secara regional, menjadi bahasa resmi di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara). Untuk kemudian, meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Ingat, dalam usaha menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN, kita bersaing dengan bahasa Melayu dari Malaysia. Usaha yang sudah lama dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia dan juga mahasiswa yang belajar di luar negeri adalah mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Dalam pelaksanaannya, ada Peraturan Pemerintah No. 57, Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.

      Usaha lain adalah penerjemahan karya sastra Indonesia ke dalam bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, Rusia. Karya-karya terjemahan itu diterbitkan oleh perguruan tinggi di luar negeri dan juga lembaga-lembaga swasta yang berkecimpung dalam penyebaran karya sastra Indonesia. Pada akhirnya, penerjemahan itu berkait juga dengan penyebaran bahasa Indonesia ke manca negara.

      Internasionalisasi bahasa Indonesia harus dilakukan oleh semua pihak, baik Pemerintah, Pemangku kebijakan, Ahli bahasa, Dosen, Guru, Mahasiswa, serta masyarakat umum. Kerjasama dan partisipasi tersebut dapat maningkatkan muruah bahasa Indonesia ditingkat Internasional.

      Hapus
  13. Nama : Prafika Putri W
    NIM : A310190058

    Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi

    Bahasa merupakan alat komunikasi serta alat untuk menyampaikan perasaan, gagasan, serta pikiran. Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam bidang ilmu pengetahuan pada era globalisasi perlu diperhatikan oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data kepustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui eksistensi bahasa Indonesia serta peran bahasa Inonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi bahasa Indonesia di era globalisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, bahasa Indonesia bisa tergeser oleh bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Tantangan itu muncul ketika dihadapkan pada era globalisasi baik faktor internal maupun eksternal.
    Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada disekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian.Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi,bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

    Globalisasi merupakan era terjadinya perubahan masa akibat pengaruh budaya asing. Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Seperti yang dikutip dari kompas online yang menjelaskan bahwa Bahasa Inggris,
    misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya.

    Bahasa juga dapat diartikan sebuah simbol atau lambang bunyi yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara individu. Masyarakat berinteraksi satu sama lain dan bersosialisasi. Oleh karena itu pentinganya peranan bahsa dalam kehidupan bermasyarkat. Seiring perkembangannya bahasa terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan dibawah arus perkembangan pemakaian bahasa di era globaliasi. Di lingkup kecil dan keluarga masyarakat kita menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dan pada lingkup yang luas dan bersifat resmi digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Nama : Aisah Nurul Khotimah
    NIM : A310190061
    Pendapat dari saya sendiri untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik. Rubrik yang ada pada majalah paripus kelas 7B ada 3 diantaranya : (1)rubrik opini, (2)rubrik informasi dan berita, (3)rubrik hiburan.
    1. Rubrik 1 (opini) dalam topik diatas yaitu dapat dijelaskan untuk rubrik pertama akan membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik “Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi” dan membahas mengenai ruang lingkup topik diatas.
    2. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari data dan sumber informasi serta berita yang actual dan dapat digunakan sebagai pacuan untuk mengerjakan artikel mengenai topik “Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi” ini dengan sumber-sumber yang terpercaya.
    3. Rubrik 3 (hiburan) dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 yang akan disajikan dalam bentuk hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat karya hiburan yang berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan “Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi ”
    Artikel Judul : "Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi"
    Sesuai dengan kedudukannya sebagai lambang identitas nasional, maka pada era globalisasi saat ini perlu dibina dan dimasyarakatkan pemakaian bahasa Indonesia oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus diterapkan karena untuk mencegah bangsa Indonesia terbawa arus dari budaya asing yang merupakan perkembangan yang kurang baik untuk budaya bangsa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif dari bangsa asing.
    Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya. Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan yang signifikan agar bangsa Indonesia mengalami perubahan dalam segi kecintaannya dalam memperlajari bahasa dan sastra Indonesia. Demikian juga halnya dengan bahasa dan sastra Indonesia sebagai pengembangan penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.
    Demikian pula halnya dengan bahasa dan sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Untuk menyemarakkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai bulan bahasa.

    BalasHapus
  16. Nama : Rafigar Eka Susianto Putro
    NIM : A310190082
    Kelas : 7B
    1. Topik “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi”
    Rubrik pada majalah Papirus kelas 7B terdapat tiga rubrik, yaitu
    rubrik 1 membuat (artikel, esai, tajuk rencana dan pojok) dengan topik permasalahan terkait topik “Peran Bahasa Indonesia di era Globalisasi”. Mahasiswa dapat memberikan opininya terkait topik tersebut setelah membaca berbagai sumber referensi yang ada pada jurnal.
    rubrik 2 dilakukan dengan riset data berupa berita dari artikel yanga ada, mencari berita dengan mewawancarai narasumber ataupun tokoh pendidikan dan ahli Bahasa Indonesia, serta bisa juga mencari berita dengan meresume buku terkait “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi”
    rubrik 3 mencari ide dari rubrik 1 dan rubrik 2 untuk dijadikan sebuah karya hiburan dengan cara mengumpulkan opini dan berbagai informasi, selanjutnya data tersebut bisa dibuat karya hiburan berupa (puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot, karikatur) tentunya dengan topik yang sudah di sajikan sebelumnya yaitu “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi” dengan rubrik hiburan mahasiswa dapat mengkritik, memuji, atau memberikan tanggapan terkait topik tersebut.
    2. Artikel “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi”
    Bahasa merupakan aspek terpenting yang mendukung kita dalam menjalin komunikasi. Lewat bahasa kita bisa berbicara atau menyampaikan informasi dengan nyaman. ari namanya saja kita sudah tahu bahwa bahasa Indonesia memang digunakan untuk berkomunikasi di negara Indonesi baik secara lisan maupun tulisan. Awal mulanya bahasa ini disahkan pada tanggal 28 Oktober 1928 ketika para pemuda berkumpul untuk membacakan ikrar sumpah pemuda.
    Mungkin kita pernah penasaran, kenapa bahasa Indonesia sangat mirip dengan bahasa Melayu? Ternyata bahasa Indonesia memang merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari bahasa Melayu. Namun, tentu saja bahasa kita memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dibandingkan bahasa lainnya.
    ayaknya bahasa lainnya bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang menghubungkan pembicaraan antara satu orang dengan orang lainnya. Selain itu bahasa Indonesia juga merupakan alat ekspresi diri sehingga kita bisa menyampaikan pikiran, perasaan, maupun keluh kesah kita. Globalisasi merupakan salah satu proses perkembangan zaman, di mana teknologi semakin canggih sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai hal. Akibat hal ini, tentu saja kita bisa mengakses informasi dari berbagai sumber baik dalam maupun luar negeri. Meskipun ada banyak dampak positif dari globalisasi namun, masuknya kebudayaan asing dinilai dapat mengancam ciri khas kebudayaan sendiri. Dalam hal ini, kita sangat membutuhkan bahasa Indonesia untuk melaksanakan peranannya sebagai lambang kebangsaan.
    Bahasa Indonesia terbentuk dari hasil kerja keras dan pengorbanan para pahlawan. Maka dari itu tentu saja ada banyak nilai sosial dan budaya luhur bangsa di dalamnya. Dengan nilai-nilai ini kita menjadi tahu bahwa bahasa Indonesia adalah cerminan dari bangsa kita. Makanya, kita harus menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai warga negara yang baik.

    BalasHapus
  17. Nama: Alya Riska Ayu Ramadhani
    Nim: A310190054
    Kelas: 7B

    Topik: KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU OLEH SISWA
    DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
    Pendapat saya dari merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik, yaitu qda 3 diantaranya:
    (1)rubrik opini, (2)rubrik informasi dan berita, (3)rubrik hiburan.

    1. Rubrik 1 (opini) dalam topik diatas yaitu dapat dijelaskan untuk rubrik pertama akan membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok.

    2. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini harus mencari data dan sumber informasi serta berita yang aktual dan dapat digunakan sebagai pacuan untuk mengerjakan artikel mengenai topik "KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU OLEH SISWA
    DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR” ini dengan sumber-sumber yang terpercaya.

    3. Rubrik 3 (hiburan) dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 yang akan disajikan dalam bentuk hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat karya hiburan yang berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait tentang "KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU OLEH SISWA
    DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR"

    ARTIKEL "KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU OLEH SISWA
    DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR"

    Bahasa baku adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi atau formal. Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan kosakata, tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta penggunaan di masyarakat, pemerintah, sekolah, dan lain-lain). Pemakaian bahasa baku berkaitan dengan situasi resmi dan tidak resmi. Situasi resmi, contoh di sekolah, dinas, dan lain-lain, sedangkan situasi tidak resmi seperti di lingkungan rumah, percakapan sehari-hari, dan sebagainya. Istilah ’’bahasa baku’’ merujuk kepada penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Ada istilah yang mengatakan ’’Gunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar’’, istilah tersebut mengandung makna penggunaan bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan konteks atau situasi, sedangkan yang benar berhubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai
    dengan kaidah kebahasaan. Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak ditafsirkan sebagai penggunaan bahasa baku dalam segala situasi.

    Merujuk kepada fungsi bahasa sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
    pendidikan, seharusnya siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada lingkungan pendidikan. Di sekolah, bahasa Indonesia digunakan sebagai pengantar dalam proses
    belajar mengajar, tujuannya untuk membiasakan siswa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang meliputi empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun, yang menjadi fokus
    dalam penelitian ini yaitu penggunaan bahasa baku pada keterampilan berbicara dan menulis pada saat kegiatan belajar mengajar siswa. Keterampilan berbicara misalkan pada kegiatan berpidato dan bercerita, sedangkan keterampilan menulis misalkan menulis teks pidato dan teks eksposisi. Konsep bahasa yang baik yaitu berbahasa sesuai dengan situasi dan kondisi, sedangkan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagai pedoman untuk menentukan kaidah bahasa yang baik dan benar.

    Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dan murid dalam menciptakan perubahan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan
    pembelajaran yang hendak dicapai. Peran guru dan siswa sangat diharapkan guna tercapainya
    kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Oleh karena itu, berhasil tidaknya guru mengajar
    tergantung pada cara mengajar dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.

    BalasHapus
  18. Nama: Maylana Nur Latifah
    Nim : A310190055
    Kelas : 7B

    1) Menurut pendapat saya tentang topik yang direalisasikan ke dalam rubrik-rubrik sebagai suatu hal yang bagus, karena topan dan isi dalam majalah tersebut supaya saling selaras dan berhubungan. Dalam sebuah majalah diwajibkan harus sesuai dengan tema dan isi keseluruhan majalah. Selain itu, juga dapat mengambil yang tidak sesuai dengan topik tetapi dibagian ini tidak boleh terlalu banyak. Cara untuk merealisasikan majalah kedalam rubrik bisa dengan menentukan tema terlebih dahulu kemudian mendiskusikan rubrik apa saja yang akan dimuat kedalam majalah tersebut. Contohnya seperti rubrik tajuk rencana, opini, berita humor dan masih banyak lagi, disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan.

    2) Artikel
    Judul: Membangun Kembali Jati Diri Bangsa Pada Generasi Muda Melalui Berbahasa Indonesia

    Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai suku bangsa, bahasa, serta agama yang beragam. Keberagaman masyarakat Indonesia tidak dapat terlepas dari budaya dan bahasa pada setiap daerah tertentu yang tetap dipertahankan oleh masyarakat untuk generasi berikutnya (Ramli, Jufri, & azis, 2018). Salah satu cara untuk mempertahankan hal tersebut didukung oleh bahasa pemersatu Bangsa Indonesia yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa pemersatu Bangsa Indonesia. Bahasa indonesia juga sebagai salah satu identitas nasional bagi bangsa dan negara Indonesia (Saputra, & Nurul, 2020). Hal tersebut sejalan dengan slogan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Bahasa dijadikan alat komunikasi antar sesama anggota masyarakat guna mengungkapkan maksud, pikiran, dan perasaan baik secara lisan maupun tulisan.

    Sebagai generasi penerus bangsa yang tentunya akan menjadi akar bangsa Indonesia di masa yang akan datang harus dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Pemuda sebagai potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Pemerintah atau elemen pendidikan bisa membangun jati diri pada generasi muda menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini harus ditanamkan kepada generasi muda melalui sekolah-sekolah di Indonesia, karena sekolahan sangat tepat jika dijadikan tempat untuk membangun jati diri generasi muda. Jati diri bangsa sebagai identitas suatu bangsa yang menjadi pemicu semangat kesinambungan hidup bangsa yang bersangkutan. Demikian pula dengan istilah jati diri bangsa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia yang menjadi pemberi semangat demi kelangsungan hidup bangsa idonesia. Jati diri bangsa harus terus dikembangkan melalui berbahasa Indonesia sebagai upaya untuk mambangun kesadaran anak bangsa agar lebih menghargai dan menghormati lambang-lambang kenegaraan sebagai jati diri bangsa.

    Pendidikan untuk membangun kesadaran akan jati diri bangsa melalui berbahasa Indonesia menjadi hal yang sangat signifikan untuk segera dijalankan secara sistematis dan terstruktur melalui system pendidikan nasional. Jati diri bangsa Indonesia harus terus di pertahankan, karena dengan adanya jati diri ini seseorang akan memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa supaya tidak dijajah oleh bangsa lainnya. Jati diri seseorang bisa dikembangkan melalui berbahasa Indonesia dengan menggunakanya secara baik dan benar. Dengan cara menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar serta menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Dengan ini diharapkan jati diri yang ditanankan melalui berbahasa Indonesia datap membentuk karakter generasi muda yang baik.

    BalasHapus
  19. Nama: Hanifah Rizki Ardiani
    Nim: A310190086
    Kelas: 7B

    TOPIK : Sastra dan Gaya Hidup Remaja Perkotaan
    A. Dalam penyusunan rubrik untuk topik tersebut dapat memuat rubrik fakta, rubrik opini, rubrik informasi, dan rubrik hiburan. Pada setiap rubrik dapat memuat teks yang berbeda. Pendapat saya tentang cara merealisasikan topik ke dalam rubrik-rubrik. Pada rubrik opini misalnya bisa direalisasikan dengan cara menulis tajuk rencana dengan mencari fakta dan opini tentang Sastra dan Gaya Hidup Remaja Perkotaan. Kemudia pada rubrik pojok bisa dengan menulis sindiran mengenai gaya hidup remaja perkotaan dalam sastra. Pada rubrik artikel misalnya bisa direalisasikan dengan menulis tentang bagaimana sastra dalam dunia remaja khususnya remaja di perkotaan. Esai bisa direalisasikan dengan menulis pandangan kita sendiri sebagai anak remaja dan menangapi sesuai topik yakni sastra dan gaya hidup remaja perkotaan. Dan untuk rubrik hiburan bisa direalisasikan dengan mebuat pusi, cerpen, ataupun humur sesuai dengan topik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. B. ARTIKEL
      JUDUL: Sastra dan Gaya Hidup Remaja Perkotaan
      Sastra remaja perkotaan adalah sastra pergaulan yang terekspresikan dalam medium-medium baru yang melekat pada gaya hidup mereka. Sastra remaja perkotaan saat ini adalah sesuatu yang sama sekali terlepas dari mata rantai sejarah sastra sebelumnya. Medium-medium ekspresi kesusasteraan dalam gaya hidup remaja perkotaan sekarang kurang lebih merupakan sebuah dekonstruksi terhadap medium ekspresi sebelumnya yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan tehnologi. Pretensi menulis sebuah karya sastra tidak lagi dilandasi oleh motivasi mimpi-mimpi besar, ide-ide pemberontakan, maupun pemikiran-pemikiran jenial untuk mengubah dunia. Remaja perkotaan sekarang cukup menulis di blog mereka tentang hal-hal personal keseharian yang remeh-temeh atau mengirim sms romantis pada pacarnya atau menciptakan syair lagu cinta yang juga sederhana saja. Itulah medium-medium ekspresi sastra remaja perkotaan sekarang. Bagi sejumlah sastrawan, sebut misalnya Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko Damono, atau Budi Darma, apa yang disebut dan dianggap sebagai “kriteria dan nilai-nilai” sastra adalah relatif dan subjektif. Di lain pihak, masih banyak sastrawan dan kritikus yang berpegang pada teori-teori baku yang entah apa atau entah yang mana untuk mengkategorisasikan sebuah karya sebagai “sastra”. Pandangan inilah yang kemudian mungkin membuat buku-buku semacam ensiklopedi sastra Indonesia tidak pernah lengkap dan utuh. Di buku-buku itu pastilah tidak pernah ada nama Agni Amorita Dewi misalnya, penulis cerpen remaja generasi tahun 80-an yang kerap mengisi lembar cerpen di berbagai majalah remaja dan pernah pula menjadi pemenang lomba cerpen Femina. Di buku-buku itu pastilah tidak akan ada nama Raditya Dika atau Aditya Mulya, dua novelis muda masa kini yang penggemarnya menyebar di kalangan remaja perkotaan seluruh Indonesia. Generasi remaja sekarang merasa tidak ada perlunya membaca karya sastra adiluhung yang tidak connect dengan kehidupan riil mereka. Sejumlah SMA yang didatangi mungkin jadi lebih mengenal sastrawan-sastrawan dan karya-karyanya, tapi hanya sebatas itulah hasilnya. Padahal yang dibutuhkan sekarang adalah menciptakan generasi baru pecinta sastra dan menumbuhkan iklim atau atmosphir yang subur bagi lahirnya generasi penulis sastra yang baru, segar, dan sama sekali berbeda. Dalam gaya hidup remaja perkotaan sekarang, film dan musik lah yang paling popular sebagai bagian dari kehidupan kesenian dan kebudayaan mereka. Ini terbukti dari suksesnya novel-novel adaptasi film yang digagas dan diterbitkan oleh penerbit spesialis novel remaja, GagasMedia. Hampir semua novel adaptasi film-film nasional terjual puluhan ribu kopi dalam hitungan bulan saja. Genre novel ini telah berhasil menjadi bagian dari gaya hidup remaja perkotaan berkat kolaborasi antara dunia film dan dunia sastra. Kolaborasi berarti sebuah persinggungan yang nyata dengan kehidupan. Kolaborasi menjadi sebuah pola untuk mencairkan stagnansi dan melahirkan karya yang “membumi”. Sastra seharusnya menjadi bagian dari gaya hidup remaja perkotaan karena sastra seharusnya menjadi bagian dari kehidupan nyata termasuk kehidupan seharihari dengan segala tetek-bengek persoalannya yang mungkin cengeng, menyebalkan, dan tidak mutu. Tapi atas dasar apa seseorang berhak men-judge seperti itu terhadap kenyataan hidup yang nyata? Atas dasar apa seseorang atau sejumlah orang berhak menghakimi sebuah karya? Tiada satu dasar pun yang bisa membenarkan sikap-sikap seperti itu. Sebaliknya, justru pengikisan terhadap sikap-sikap seperti inilah yang akan mampu mengintegrasikan sastra dalam gaya hidup remaja perkotaan.

      Hapus
  20. NAMA : Diah Ridhoningsih
    NIM: A310180073
    KELAS : 7B

    TOPIK : PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING
    terdapat 3 rubrik untuk merealisasikan topik diatas yaitu, (1) rubrik opini, (2) rubrik informasi dan berita, (3) rubrik hiburan
    1. Rubrik 1 opini, pada rubrik pertama akan memuat tentang artikel, essai, tajuk rencana, dan pojok.

    2. Rubrik 2 informasi dan berita, pada rubrik kedua tahap ini harus mencari data dan sumber data yang aktual sebagai acuan untuk mengerjakan artikel mengenai "PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING".

    3. rubrik 3 hiburan, dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 akan disajikan dalam bentuk hiburan. Setelah mengumpulkan semuanya dapat dibuat karya hiburan seperti puisi, cerpen, pantun, karikatur dll yang terkait dengan topik "PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING"

    ARTIKEL : : PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING
    Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
    Di dalam banyak kesempatan, kita sering mendengar pernyataan tekad untuk menumbuhkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah dan situasinya adalah salah satu sikap positif. Hal itu terjadi jika orang peduli terhadap norma berbahasa. Seandainya untuk keperluan resmi pun orang menganggap bahwa dalam berbahasa itu yang terpenting ialah yang penting lawan bicara dapat menangkap maksud pembicara, dapat dikatakan bahwa orang itu tidak bersikap positif.
    Orang yang melakukan kesalahan tidak dengan sendirinya berarti yang bersangkutan tidak bersikap positif. Sikap tidak positif terbentuk jika orang tahu atau sudah diberi tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan, tetapi enggan berusaha memperbaikinya. Orang yang kurang terampil berbahasa dapat menunjukkan sikap positif jika ia belajar dari kesalahan, memperhatikan saran, petunjuk, atau pendapat orang yang ahli, serta mengupayakan perbaikan pemakaian bahasanya.
    Sikap positif juga dapat ditunjukkan lewat pemakaian bahasa yang sesuai dengan keperluan. Dalam pergaulan sosial, kita mungkin menghadapi beragam keperluan pula. Pergaulan antarbangsa, misalnya, kadang-kadang menuntut pemakaian bahasa yang sesuai dengan kemampuan orang yang terlibat di dalamnya. Oleh sebab itu, bahasa yang lain atau bahasa asing kadang-kadang diperlukan untuk keperluan itu. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia untuk keperluan tertentu tidak perlu dipandang sebagai cerminan rasa kebangsaan yang rendah.

    BalasHapus
  21. Nama: Alfina Wulan Primastura
    Nim: A310190085
    Kelas: 7B

    1. Topik "BAHASA SEBAGAI SIMBOL BUDAYA"

    Dalam majalah Papirus kelas 7B memuat tentang sebagai berikut:
    Rubrik 1 opini
    Rubrik 2 informasi
    Rubrik 3 hiburan

    Berikut cara merealisasikan ketiga rubrik dalam majalah papirus:

    Rubrik 1 memuat tentang esai, artikel, tajuk rencana. Dengan mengangkat Topik "BAHASA SEBAGAI SIMBOL BUDAYA". Mahasiswa dapat memberikan kontribusi memberikan berbagai macam opini serta mencantumkn sumber referensi yang terpercaya.

    Rubrik 2 pelaksanaan berupa sebuah riset dari berita yan dimuat dari artikel hingga mencari sumber informasi dengan mewawancarai tokoh bahasa serta mengumpulkan sumber data berupa buku yang memiliki kaitannya dengan Topik "BAHASA SEBAGAI SIMBOL BUDAYA".

    Rubrik 3 merevisi serta mengolah ide dari rubrik sebelumnya hingga menjadikannya sebuah karya berupa hiburan seperti puisi, cerpen, pantun, peribahasa, lagu, anekdot, karikatur. Dengan memperhatian topik yang diangkat "BAHASA SEBAGAI SIMBOL BUDAYA". Untuk itu mahasiswa dapat memberikan pendapat, opini, pujian serta tanggapan terkait topik diatas.

    2. Artikel
    Judul "BAHASA SEBAGAI SIMBOL BUDAYA"
    Interaksi sosial adalah fenomena universal, interaksi tidak dapat dibatasi dalam konteks masyarakat tertentu. Terlepas dari jenis masyarakat, semua orang dan masyarakat menghadapi interaksi sosial. Jika ada di antaranya, perbedaannya terletak pada bagaimana mereka berinteraksi, membentuk, dan dalam konteks apa interaksi sosial itu terjadi.simbol memungkinkan aktor mendahului waktu, ruang dan
    bahkan pribadi mereka sendiri. Melalui penggunaan simbol, aktor dapat membayangkan seperti apa kehidupan di masa lalu atau seperti apa kemungkinan hidup di masa depan. Lagipula, aktor dapat secara simbolik mendahului pribadi mereka sendiri dan membayangkan seperti apa kehidupan ini dilihat dari sudut
    pandang orang lain. Inilah konsep teoritisi interaksionisme simbolik yang terkenal: mengambil peran orang lain .Simbol meningkatkan kemampuan berpikir. Jika set mesin terbang hanya dapat meningkatkan kemampuan mental sampai batas tertentu, maka bahasa dapat mengembangkan lebih lanjut kemampuan ini. Dalam pengertian ini, berpikir dapat dilihat sebagai interaksi simbolik dengan diri sendiri (Abubakar, 2020).

    Untuk itu media simbol memiliki peranan penting dalam sebuah ilmu pengembangan atau pembinaan bahasa indonesia . Pentingnya memaknai berbagai simbol serta memaknai keberagamaan umat melalui simbol-simbol dalam interaksi
    sosial merupakan syarat yang diperlukan untuk menerjemahkan simbol tersebut sebagai media interaksi, sehingga makna simbol interaksi itu menjadi jelas, baik simbol bahasa, dan sebagainya.

    Simbol sendiri memiliki revitalisasi tersendiri dalam setiap kebudayaan yang ada. Dari segi pengetahuan dan makna juga memiliki refleksi yang berbeda tiap adat dan budaya di Indonesia.

    BalasHapus
  22. Nama : Dian Pratiwi
    Nim : A310190059

    TOPIK “BAHASA SEBAGAI ALAT PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN”
    Rubrik 1 opini, dalam topik “Bahasa Sebagai Alat Pengembangan Kebudayaan”. Mahasiswa memberikan kontribusi tentang sumber referensi yang dipercaya
    Rubrik 2 informasi, pelaksanaan dilakukan dengan wawancara kepada narasumber yang paham dengan topik serta mengumpulkan data melalui sumber yang berkaitan dengan Bahasa Sebagai Alat Pengembangan Kebudayaan
    Rubrik 3 hiburan, dengan membuat suatu karya yang dapat menghibur pembaca dengan karya pantun, puisi dan cerpen dengan topik Bahasa sebagai alat pengembangan Kebudayaan.

    Artikel dengan judul "Bahasa sebagai alat pengembangan budaya"

    Ilmu dan bahasa merupakan hal yang saling berkaitan. Bahasa sangat penting dalam upaya pengembangan dan penyebarluasan ilmu. Setiap penelitian ilmiah tidak akan terlaksana tanpa digunakannya bahasa sebagai media komunikasi. Aktivitas yang diarahkan untuk memahami, mengeksplorasi, mendiskusikan konsep-konsep ilmu tidak dapat terselenggarakan tanpa melibatkan bahasa sebagai sarana.

    Dalam kedudukannya sebagai ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebaran IPTEK dan pemanfaatan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

    Dengan menggunakan wujud bahasa, manusia saling berkomunikasi satu sama lain sehingga dapat saling berbagi pengalaman dan berbagi ilmu satu sama lain. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan bahasa Indonesia.

    BalasHapus
  23. Nama : Ratvenia Komalasari
    Nim : A310180048
    Topik: "Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Melenial"
    1.Dalam Pembuatan sebuag majalah terdapat 3 rubrik dalam merealisasikannya, yaitu: (1) Rubrik Opini, (2) Rubrik Informasi (3) Rubrik Hiburan.
    a.Rubik opini merupakan tulisan dalam media cetak yang memuat gagasan, kritikan, kritikan, serta solusi berdalam pendapat penulis yang mengandung sesuatu fakta dan bersifat subyektif dalam membuat (artikel, esai, tajuk rencana dan pojok) dengan topik permasalahan terkait topik “Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Melenial”. Mahasiswa dapat memberikan opininya atau gagasan terkait topik tersebut setelah membaca berbagai sumber referensi yang ada pada jurnal.
    b.Rubrik Informasi dilakukan ini mencari informasi, data serta berita yang aktual dan faktual yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan artikel dan esai mengenai topik “Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Melenial” ini dengan sumber-sumber yang terpercaya dan valid berdasarkan hasil riset.
    c.Rubrik Hiburan, rubik untuk dijadikan sebuah karya hiburan, dapat dibuat karya hiburan berupa (puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot,dll) tentunya sebelum menyajikan topik pembahasan utamanya, yaitu “Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Melenial” dengan rubrik hiburan pembaca dapat terhibur dengan pembahasan ringan.

    2.ARTIKEL “Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Melenial”
    Bahasa Indonesia memegang peranan penting pada semua aspek kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia dalam hal berkomunikasi. Sering kali dengan alasan mempermudah komunikasi, tidak sedikit orang menggunakan bahasa Indonesia dengan tidak baik dan benar. Karena itu, perlu adanya kepatuhan dalam penggunaan bahasa Indonesia, agar pemertahanan bahasa Indonesia tetap terjaga, mengingat banyak pengaruh dikarenakan globalisasi, salah satunya pada sektor pendidikan.

    ‘Eksistensi’ dapat diartikan keberadaaan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah keberadaan bahasa Indonesia, yang salah satunya dapat dilihat dari pengetahuan tentang kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia. Seperti contoh selfie, gadget, stand up, mouse, mikrofon, link, netizen, ofline, online, preview, contact person. Kosakata-kosakata tersebut lebih dikenal khalayak luas dan sering digunakan dibandingkan swafoto, gawai, komedi tunggal, tetikus, pelantang, pranala, warganet, daring, luring, pratayang dan narahubung. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman, yang saat ini adalah era millennial. Era millennial ialah masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital seperti saat ini. Generasi yang hidup di era millennial ini memiliki karakter yang khas.

    Seiring perkembangan zaman dan berjalannya waktu, mulai terlihat adanya tanda-tanda pergeseran bahasa Indonesia oleh bahasa asing dari aspek kosakata. Hal tersebut disebabkan oleh era millennial yang menuntut dan mengakibatkan adanya istilahistilah baru dalam berkomunikasi. Sehingga mengakibatkan lebih sering menggunakan istilah-istilah baru tersebut, yang notabene adalah bahasa asing, dibandingkan padanan kosakata dalam bahasa Indonesianya. Jika kosakata-kosakata asing tersebut kita gunakan padanan bahasa Indonesianya, pasti terlihat aneh karena belum terbiasa. Akan tetapi hal tersebut perlu dibiasakan, dimulai dari mewajibkan diri sendiri untuk menggunakan padanan bahasa Indonesianya dalam penggunaannya sehari-hari. Sedang bagi pemangku kebijakan, diharapkan dapat memberikan penegasan kembali tentang aturan penggunaan dan kedudukan bahasa Indonesia, agar eksistensi bahasa Indonesia terjaga.

    BalasHapus
  24. Nama: Muttaqina Imama Wasanadiputra
    NIM: A310180012
    Kelas: 7B


    Topik: "Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional"

    Setiap tahun bahasa Indonesia Peningkatan fungsi bahasa Indonesia harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Artinya, harus ada rencana kerja yang jelas yang akan menetapkan prioritas. Dalam membuat majalah ini perlu dibuat 3 rubrik yaitu rubrik opini, rubrik informasi dan berita,rubrik hiburan.


    1. Rubrik 1 (opini) memuat bagaimana cara masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia agar bisa menjadi bahasa Internasional, cara merealisasikan dengan cara menggunakan bahasa Indonesia pada setiap tempat yang banyak dikunjungi oleh warga negara asing

    2. Rubrik 2 (informasi dan berita) rubrik ini memuat berbagai macam informasi dan berita perkembangan bahasa Indonesia setiap tahunnya apakah semakin banyak atau semakin menurun warga asing yang menggunakan bahasa Indonesia

    3. Rubrik 3 (hiburan) rubrik ini memuat tentang hiburan bisa diisi dengan berbagai puisi, pantun, cerita pendek, anekdot yang bisa menarik minat baca



    ARTIKEL

    "Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional"

    Di era globalisasi di mana semuanya tampak terhubung satu sama lain, menjadikan suatu hal menjadi internasional tampaknya adalah hal sehari-hari. Seiring dengan perkembangan global berbagai sisi kehidupan bangsa-bangsa di dunia,
    yang memicu perlunya penguasan bahasa-bahasa tertentu sabagai alat komunikasi internasional
    untuk bergaul dengan bangsa lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup. Tidak sedikit pula penutur asing belajar bahasa Indonesia di
    dalam negeri melalui berbagai jalur program. Terlepas dari tujuan apa yang ingin dicapai para
    pembelajar, banyaknya warga negara asing belajar bahasa Indonesia di dalam negeri mendorong
    lembaga pendidikan di Indonesia membuka kelas pelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing demi memenuhi minat mereka.
    Fenomena makin meningkatknya minat penutur asing belajar bahasa Indoneia yang
    berdampak pada makin meluasnya pembelajaran bahasa Indonesia, baik di luar maupun di dalam
    negeri, pada satu sisi membuat kita bangga sebagai bangsa, namun pada sisi lain merupakan
    tantangan yang tidak ringan, Usaha meningkatkan fungsi bahasa Indonesia diawali dengan memberdayakan bahasa Indonesia. Artinya, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bergengsi. Jika kita ingin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, kita harus menunjukkan kekuatan kita sebagai bangsa dan negara. Upaya internasionalisasi bahasa Indonesia sudah seharusnya direalisasikan menimbang bahwa bahasa Indonesia sudah memenuhi syaratnya yang memadai, seperti jumlah penuturnya telah mencukupi (terbanyak dibandingkan Negara ASEAN lainnya), tata bahasa yang sederhana, serta dapat digunakan oleh penutur dari Negara lain (dalam hal ini Negara serumpun, seperti; Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, dan Timur Leste) Sisi lain yang membuat bahasa Indonesia berpotensi sebagai bahasa Internasional, adalah sumber daya alam yang mempesona, beragam seni budaya, sehingga menarik minat wisatawan khususnya bagian pariwisata, investor (bisnis), maupun peneliti (ilmu pengetahuan) untuk ekplorasi di negara Indonesia. Oleh karena itu, hal mendasar yang harus dilakukan oleh masyarakat asing tersebut adalah mempelajari dan menguasai bahasa Indonesia. Untuk merealisasikan supaya bahasa Indonesia menuju bahasa Internasional yaitu dengan cara menggunakan bahasa Indonesia pada papan penunjuk setiap tempat yang banyak dikunjungi oleh warga negara asing

    BalasHapus
  25. Nama : Rahmadani Indria Fatikhasari
    Nim : A310190088
    Kelas : 7B

    Topik : PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DI KALANGAN REMAJA.
    Pendapat saya mengenai cara merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik. Rubrik yang ada pada majalah ada 3 yaitu : 1)rubrik opini, 2)rubrik informasi dan berita, 3)rubrik hiburan.
    1. Rubrik 1 (opini) dalam topik diatas yaitu membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik "Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di kalangan Remaja".
    2. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari data dan sumber informasi untuk mengerjakan artikel mengenai topik "Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di kalangan Remaja".
    3. Rubrik 3 (hiburan) dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif yang akan disajikan dalam bentuk hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat karya hiburan yang berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan "Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di kalangan Remaja".

    Artikel Judul "Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di kalangan Remaja"

    Pada kalangan remaja saat ini pengaruh globalisasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sampai mempengaruhi cara hidup kalangan remaja saat ini. Contohnya cara berpakaian dan cara berbahasa yang mereka anggap gaul dan keren padahal sudah banyak menyimpang dari norma dan ajaran yang ada. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan kebanggaan kita seluruh warga Indonesia. Seharusnya sebagai generasi muda milenial kita harus bangga menggunakan bahasa yang baik sesuai kaidah dan kamus besar bahasa Indonesia. Karena kitalah generasi penerus bangsa kalau bukan kita yang menjaga bahasa kita maka siapa lagi.
    Berbahasa yang baik dan benar juga merupakan cara kita menghargai jasa para pahlawan dan tokoh proklamasi yang banyak berkorban untuk bangsa ini. Bahkan bahasa Indonesia sudah tercantum di dalam naskah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda pada zaman itu pun sudah menyatakan bahwa bahasa persatuan kita adalah bahasa Indonesia.
    Bahasa Indonesia yang dulu baik dan benar sekarang ini banyak sekali mengalami perubahan dari bahasa yang sebenarnya. Para remaja saat ini lebih bangga dan keren saat mereka memakai bahasa gaul yang bahkan tidak tahu asal usul bahasa tersebut. Bahkan lebih parah lagi jika di antara mereka ada yang merasa malu jika memakai bahasa yang baik dan benar. Padahal menggunakan bahasa yang baik dan benar akan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kita menjunjung tinggi bangsa kita.
    Penggunaan bahasa gaul sering terjadi di kalangan pelajar tingkat SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Misalkan kata-kata : elo, gua, enggak dan masih banyak lainnya. Ini merupakan contoh kata yang sering digunakan dalam pembicaraan sehari-hari kepada teman atau orang lain. Kata ini bisa tergolong tidak sopan apalagi kepada orang yang lebih tua usianya. Bahkan tidak sah menurut kamus besar bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang campur aduk dengan bahasa asing juga tidak sesuai. Bahasa asing juga merupakan bahasa yang penting sekali di zaman sekarang karena kita harus bersaing dalam segala bidang . Namun, penempatannya lah yang kadang tidak sesuai.
    Jangan sampai kita mencampur adukkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa asing karena itu tidak sesuai. Contohnya kata: yes, no, thanks, before, after dan lain sebagainya. Kata ini juga sering terjadi dalam percakapan sehari-hari dan mempengaruhi gaya hidup generasi muda sekarang ini.
    Maka dari itu kita sebagai generasi muda wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka bahasa Indonesia akan selalu terjaga keasliannya. Jika tidak, kita generasi muda milenial yang memulai untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar maka siapa lagi.

    BalasHapus
  26. Nama : Hartatik Yunani Krisdiah
    NIM : A310180061
    Kelas : 7B

    Topik "Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan"

    Menurut pendapat saya terkait topik tersebut untuk dapat direalisasikan ke dalam rubrik-rubrik, sebagai berikut:
    1. Rubrik opini
    Pada rubrik opini topik tersebut dapat direalisasikan dengan menuliskan, seperti: mencari fakta dan opini terkait dengan eksistensi bahasa Indonesia bebagai bahasa persatuan, menyajikan tulisan dengan disertai ilustrasi penggunaan bahasa saat ini, dan menulis esai dengan pendapat pribadi yang bisa dikaitkan dengan perkembangan penggunaan bahasa Indonesia.
    2. Rubrik informasi dan berita
    Selanjutnya, pada rubrik informasi dan berita dapat direalisasikan dengan menuliskan berita yang faktual, objektif, dan menarik terkait dengan eksistensi bahasa Indonesia bebagai bahasa persatuan.
    3. Rubrik hiburan
    Pada rubrik hiburan topik tersebut dapat direalisasikan ke dalam bentuk puisi, cerpen, pantun, dan komik yang sesuai dengan topik eksistensi bahasa Indonesia bebagai bahasa persatuan.


    Artikel “Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan”
    Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928 dan dicetuskan sebagai sikap politik para pemuda pada masa itu yang mengakui satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, satu tanah air yaitu Indonesia dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Saat ini bahasa Indonesia sudah memasuki usia 93 tahun, dalam perjalanan panjangnya bahasa Indonesia telah menempati kedudukan penting sebagai bahasa nasional dan bahasa negara bahkan juga menjadi lambang jati diri bangsa serta alat pemersatu bangsa.
    Dalam berbagai kesempatan khususnya saat melakukan komunikasi masyarakat terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Tidak jarang dijumpai bahwa mereka pun kadang lebih fasih dan memahami bahasa Indonesia daripada bahasa daerahnya. Selain itu, dalam pertemuan-pertemuan resmi pun digunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi, fenomena penggunaan bahasa Indonesia sekarang ini menunjukkan bahwa fungsi bahasa Indonesia tidak lagi sama seperti dalam sejarah Sumpah Pemuda tahun 1928.
    Setiap tahun, Sumpah Pemuda yang diperingati oleh bangsa Indonesia ini juga membuktikan betapa pentingnya bahasa bagi suatu bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan alat komunikasi yang lain ternyata mutlak diperlukan setiap bangsa. Bangsa yang tidak memiliki bahasa tidak mustahil akan mengalami kemajuan karena bangsa tersebut tidak mungkin menggambarkan dan menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain. Akibatnya, bangsa itu akhirnya akan lenyap ditelan masa. Jadi, bahasa menunjukkan identitas bangsa. Bahasa, sebagai bagian kebudayaan dapat menunjukkan tinggi rendahnya kebudayaan bangsa. Bahasa akan menggambarkan sudah sampai seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai suatu bangsa. Ikarar “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” menjadi dasar yang kokoh bagi kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia. Bahkan, pada perjalanan selanjutnya, bahasa Indonesia tidak lagi sebagai bahasa persatuan, tetapi juga berkembang sebagai bahasa negara dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi.
    Eksistensi bahasa persatuan, selain dipengaruhi kekuatutuhan penggunaanya, juga didukung oleh kemampuan bahasa tersebut dalam mengungkapkan fenomena baru yang berkembang. Bahasa secara filosofis adalah pengungkapan manusia atas realitas melalui simbol-simbol. Oleh karena itu, perkembangan Bahasa Indonesia antara lain sangat tergantung pada tingkat keberhasilan menciptakan kosa kata dan istilah-istilah baru.
    Dalam era globalisasi seperti saat ini, bahasa menjadi sangat penting bagi kelangsungan eksistensi persatuan bangsa, baik sebagai lambang jati diri maupun sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahkan, bahasa Indonesia berpotensi sebagai bahasa perhubungan luas karena digunakan oleh penduduk besar di kawasan Asia Tenggara dan kini bahasa Indonesia banyak dipelajari di berbagai negara.

    BalasHapus
  27. Nama: Nita Awalia Astuti fatimah
    NIM: A310190083
    Kelas:7B

    Topik: Eksistensi Bahasa Indonesia terhadap Maraknya Bahasa Asing
    Terdapat 3 rubrik untuk merealisasikan topik di atas yaitu rubrik opini, rubrik informasi san berita, dan rubrik hiburan.
    1. Rubrik 1 Opini, memuat bagaimana keadaan bahasa Indonesia di tengah maraknya bahasa asing dinegara sendiri
    2. Rubrik 2 Informasi dan berita, rubrik ini memuat berbagai macam informasi dan berita perkembangan bahasa Indonesia etiao tahunnya, apakah penggunaan bahasa Indonesia semakin meningkat atau menurun.
    3. Rubrik 3 Hiburan, pada rubrik ini memuat hiburan bisa diisi dengan cerita, pantun, dll.

    Artikel
    "Eksistensi Bahasa Indonesia terhadap Maraknya Bahasa Asing"

    Pada kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia tentunya menggunakan bahasa untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Bahasa merupakan alat untuk komunikasi dengan seseorang atau orang lain, bekerja sama, dan menyampaikan sebuah pendapat. Dalam berkomunikasi pun, pastinya tidak menggunakan satu bahasa saja, tetapi menggunakan berbagai macam bahasa dan salah satunya bahasa asing. Bahasa asing yang sering digunakan yaitu bahasa Inggris, padahal sudah jelas bahwa negara kita adalah negara Indonesia. Itu artinya bahasa Indonesia lah yang justru harus semakin digunakan atau dilestarikan oleh masyarakat penduduk negara di Indonesia, akan tetapi malah sebaliknya. Masyarakat Indonesia justru memilih menggunakan bahasa Indonesia. Karena keseringan menggunakan bahasa asing, maka bahasa Indonesia yang diucapkan juga sering belepotan atau belum sesuai dengan kaidah. Saat ini, sudah banyak media-media massa yang sering menggunakan bahasa asing dalam penulisannya atau pengucapannya. Masuknya bahasa asing menjadikan bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia menurun secara drastis karena masyarakat lebuh sering dan lebih suka menggunakan bahasa asing dan membuat bahwa bahasa asing lebih layak dan lebih keren (Arsanti, 2019).
    Kesadaran akan pentingnya kemahiran bahasa asing terutama bahasa Inggris di era globalisasi ini telah memunculkan keinginan untuk belajar dan menguasai bahasa  tersebut secepat mungkin. Bahasa asing tidak akan menghilangkan bahasa Indonesia, namun pesona bahasa Indonesia semakin rendah. Alasan belajar menggunaan kosa kata bahasa asing, diantaranya yaitu salah satu bentuk untuk menguasai skill, sering digunakan dilingkungan sekitar, meningkatkan kepercayaan diri, lebih mudah mengaplikasikan melalui aktivitas digital atau dunia maya.
    Penggunaan istilah asing di Indonesia semakin meningkat.  Hal tersebut dikarenakan era globalisasi,  pengaruh bahasa asing terutama bahasa Inggris sebagai bahasa global sulit dihindari. Sebagai contoh penggunaan bahasa asing dapat ditemukan dimana saja seperti sosial media, media cetak, alat elektronik, ruang publik, dan interaksi secara langsung. Bahasa Indonesia wajib dipelajari, dipertahankan, dan dilestarikan karena merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan Indonesia.

    BalasHapus
  28. NAMA : Raihan Musfirotun Khusnul K.R
    NIM: A310180072
    KELAS : 7B
    TOPIK : PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING
    terdapat 3 rubrik untuk merealisasikan topik diatas yaitu, (1) rubrik opini, (2) rubrik informasi dan berita, (3) rubrik hiburan
    1. Rubrik 1 opini, pada rubrik pertama akan memuat tentang artikel, essai, tajuk rencana, dan pojok.

    2. Rubrik 2 informasi dan berita, pada rubrik kedua tahap ini harus mencari data dan sumber data yang aktual sebagai acuan untuk mengerjakan artikel mengenai "PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING".

    3. rubrik 3 hiburan, dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 akan disajikan dalam bentuk hiburan. Setelah mengumpulkan semuanya dapat dibuat karya hiburan seperti puisi, cerpen, pantun, karikatur dll yang terkait dengan topik "PERANAN BAHASA INDONESIA DITENGAH MARAKNYA BAHASA ASING"

    Artike "Bahasa indonesia sebagai identitas negara"

    Bahasa merupakan hal terpenting yang ada dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan berbangsa bernegara. Setiap negara memiliki bahasanya masing-masing yang menjadi ciri khas atau identitas negara, seperti di negara kita Indonesia, bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia. Edward (2009, hlm. 54) menyebut, ada hal lain dari bahasa selain fungsinya untuk berkomunikasi. Artinya, adanya hubungan lain dalam bahasa yang menunjukan adanya hubungan bahasa dengan identitas. Lebih lanjut, Edward (2009, hlm. 21) juga mengatakan bahwa bahasa dapat dianggap sebagai ciri/penanda seseorang.

    Dengan disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Republik Indonesia, secara otomatis, bahasa Indonesia juga memainkan perannya sebagai lambang dan jati diri bangsa Indonesia.

    Sebagai bahasa yang digunakan di Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, indentitas nasional, media penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya, serta media pemersatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara. Sedangkan dalam
    kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi (Nugroho, 2015, hlm. 285)
    Dalam kajian sosiolinguistik disebutkan bahwa bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan masyarakat. Bahkan, bahasa dianggap sebagai ciri atau identitas suatu kelompok masyarakat.

    BalasHapus
  29. Nama: Mahadhika Wipradharma
    NIM: A310190020
    Kelas: 7B

    Topik : Penggunaan Bahasa Indonesia pada Dunia Pembelajaran
    Pendapat dari saya untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik, diantaranya : (1) Rubrik Opini, (2) Rubrik Informasi dan Berita, (3) Rubrik Hiburan.
    1. Rubrik 1 (Opini) dalam topik diatas yaitu dapat dijelaskan untuk rubrik pertama akan membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik “Penggunaan Bahasa Indonesia pada Dunia Pembelajaran” dan membahas mengenai ruang lingkup topik diatas.
    2. Rubrik 2 (Informasi dan Berita) pada tahap ini mencari data dan sumber informasi serta berita yang pasti dan dapat digunakan sebagai pacuan untuk mengerjakan artikel mengenai topik “Penggunaan Bahasa Indonesia pada Dunia Pembelajaran” dengan sumber-sumber yang terpercaya.
    3. Rubrik 3 (Hiburan) dilakukan dengan cara mencari ide-ide kreatif dan inovatif untuk rubrik 1 dan 2 yang akan disajikan dalam bentuk hiburan. Kemudian setelah mengumpulkan opini, informasi dan berita dapat dibuat karya hiburan yang bisa berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan “Penggunaan Bahasa Indonesia pada Dunia Pembelajaran”

    Artikel judul “Penggunaan Bahasa Indonesia pada Dunia Pembelajaran”

    Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional hingga identitas suatu bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting pada semua aspek kehidupan. Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam bahasa negara salah satunya pada bidang pendidikan. Untuk itu pembelajaran bahasa Indonesia mendapatkan peran penting untuk pendidikan di Indonesia karena merupakan bahasa resmi di semua bidang. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Komunikasi itu diharapkan terjadi baik secara lisan maupun tertulis. Lebih dari itu, pemahaman terhadap bahasa Indonesia diharapkan menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesusastraan bangsa Indonesia.

    Belajar bahasa pada hakikatnya belajar komunikasi. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan “Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis”. Dalam hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa indonesia diarahkan ke dalam empat aspek, yaitu menyimak, mambaca, berbicara dan menulis. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir imajinatif dan warga negara Indonesia yang literat atau melek informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang dibutuhkan peserta didik dalam menempuh pendidikan dan di dunia kerja. Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung dalam mengembangkan pengetahuan siswa, memahami, dan memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Ketiga hal tersebut adalah bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra; literasi (memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang berkaitan dengan membaca dan menulis).

    Penggunaan Bahasa Indonesia pada dunia pendidikan merupakan hal yang penting. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia bisa diajarkan kepada orang banyak. Sehingga penggunaan Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan akan terus bertambah secara tidak langsung dan penggunaan Bahasa Indonesia dapat bertambah pula.

    BalasHapus
  30. Nama: Badrotun Nikmah
    Nim: A310180158

    1. Topik
    "Penggunaan Bahasa Indonesia pada Kaum Milenial"


    Seiring dengan berputarnya zaman, penggunaan bahasa selalu menjadi perhatian. Banyak terjadinya bergeseran kosa kata tetapi dengan makna yang sama, Kata-kata yang unik sering bermunculan terkhusus pada kaum remaja. Terjadi penyingkatan kosakata, pembalikat kata, atau bisa terjadi karena plesetan kata. Hal itu menjadi menarik untuk dibahas bagaimana bahasa tersebut bisa terjadi, dan bagaimana ahli bahasa menyikapinya.
    Rubrik pada majalah paripus terdapat 3 rubrik

    Rubrik 1 (opini: Bagaimana anak muda sekarang dalam menggunakan bahasa dalam kegiatan sehari-hari, esay: penggunaan bahasa di era milenial. Pendapat ahli: tentang menyikapi bagaimana penggunaan bahasa oleh kaum milenial)
    Rubrik 2 (informasi: tentang bahasa disekolah dan dirumah atau dalam kehidupan masyarakat. Dan berita)
    Rubrik 3
    1. hiburan: karikatur berupa istilah bahasa gaul yg digunakan oleh kaum remaja.
    2. tips tips dalam melestarikan bahasa Indonesia dikalangan remaja.
    3. Kata-kata mutiara: utamakan bahasa indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing
    lagu: bendera-coklat
    puisi, teka-teki,

    BalasHapus
  31. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  32. Nama : Annisa Rodhiyah
    NIM : A310190057
    Kelas : 7B

    1.Topik “Eksistensi Bahasa Sebagai Bahasa Nasional di Era Globalisasi”
    Rubrik pada majalah Papirus kelas 7B terdapat tiga rubrik, yaituRubrik 1 (opini) Rubrik 2 ( informasi dan berita) Rubrik 3 (hiburan)
    Cara merealisasikan topik ketiga rubrik tersebut dalam majalah Papirus adalah sebagai berikut:
    Rubrik 1 membuat (artikel, esai, tajuk rencana dan pojok) dengan topik permasalahan terkait topik “Eksistensi Bahasa Sebagai Bahasa Nasional di Era Globalisasi”. Mahasiswa dapat memberikan opininya terkait topik tersebut setelah membaca berbagai sumber referensi.
    Rubrik 2 dilakukan dengan riset data berupa berita dari kumpulan artikel, mencari berita dengan mewawancarai narasumber ataupun tokoh pendidikan dan ahli Bahasa Indonesia, serta bisa juga mencari berita dengan meresume buku terkait “Eksistensi Bahasa Sebagai Bahasa Nasional di Era Globalisasi” Mahasiswa dapat menggali berita dan informasi terkait topik tersebut melalui berbagai sumber yang relevan.
    Rubrik 3 mencari ide dari rubrik 1 dan rubrik 2 untuk dijadikan sebuah karya hiburan dengan cara mengumpulkan opini dan berbagai informasi, selanjutnya data tersebut bisa dibuat karya hiburan berupa (puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot, karikatur) tentunya dengan topik yang sudah di sajikan sebelumnya yaitu “Eksistensi Bahasa Sebagai Bahasa Nasional di Era Globalisasi” dengan rubrik hiburan mahasiswa dapat mengkritik, memuji, atau memberikan tanggapan terkait topik tersebut.

    2. Artikel “Eksistensi Bahasa Sebagai Bahasa Nasional di Era Globalisasi”
    Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang merupakan bahasa asli kita sebagai warga negara Indonesia, dan sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia yang baik untuk melestarikannya. globalisasi memang merupakan tan-tangan besar bagi seluruh dunia termasuk bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit. Bahkan dalam berbahasa yang selalu kita gunakan dalam kehidupaan sehari-hari, yang dapat memberi dampak besar bagi jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa.
    Eksistensi bahasa Indonesia populer pun manjadi semakin pesat perkembangannya dikarenakan
    era globalisasi yang terjadi sekarang ini. Keberadaan bahasa Indonesia semakin lama semakin pudar karena banyak orang Indonesia, terutama anak muda, orang dari kalangan bisnis, dan pejabat yang menggunakan bahasa selain Indonesia, seperti bahasa gaul” dan bahasa asing. Bahasa asing tersebut antara lain bahasa Inggris, Jepang, Korea, dan sebagainya. Tentu ini merupakan ke-nyataan yang ironis karena orang Indonesia justru lebih bangga apabila mereka menguasai bahasa a-sing daripada menguasai bahasa mereka sendiri.

    BalasHapus
  33. Nama: Nabila Nur Anisa
    NIM: A310190053
    Kelas: 7B

    Topik "Peranan Bahasa Indonesia dalam Membangun Karakter Bangsa"
    Topik ini dapat direalisasikan terhadap tiga rubrik dengan cara sebagai berikut:
    1. Rubrik Opini, pada rubrik ini dapat membuat berbagai macam tulisan seperti membuat artikel, esai, tajuk rencana, dan pojok yang berkaitan dengan topik "Peranan Bahasa Indonesia dalam Membangun Karakter Bangsa". Setelah membaca berbagai referensi, mahasiswa dapat memberikan opini pada topik tersebut.
    2. Rubrik Informasi dan Berita, pada rubrik ini dapat dilakukan dengan mencari informasi kepada narasumber terkait dalam pembangunan karakter dan memberikan penjelasan bahwa bahasa itu berpengaruh terhadap karakter seseorang atau cerminan kepribadian seseorang.
    3. Rubrik Hiburan, pada rubrik ini dapat direalisasikan melalui pembuatan karya seperti gambar maupun tulisan yang menunjukan peranan bahasa Indonesia dalam pembangunan karakter seseorang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ARTIKEL
      Topik “Peranan Bahasa Indonesia dalam Membangun Karakter Bangsa”

      Peran penting bahasa Indonesia adalah alat untuk membentuk kepribadian dan karakter. Pada awal pertumbuhan bahasa Indonesia, setiap warga pengguna bahasa Indonesia sangat berhati-hati “berbicara” karena bahasa (yang digunakan pemakainya) adalah sebagai refleksi kepribadian. Istilah “budi bahasa” merujuk kepada pentingnya bahasa digunakan untuk mengekspresikan sikap dan kepribadian terpuji. Jika dikatakan “pelihara budi bahasa” maka nasihat itu bertujuan untuk menjaga prilaku yang sopan dan bahasa yang santun. Sopan dapat dirujuk pada prilaku atau perbuatan dan santun dapat dirujuk kepada pembicaraan yang terpelihara dan hal ini membuktikan bahwa misi pertama menggunakan bahasa Indonesia adalah untuk membentuk prilaku atau karakter. Harapan yang ditumpukan kepada pengguna bahasa Indonesia adalah agar selalu menjaga kesantunan dalam berprilaku dan berbahasa hingga dimunculkan suatu istilah “bahasa menunjukkan bangsa”, dengan mengadopsi istilah itu dapat juga dielaborasi menjadi “bahasa menjukkan karakter atau bahasa menunjukkan kepribadian”. Dengan demikian tidak terlalu salah jika kita ingin mengemas bahasa Indonesia sebagai salah satu aspek untuk membentuk karakter kepribadian bangsa pada masyarakat Indonesia masa kini terutama masyarakatnya yang terdidik.
      Satu hal yang perlu diperhatikan agar tujuan bahasa Indonesia dapat membangun karakter kepribadian bangsa adalah jelasnya persepsi antara perbedaan pengajaran bahasa Indonesia dan pedidikan bahasa Idonesia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia adalah pengajaran mengenai teks berbahasa Indonesia yang meliputi mulai dari ejaan, kosa kata, kalimat hingga wacana. Sementara pendidikan bahasa Indonesia adalah fokus terhadap siswa atau mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia. Dalam kaitan ini mungkin dapat dikatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia menjadi ranah guru bahasa Indonesia dan pendidikan bahasa Indonesia menjadi ranah semua profesi atau lintas bidang. Atau dengan kata lain apa yang disebut dengan “kompetensi berbahasa” berbeda dengan “kompetensi linguistik”. Kompetensi berbahasa Indonesia menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat terutama masyarakat akademis sementara kompetensi linguistik merupakan tanggung jawab guru bahasa Indonesia.

      Hapus
  34. Nama: Salsabilla Senja Safitri
    Nim: A310180113
    Kelas: 7B


    Topik “Utamakan Menggunakan Bahasa Indonesia dalam Keseharian”

    Dalam Pembuatan sebuah majalah terdapat 3 rubrik dalam merealisasikannya, yaitu: (1) Rubrik Opini, (2) Rubrik Informasi (3) Rubrik Hiburan.

    Rubrik 1 opini, dalam topik “Utamakan Menggunakan Bahasa Indonesia dalam Keseharian” Mahasiswa dapat berpendapat dan terkait permasalah sesuai fakta mengapa masyarakat sulit meenggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

    Rubrik 2 informasi,
    pelaksanaan dilakukan dengan wawancara kepada narasumber yang paham dengan topik serta mengumpulkan data melalui sumber yang berkaitan dengan pembahasan terkait sulitnya masyarakat Indonesia sulit menggunakan Bahas Indonesia dlam kehidupan sehari-hari

    Rubrik Hiburan, rubik untuk dijadikan sebuah karya hiburan, dapat dibuat karya hiburan berupa (puisi, cerita pendek, pantun, peribahasa, lagu, anekdot,dll) tentunya sebelum menyajikan topik pembahasan utamanya, yaitu “Utamakan Menggunakan Bahasa Indonesia dalam Keseharian” dengan rubrik hiburan pembaca dapat terhibur dengan pembahasan ringan.

    Artikel
    “Utamakan Menggunakan Bahasa Indonesia dalam Keseharian”
    Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi antar umat manusia di seluruh dunia dengan menggunakan bahasa manusia jadi mudah memahami satu dengan manusia lainnya, bahasa yang digunnakan antar negara bebeda-beda, bahasa internasional yang digunakaan adalah bahasa inggris. Bangsa Indonesia sendiri mempunyai bahasa sendiri yakni bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928 dan dicetuskan sebagai sikap politik para pemuda pada masa itu yang mengakui satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, satu tanah air yaitu Indonesia dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia
    Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional hingga identitas suatu bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting pada semua aspek kehidupan. Dalam dunia Pendidikan pembelajaran Bahsa Indonesia sudah diajarkan sejak sekolah dasar hingga bangku perkulihan sehingga masyarakat sudah tidak asing lagi dengan Bahasa Indonesia, Namun apakah Masyarakat menggunkan Bahasa Indonesia Dalam beerkomunikasi sehari-Hari? Jawabnya adalah tidak, lalu apakah yang menyebabkan masyarakat tidak menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa faktor penyebab masyarakat tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian.
    Yang pertama adalah masyarakat sudah terbiasa menggunakan Bahasa daerahnya sejak masih kecil yang diajarkan oleh orangtua mereka dan lingkungan masyarakat, indonesia memang terkenal dengan beraneka ragam bahasa daerahnya masing-masing sehingga untuk menggunakan Bahasa Indonesia menjadi agak sedikit aneh jika digunakan untuk berkomunikasi didaerahnya yang sudah cenderung menggunkan bahasa daerah. Yang kedua adalah bahasa asing yang cepat masuk ke indonesia di Era 4.0 perkembangan teknologi sangat mempengaruhi penggunaan bahasa terutama bahasa Indonesia masayarakat yang sudah mengenal dan menggunakan berbagai media sosial, di media sosial masyarakat sering meliahat para artis indonesia sering mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam berkomunikasi. sehingga sangat mudah terpengaruh menggunakan bahasa campuran bahsa asing dan bahasa indonesia. Memang tidak mudah menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari apalagi sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah dan bahasa campuran indonesia dan asing namun setidaknya pemerintah harus memperhatikan pentingnya bahasa Indonesia untuk masyarakat, karena bahasa Indonesia adalah identitas suatu bangsa Indonesia.

    BalasHapus
  35. Nama : Dyas Rahmawati
    NIM : A310180050
    Kelas : 7B

    Topik “Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”
    Untuk merealisasikan topik diatas terdapat 3 rubrik yaitu, (1) Rubrik opini, (2) Rubrik Informasi dan Berita, (3) Rubrik Hiburan.
    1. Rubrik opini
    Pada rubrik opini topik dapat direalisasikan dengan menulis esai, artikel, tajuk rencana yang bertemakan ” Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.
    2. Rubrik informasi dan berita
    Pada rubrik informasi dan berita dapat mencari data dan sumber data sebagai acuan dalam penyusunan artikel mengenai ”Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.

    3. Rubrik hiburan
    Rubrik hiburan untuk menuangkan ide-ide untuk dijadikan sebuah karya hiburan seperti puisi, cerpen, pantun yang bertemakan ”Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.

    Artikel : Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial

    Bahasa Indonesia memiliki tantangan yang makin besar, seiring dengan makin kencangnya dinamika kehidupan bagi bangsa dan negara serta masyarakat Indonesia yang sekarang telah memasuki abad ke-21. Dari ruang publik dapat dilihat perubahan yang sangat fundamental dalam berbagai aspek kehidupan tersebut, terutama dalam hal penggunaan bahasa asing yang makin marak untuk menamai lembaga, melabeli produk, dan lain-lain.

    Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Artinya, bahwa kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan fungsi dari Bahasa Indonesia yaitu: (a) bahasa resmi kenegaraan; (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan; (c) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah; dan (d) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. (Masnur : 2010).

    Penggalakan Gerakan Disiplin Nasional pada tahun 1995 untuk mengutamakan bahasa Indonesia tengah menemui masa redup. Redupnya pengutamaan bahasa negara di ruang publik seolah-olah menunjukan tanda-tanda kekhasan identitas bangsa ini mulai runtuh. Keruntuhan simbolik negara bangsa seperti itu tengah terjadi oleh karena agenda globalisasi dan kemajuan teknologi informasi serta komunikasi yang telah diproyeksi sebagai modernisasi era revolusi industri 4. 0. Oleh karena itu, sebagai gambaran, di kalangan masyarakat terasa tidak asing dan dipandang lebih keren bentuk Bahasa seperti e-money, e-banking, dan e-toll. Sikap bangga pada bahasa asing seperti itu dianggap menjadi pilihan yang tepat agar manusia Indonesia lebih berterima sebagai warga global.

    Pada saat yang sama, agenda dan kemajuan global itu telah melahirkan generasi milenial yang sedang digelorakan agar tercetak “generasi emas” pada tahun 2045. Harapan mulia itu akan “jauh panggang dari api” apabila kesetiaan, kebanggaan, dan tanggung jawab untuk berbahasa Indonesia secara baik dan benar serta apik dan santun di ruang publik menghilang. Tanpa kepatuhan yang memadai terhadap hokum yang berlaku tersebut, penggunaan bahasa Indonesia melalui media sosial cenderung lebih sebagai alat pengungkap kesenangan pada hal instan dan kebiasaan merumpikan SARA daripada sebagai etos pengembangan literasi sebagai baca tulis secara komprehensif. Tantangan linguistik, sejarah, dan hokum itu makin besar pada zaman globalisasi, terutama pada era Revolusi Industri 4,0.

    BalasHapus
  36. Nama : Alna Ajeng Wardhani
    Nim : A310180035 / 7B

    (1) Menurut pendapat saya tentang topik yang dipilih mengenai "Peranan Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi" terdapat 3 rubrik yaitu opini, informasi dan berita, hiburan. Cara merealisasikan yaitu dengan membagi team dan tugas dalam pembuatan majalah, serta adanya kerja sama yang baik antar sesama anggota. Penyusunan tersebut dapat disusun dengan baik karena anggota membaca referensi , mencari berita yang update, dan membuat karya yang sesuai dengan tema yang ditentukan .

    (2) Artikel "Peranan Bahasa Dalam Era Globalisasi"

    Bahasa merupakan hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mana bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi, dan mengembangkan diri. Tanpa bahasa, sebuah bangsa sulit untuk berkembang. Bahasa menunjukan identitas bangsa. Bahasa sebagai bagian kebudayaan dapat menunjukkan tinggi rendahnya kebudayaan bangsa. (Indrayanti,2015).

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia seperti yang tercantum dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berbunyi "Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia". Dalam berkewarganegaraan di Indonesia, menguasai bahasa Indonesia menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama bagi warga negara Indonesia dalam berkomunikasi maupun dalam penulisan, pembukuan, dan lain-lain.

    Era globalisasi merupakan era dimana perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) naik secara signifikan. Banyak negara dari berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidang tersebut, tidak terkecuali Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang, tentu mendapat keuntungan besar di era globalisasi. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain sudah masuknya akses 5G. Peran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

    Bahasa Indonesia dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara, yang mana hal tersebut tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945. Dalam era globalisasi yang sedang melanda dunia, bahasa Indonesia berperan sebagai tameng bagi negara Indonesia agar negara ini tidak kehilangan jati dirinya. Adapun peran bahasa Indonesia sebagai berikut:
    1. Sebagai lambang kebangsaan negara.
    2. Sebagai lambang identitas nasional.
    3.Sebagai alat pemersatu bangsa.
    4.Sebagai alat penghubung antar Budaya dan Daerah.

    BalasHapus
  37. Nama : Annisa Aprilia
    Nim:A310180022
    Kelas:7B
    Topik “ PELASTARIAN BAHASA INDONESIA PADA GENERASI MILENIAL”

    bahasa Indonesia juga merupakan identitas Indonesia di kancah internasional. Selain itu, tak perlu diragukan lagi bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat menyatukan berbagai etnik di seluruh Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, antaranggota masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang baik tersebut dapat menghindarkan konflik yang mungkin terjadi karena kesalah pahaman yang disebabkan kekurangpahaman akan bahasa yang digunakan. Melihat pentingnya bahasa Indonesia ini tentu sangat penting adanya pelestarian supaya bahasa Indonesia . tidak digerogoti perkembangan zaman di tengah arus globalisasi ini. Seperti halnya pelestarian bahasa daerah, pertama kali yang perlu dilakukan ialah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai identitas Negara. Punahnya bahasa Indonesia akan menyebabkan punahnya bangsa Indonesia. Kesadaran ini harus diikuti dengan kebanggaan akan bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia dapat berkaca pada bangsa Jepang dan Perancis yang begitu bangga terhadap bahasanya. Mereka ternyata sedemikian loyal dengan bahasanya sendiri. Kebanggaan akan bahasa Indonesia ini sebetulnya tak lepas dari peran para pemimpin bangsa ini. Kebanggaan akan bahasa Indonesia tentunya tak lepas dari kebanggaan akan bangsa Indonesia. keteladanan dari para figur masyarakat. Mereka seharusnya menjadi anutan yang tertib, taat asas, dan tidak amburadul dalam berbahasa. Bagaimana mungkin warga bangsa ini bisa diharapkan kiprahnya dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar bila para pemimpinnya saja memberi contoh yang kurang baik. Usaha yang dapat dilakukan selanjutnya ialah dengan revitalisasi Pendidikan .

    Usaha lain yang sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui pusat bahasa ialah dengan menyusun RUU kebahasaan. Memang dibutuhkan suatu kecermatan dalam menjadikan RUU ini sebagai undang-undang. Terbukti dari awal pembahasan ini, tahun 2006 sampai sekarang 2008 belum diundangkan juga.Undang-undang ini akan mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam forum resmi dan dalam hubungan antarbangsa. Undang-undang ini diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya bangsa dan bahasa Indonesia yang mulai terpinggirkan. Selain untuk melestarikan, juga untuk mencegah perusakan terhadap Bahasa Indonesia dan melindungi bahasa daerah yang jumlahnya cukup banyak. Undangundang ini juga menjamin adanya kompetensi bahasa asing, tetapi tanpa merusak bahasa Indonesia yang merupakan aset persatuan nasional yang sangat bagus.
    Di era globalisasi ini, nampaknya eksistensi Bahasa Indonesia mulai terdesak oleh bahasa Inggris. Semakin hari, fungsi kedua Bahasa tersebut mulai tergantikan oleh bahasa Inggris. Memang tidak bisa dipungkiri penguasaan bahasa Inggris merupakan hal penting dalam era informasi dan komunikasi ini. Akan tetapi, jangan sampai bahasa Inggris semakin mendesak eksistensi bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Perlu usaha-usaha yang keras untuk menyeimbangkan peran antara bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Usaha tersebut sangat diperlukan untuk mengantisipasi kepunahan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Menjadi tanggung jawab bersama seluruh bangsa Indonesia untuk melestarikan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Jangan sampai di era globalisasi ini justru masyarakat Indonesia menjadi asing di tengah bangsa sendiri. Bila hal tersebut tidak dilakukan agaknya bangsa Indonesia mulai menggali kubur bagi bahasanya sendiri dan pelan pelan mengucapkan selamat tinggal bahasa dan bangsa Indonesia.

    BalasHapus
  38. Nama : Faradilla Ihsan Inzani
    Nim : A310180003

    (1) Mengenai topik artikel yang saya pilih yaitu “ Peranan Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan” mengandung informasi bahwa pengetahuan tidak akan dapat berkembang tanpa adanya peranan bahasa dimana hal ini akan menyebabkan adanya pengembangan daya nalar, dan menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Artikel ini dapat disusun dengan baik dengan cara membaca dan berpacu pada beberapa refrensi yang sudah ada sesuai dengan tema yang telah ditentukan.


    (2) Artikel “Peranan Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan”

    Bahasa merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bagi manusia, bahasa memiliki dua fungsi, sebagai media berpikir dan sebagai media komunikasi. Proses berpikir manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa yang dikuasainya karena manusia berpikir melalui simbol-simbol bahasa. Gagasan dan pemikiran manusia perlu untuk dikomunikasikan dengan orang lain. Proses pengkomunikasian itu pun menggunakan media bahasa.

    Kemampuan berbahasa merupakan ciri khusus manusia. Manusia dapat berkomunikasi dengan baik melalui penguasaan dan penggunaan bahasa. Bahasa merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena manusia akan selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Bahasa dijadikan alat untuk menyampaikan, mengekspresikan atau menjelaskan sesuatu yang dapat dimengerti atau dipahami oleh orang lain.

    Bahasa yang digunakan merupakan suatu bukti kegiatan intelektual manusia. Manusia tidak akan mencapai puncak kedewasaannya sebagai mahluk yang rasional yang dapat dipisahkan dari keahliannya berbahasa. Sehingga manusia berbahasa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuannya masing-masing. Bahasa juga merupakan bagian daripada realitas pengetahuan itu sendiri yang dalam cakupannya pun terkandung interpret

    Pengetahuan manusia dapat berkembang dikarenakan adanya dua faktor, yaitu: Pertama, manusia memiliki bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.

    Berdasarkan uraian-uraian di atas, kita dapat menyadari bahwa ilmu tanpa adanya bahasa tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    BalasHapus
  39. Nama: Dina Uswatun Nisak
    NIM: A310190038
    Kelas: 7B

    Topik: “Peranan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional”
    Terdapat 3 rubrik untuk merealisasikan topik tersebut yaitu rubrik opini, rubrik informasi dan berita, dan rubrik hiburan.

    1. Rubrik 1 (Opini), dalam rubrik opini yaitu memuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Dalam proses merealisasikan mahasiswa dapat berkontribusi menyalurkan gagasan opininya mengenai “Peranan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional” dan ruang lingkupnya.

    2. Rubrik 2 (informasi dan berita), pada tahap ini mencari data dan sumber informasi serta berita yang aktual dan faktual, dan dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat artikel mengenai topik “Peranan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional”.

    3. Rubrik 3 (hiburan) pada tahap ini mencari ide dari rubrik 1 dan 2 untuk disajikan dalam bentuk karya hiburan yaitu bisa berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, maupun puisi yang berkaitan dengan topik “Peranan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional”.


    ARTIKEL
    “Peranan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional”

    Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambangkebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Dengan bahasa Indonesia, bermacam-macam suku bangsa, bahasa daerah, dan latar belakang budaya dapat bersatu dalam mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia.

    Dalam hal ini, kehadiran bahasa Indonesia menjadi alat untuk membangun komunikasi antardaerah dan antarsuku yang Setiap bangsa di dunia memerlukan lambang identitas. Identitas suatu bangsa ditunjukkan dari bahasanya. Identitas bangsa Indonesia ialah bahasa Indonesia. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Oleh karena bahasa Indonesia sebagai lambang identitas, maka bahasa
    Indonesia wajib untuk dijunjung tinggi.

    Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda. Perbedaan itu dapat diatasi dengan alat pemersatu, yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa Indonesia yang diakui secara bersama-sama oleh semua masyarakat Indonesia sebagai bahasa nasional, mereka merasa memiliki satu kepentingan dan satu tujuan sehingga perbedaan dan pertentangan akan dapat diatasi.

    Setiap negara yang terdiri atas banyak suku bangsa tentu memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk Indonesia. Untuk itu, diperlukan satu bahasa yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi antarsuku yang berbeda, yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, mereka dapat berhubungan antarsuku satu dengan yang lainnya.

    BalasHapus
  40. Nama : Risqina Apriia Nur Fariza
    NIM : A310190074

    1. Cara merealisasikan topik ke dalam rubrik-rubrik. Topik: "Bahasa Indonesia sebagai Bahasa DUnia"

    a. Rubrik 1 (opini) dalam topik di atas yaitu dapat dijelaskan untuk rubrik pertama akan memuat artikel, essai, tajuk rencana, dan pojok. Dalam rubrik ini mahasiswa dapat memberikan berbagai pendapat dan opininya dan memberikan bahasan mengenai ruang lingkup dari topik adaptasi teknologi dalam era kemajuan dan perkembangan zaman.
    b. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahapan ini akan mencari informasi, data serta berita yang aktual dan faktual yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan artikel dan essai dengan berbagai sumber-sumber yang valid dan terpercaya berdasarkan hasil proses pencarian informasi dan data.
    c. Rubrik 3 (hiburan) pada tahapan ini akan membuat hiburan untuk pembaca agar selaam kegiatan menikmati dan membaca majalah tidak hanya memperoleh informasi saja namun juga terdapat hiburan yang memiliki manfaat berupa edukasi. Hiburan juga mengandung berbagai opini, informasi, dan berita yang dibuat pada rubrik 1 dan 2 setidaknya saling memiliki hubungan. Hiburan pada tahap ini dapat berupa karya sastra seperti pantun, puisi, cerita pendek, ataupun anekdot yang berkaitan.

    2. Artikel
    "Bahasa Indoneseia sebagai Bahasa Internasional"

    Bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak asing lagi di telinga komunitas internasional, khususnya di negara-negara tetangga. Peluang bahasa Indonesia dinilai cukup besar apabila dibandingkan dengan berbagai bahasa di Eropa.

    Pada tahun 2009, diterbitkan Undang-Undang No. 24, tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Salah satu amanah dalam undang-undang tersebut adalah peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional (Pasal 44). Diharapkan bahwa peningkatan tersebut dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Tercantum pula bahwa peningkatan fungsi tersebut dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

    Peningkatan fungsi bahasa Indonesia harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Artinya, harus ada rencana kerja yang jelas yang akan menetapkan prioritas dalam pelaksanaan peningkatan fungsi bahasa Indonesia tersebut. Tentunya, peningkatan fungsi bahasa itu tidak berdiri sendiri. Peningkatan fungsi bahasa berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan sosial, politik, ekonomi, dan budaya Indonesia sebagai sebuah bangsa. Pertanyaannya adalah apakah kita, sebagai sebuah bangsa, mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional? Bahasa yang mendunia?

    Usaha meningkatkan fungsi bahasa Indonesia diawali dengan memberdayakan bahasa Indonesia. Artinya, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bergengsi. Jika kita ingin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, kita harus menunjukkan kekuatan kita sebagai bangsa dan negara.

    Indonesia bisa meniru kebijakan yg berlaku pada penyebaran & pemberdayaan bahasa Inggris. Pertama, menyempurnakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI masih wajib disempurnakan supaya bisa sebagai pegangan penutur bahasa Indonesia, pada mengajarkan, menyebarkan, & memberdayakan bahasa kita. Kedua, menciptakan kamus bilingual menurut bahasa Indonesia-bahasa wilayah & sebaliknya. Dengan kamus-kamus itu, literasi bisa berkembang menggunakan baik dan pemberdayaan bahasa Indonesia akan meningkat. Pengguna & penutur pun akan lebih sadar akan kepentingan bahasa Indonesia menjadi indera komunikasi & pemersatu. Ketiga, menjalin kolaborasi menggunakan perguruan tinggi pada Asia Tenggara pada penyusunan kamus bilingual, bahasa Indonesia-bahasa negara Asia Tenggara & sebaliknya. Sementara ini, telah terdapat kamus bilingual buat bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing lain, misalnya bahasa Inggris, Perancis, Mandarin, Rusia, Arab, & Korea. Semua kamus adalah output kolaborasi antara perguruan tinggi pada Indonesia & perguruan tinggi pada mancanegara.

    BalasHapus
  41. Nama : Lalu Muhammad Ilham Fajri
    NIM: A310190078
    Kelas : 7 B

    Topik “ Merangkai bangsa dengan keindahan bahasa”
    Menurut saya, apa yang harus dilakukan untuk menurunkan topik tersebut menjadi rubrik-rubrik adalah dengan melakukan berbagai cara berikut : (1) membuat definisi umum tentang topik. Misalnya, topik di atas dapat didefinisikan sebagai upaya bagaimana bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional dapat digunakan sebagai perekat bangsa. (2) Melakukan alih wahana ke berbagai macam bentuk teks. Misalnya rubrik puisi menulis, mengenai kewaskitaan bahasa Indonesia dalam menyatukan bangsa. Rubrik humor, menulis anekdot mengenai salah paham akibat bahasa, rubrik artikel menulis gagasan kritis mengenai peran dan fungsi bahasa Indonesia dan mengapa kita harus menjaganya. Misalnya Esai, menulis opini yang menyoroti prestise bahasa Indonesia saat ini. Rubrik hiburan menulis mengenai bagimana pepatah dan pantun Indonesia yang amat indah.

    BalasHapus
  42. Nama: Nadia Aprillia Kartikasari Putri
    NIM: A310190067
    Kelas:7B

    1. Topik "Dampak Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia"
    Cara merealisasikan topik tersebut dalam rubrik majalah adalah sebagai berikut:
    1) Rubrik 1 (Opini) yang terdiri atas tajuk rencana, pojok, karikatur, surat pembaca, artikel, silang pendapat dan essai. Ketika akan menerbitkan majalah, penulis mengumpulkan terlebih dahulu berbagai pendapat mengenai ruang lingkup topik.
    2) Rubrik 2 (Informasi dan Berita) yang terdiri atas pengantar redaksi, berita, resensi, ruang lingkup ilmu pengetahuan, kronik, feature, kosa kata, dan figur. Pada rubrik ini, penulis terlebih dahulu menyiapkan data-data yang faktual dan aktual sebagai isi berdasarkan topik.
    3) Rubrik 3 (Hiburan) yang terdiri dari cerpen (cerita pendek), puisi, kartun, kata mutiara, dan peribahasa. Pada rubrik ini, penulis mencari tempat yang dapat memberikan imajinasi yang akan dituangkan dalam sebuah karya yang dapat memberikan kesan kepada pembaca agar ikut perasakan pesan yang terkandung dalam sebuah karya tersebut.

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. Nama: Nadia Aprillia Kartikasari Putri
    NIM: A310190067
    Kelas: 7B
    2. Artikel
    "Dampak Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Masyarakat Desa Plalangan Tahun 2021"

    Penelitian ini dilakukan karena maraknya penggunaan bahasa gaul pada penduduk Indonesia, khususnya pada Masyarakat di desa Plalangan, Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui penggunaan bahasa gaul pada masyarakat di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo dan 2) mengetahui permasalahan tentang faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia pada warga desa Plalangan, Jenangan Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa penelitian lapangan. Responden pada penelitian ini adalah Masyarakat desa Plalangan berjumlah 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan: 1) bahasa gaul di kalangan masyarakat Plalangan adalah hal yang biasa digunakan pada komunikasi sehari-hari baik dengan teman sebaya atau dengan lingkungannya, dan 2) pengaruh penggunaan bahasa gaul pada masyarakat Plalangan berpengaruh terhadap eksistensi bahasa Indonesia, akibatnya masyarakat kurang mengenal bahasa baku, baik, benar dan masyarakat kurang memahami pemakaian ejaan bahasa Indonesia yang tepat.

    Bahasa Indonesia (Bisa, Jalur Pribadi, Halusinasi, Males Gerak, Cantik, Ganteng, Cari Perhatian, Santai, Lucu, Geli)
    Bahasa Gaul (Sabi, Japri, Halu, Mager, Cangtip, Gans, Caper, Santuy, Gemoy, Gellay).

    Dari data tentang bahasa di atas, masyarakat luas lebih mengenal dan lebih sering digunakan adalah bahasa gaul dibandingkan dengan bahasa Indonesia khususnya kalangan remaja.Masih banyak lagi contoh lain dari bahasa gaul yang sering di ucapkan warga desa Plalangan seperti penggabungan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menjadi suatu kata yang unik. Di era globalisasi seperti saat ini, penggunaan bahasa gaul semakin marak digunakan oleh masyarakat desa Plalangan, munculnya kosakata-kosakata baru, sehingga membuat eksistensi bahasa Indonesia semakin memudar. Penggunaan media televisi, radio, koran serta internet tentunya menjadi faktor pendukung dalam maraknya penggunaan bahasa gaul ini.
    Terlihat dari beberapa siaran telivisi, radio dan dan media sosial yang penggunaan bahasanya tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama tulisan-tulisan para anak remaja di media sosial mereka seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, dll. Sehingga akan dilihat dan tiru oleh para anak remaja lainnya.
    Siaran televisi seperti film-film import dari negara-negara luar tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat desa Plalangan, seolah seenaknya masuk dengan bahasa aslinya, tanpa adanya penyesuaian dengan bahasa nasional. Semakin lama penggunaan bahasa Indonesia semakin bercampur baur dengan bahasa gaul yang semakin hari semakin bervariasi ragamnya.
    Kesimpulan
    Dari penelitian yang saya lakukan oleh mengenai “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia pada Masyarakat Plalangan Tahun 2021” dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat di desa Plalangan banyak yang menggunakan atau mencampurkan bahasa gaul saat berinteraksi adalah bentuk penyimpangan dari penggunaan Bahasa Indonesia. Tentunya penyimpangan ini dapat menghambat perkembangan Bahasa Indonesia tentunya. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan identitas bangsa Indonesia itu sendiri, harusnya kita sebagai masyarakat atau penghuni bangsa Indonesia menumbuhkan rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia. Salah satunya dengan menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia.

    BalasHapus
  45. Nama: Auliya Lu'luul Karimah
    NIM: A310180020
    Kelas: 7B
    Topik "EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI"

    Bahasa adalah suatu alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif dalam berkomunikasi atau dalam berinteraksi. Bahasa merupakan sarana untuk berpikir yaitu merupakan sumber awal manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta memahaminya, sebagai simbol dari sebuah pemahaman. Bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami hal yang terdapat di sekitarnya serta mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. memiliki empat kedudukan yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Setelah mengalami perkembangan lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan tersebut memiliki fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja. Pada era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal tersebut diperlukan agar bahasa Indonesia itu sendiri tidak terpengaruh oleh bahasa luar atau bahasa asing yang terkadang membawa pengaruh negatif baik dari segi budaya maupun segi bahasa yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memerhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya.
    Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari di berbagai ranah kehidupan. Bahasa Indonesia itu sendiri memiliki peran untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Artinya, bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hati. Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum serta kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum serta kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Globalisasi adalah kata yang digunakan untuk melambangkan suatu realitas global yang menekankan hidup konseptual lingkungan yang baru, yang ditandai dengan teknologi informasi. Arus globalisasi tentunya akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia sejagat. Pengaruh tersebut meliputi bidang pendidikan dan kebudayaan. Bahasa Indonesia di era globalisasi, suka tidak suka pasti terkena pengaruhnya. Setiap pengaruh tentu akan menghasilkan suatu hal yang positif maupun negatif.
    Bahasa mempunyai fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhannya karena bahasa dapat mengekspresikan seseorang dalam menyampaikan hal yang ingin disampiaknnya. Dalam hal ini, fungsi bahasa sangatlah beragam. Bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi serta beradaptasi sosial dalam lingkungan maupun situasi di sekitarnya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar dalam lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah sampai dengan lembaga pendidikan tertinggi di seluruh Indonesia, kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.

    BalasHapus
  46. Nama: Dani Anwar Hadi
    NIM: A310190012
    Kelas: 7B

    Topik: Merangkai Bangsa dengan Keindahan Bahasa
    Pendapat dari saya untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik, diantaranya:

    a. Rubrik 1 (opini) dalam rubrik ini produk yang dibuat adalah artikel, essai, tajuk rencana dan pojok. Dalam membuat artikel, essai, tajuk rencana dan pojok kita dapat mendefinisikan terlebih dahulu bagaimana bahasa Indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa melalui keindahannya dalam berbahasa, melalui artikel dan essai dapat membuat pembahasan terkait topik dengan bahasanya sendiri yang kritis dan tajam.

    b. Rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari informasi, data serta berita yang aktual dan faktual melalui narasumber yang tahu akan topik yang ditentukan.

    c. Rubrik 3 (hiburan) pada tahap ini mulai membuat hiburan untuk pembaca agar selama membaca majalah tidak hanya informasi saja yang diberikan tetapi ada hiburan berupa edukasi juga. Rubrik hiburan dapat menulis mengenai bagimana pepatah dan pantun Indonesia yang amat indah dan yang lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Xenomania Bahasa, Penyakit Kronis bagi Anak Bangsa?
      Masih ingatkah dengan bunyi isi sumpah pemuda? Iya tiga inti pokok dalam isi teks sumpah pemuda yang diikrarkan oleh pemuda bangsa Indonesia pada dahulu kala yakni “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Mereka para pemuda dengan gagah mengakui tumpah darahnya, bangsanya, dan menjunjung tinggi Bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia.
      Mari fokus pada isi yang ketiga, yakni “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Sejak dulu kala, para pemuda bangsa bangga akan Bahasa yang dimilikinya, mereka menjunjung Bahasa persatuan di negara ini, yakni Bahasa Indonesia. Tapi mari kita tengok fenomena dewasa ini terkait generasi bangsa dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Sangat disayangkan, belakangan ini muncul gejala kesenangan warga negara Indonesia yang lebih senang menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi, serta tuntutan kerja dan pendidikan membuat penutur bahasa Indonesia dituntut untuk menguasai bahasa asing. Hal tersebut memungkinkan terjadinya percampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam pertuturan sehari-hari. Kemampuan masyarakat menggunakan bahasa asing lambat laun semakin meningkat membuat mereka terbiasa bertutur secara lisan dan tulisan menggunakan bahasa tersebut. Tanpa adanya kesadaran akan pentingnya mengutamakan bahasa Indonesia, lambat laun masyarakat akan cenderung abai dengan kaidah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut menjadi ancaman yang cukup berat terhadap prestise bahasa Indonesia. Sepertinya ancaman itu telah benar-benar menyerang bahasa Indonesia.
      Hal itu dapat kita lihat dan temui dalam berbagai kesempatan, contohnya dalam papan iklan, penunjuk jalan, baliho atau spanduk, infromasi media massa, acara televisi nasional, dan produk-produk kuliner. Dalam kesempatan itu, terjadi sangat nyata kalahnya Bahasa Indonesia terhadap Bahasa asing di negaranya sendiri. Bukankah hal seperti ini dapat kita katakan berbahaya? berbahaya bagi kedudukan Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu identitas bangsa, berbahaya bagi masyarakat menjadi lebih mencintai budaya asing ketimbang budaya Indonesia, berbahaya karena kalahnya produk-produk dalam negeri dengan produk asing di Indonesia, serta berbahaya bagi generasi penerus bangsa untuk perlahan lupa akan identitas bangsanya sendiri.
      Kesenangan seseorang untuk menggunakan Bahasa asing dalam setiap pertuturannya baik tulis maupun lisan tanpa sewajarnya, tidak melihat dengan siapa ia berbicara, dan dalam suasana apa ia berbicara disebut dengan xenomania Bahasa. Kata xenomania seyogyanya sudah tertulis dalam KBBI tetapi masih kurang populer dalam masyarakat, kata itu mempunyai arti kesukaan yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang asing (berasal dari luar negeri). Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa xenomania Bahasa merupakan kegemaran yang berlebihan dari seorang pengguna Bahasa untuk menggunakan Bahasa asing daripada menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ibunya. Seperti yang dikatakan oleh Ivan Lanin dalam bukunya “Xenoglosofilia: Kenapa Harus Nginggris (2018)” bahwa banyak orang Indonesia yang mengidap Xenoglosofilia/ Xenomania Bahasa, mereka merasa kurang gaya kalau tidak menggunakan atau menyelipkan bahasa Inggris dalam percakapan atau tulisannya.

      Hapus
    2. Banyak pengguna Bahasa Indonesia atau masyarakat Indonesia yang masih tidak peduli dengan pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka tidak menyadari kalau tindakan menomorduakan Bahasa Indonesia dan bangga menggunakan Bahasa asing dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi negara. Salah satunya masyarakat Indonesia atau generasi bangsa dengan mudah dipengaruhi oleh budaya asing, akhir-akhir ini gaya hidup orang Indonesia dari yang remaja sampai dewasa telah banyak dipengaruhi oleh budaya asing. Mulai dari gaya berpakaian, gaya bicara, kebutuhan konsumtif yang cenderung hedonis, termasuk pula seni dan budaya asing yang banyak diminati oleh generasi muda. Hal ini pastinya akan membuat generasi muda tidak kenal dengan budaya bangsanya. Seiring dengan kegemarannya dengan hal-hal yang datang dari negara lain, tanpa sadar sebagian dari masyarakat Indonesia telah terhegemoni oleh budaya asing tersebut khusunya yang datang dari budaya barat.
      Xenomania Bahasa selain menyebabkan generasi bangsa terhegomoni oleh budaya asing, juga menyebabkan persaingan ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena paradigma masyarakat yang sudah tertanam bahwa produk yang dinamakan dengan Bahasa asing akan lebih mahal dan menjual, hal ini menyebabkan para pembisnis berbondong-berbondong menamai produk atau usaha mereka dengan Bahasa asing. Terjadi pula keanehan dalam hal ini, yakni seolah-seolah hal yang berbau asing, termasuk memberi nama usaha dengan Bahasa asing dapat menambah nilai harga dari produk mereka, padahal kualitas yang ditawarkan dari kedua produk tersebut sama. Jika kita kritisi, maka hal ini dapat dijadikan kesempatan negara lain untuk memenangkan persaingan bisnis dalam negara Indonesia. Berbahaya bukan? Mari pikirkan.
      Selain itu, xenomania Bahasa juga sering kita temukan dalam media informasi, salah satunya yakni pamflet Seminar Nasional. Kosakata seperti free, join, save the date, link, benefit, contact person, media partner, dan masih banyak lagi sering ditemukan dalam pamflet seminar nasional. Seminar Nasional merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya para mahasiswa, selain ilmu dari narasumber yang diburu, keuntungan mendapatkan sertifikat bertaraf nasional juga salah satu yang menjadikan kegiatan ini banyak diburu. Jika dilihat secara logika, pamflet Seminar Nasional ditujukan kepada masyarakat Nasional atau yang masih berada di negara Indonesia sendiri. Namun sangat sering terjadi bahasa yang digunakan dalam penulisan pamflet Seminar Nasional adalah bahasa Inggris. Padahal secara sederhana komunikasi sebenarnya merupakan proses penyampaian pesan dari penutur kepada mitra tutur. Supaya mitra tutur menerima informasi yang disampaikan oleh penutur dengan baik, semestinya penutur menggunakan bahasa yang dipahami dengan baik oleh mitra tutur. Apabila bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dikuasai oleh mitra tutur, tentu informasi yang disampaikan akan sulit untuk dipahami dan diterima dengan baik. Memang, di era globalisasi ini bahasa asing khususnya bahasa Inggris mulai dikenal dengan meluas, namun tidak seluruh masyarakat Indonesia yang menguasai bahasa Inggris, khususnya masyarakat kalangan bawah yang kurang terjamah oleh kecanggihan teknologi informasi.

      Hapus
    3. Sebenarnya jika kita telisik dan membuka perundang-undangan yang ada Indonesia, aturan mengenai penggunaan Bahasa Indonesia sudah diatur oleh negara. Hal ini tampak pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lembang Negara, serta Lagu Kebangsaan, telah ditegaskan bahwasannya bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia (Pasal 37 ayat 1), bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum (Pasal 38 ayat 1), dan bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa (Pasal 39 ayat 1), hal ini juga dilanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 Bagian Keempat Belas Pasal 40 dan 41. Namun karena belum ada sanksi yang berat mengenai kebijakan tersebut, mengakibatkan kebijakan ini sering diabaikan oleh masyarakat. Bahkan banyak yang belum mengetahui adanya undang-undang ini. Selain itu tertulis juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan Pembinaan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia pasal 5 dijelaskan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi negara berfungsi sebagai sarana komunikasi tingkat nasional (poin c), dan Bahasa media massa (poin g).
      Berdasarkan paparan di atas, pengamatan penulis mengatakan bahwa fenomena xenomania Bahasa merupakan penyakit yang kronis jika terus menerus dibiarkan. Pastinya hal ini berbahaya untuk generasi kedepannya akan terjadi semakin lunturnya mengenal dan bangga dengan budaya bangsanya, Bahasa bangsanya, serta identitas bangsanya. Penyakit xenomania Bahasa yang terjadi dalam media informasi, produk-produk kuliner/ usaha, penunjuk jalan, dan lainnya merupakan kekeliruan dan bentuk pelanggaran yang melanggar undang-undang serta bagi pemuda pemudi bangsa mengingkari sumpah pemuda yang menjunjung Bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia. Maka sebaiknya pemerintah memikirkan kembali terkait ini, agar kiranya edukasi Bahasa Indonesia semakin masif dan membuat Bahasa Indonesia tak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja, melainkan sampai dengan negara luar. Bagaimana bisa bahasa kita diakui oleh dunia dan digunakan sebagai bahasa internasional, kalau kesadaran masyarakatnya sendiri kurang terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Masa depan bahasa Indonesia ada di tangan para penuturnya, mari utamakan bahasa Indonesia kuasai bahasa asing dan lestarikan bahasa daerah!

      Hapus
  47. Nama: Miftakul Ilmi Na'im
    NIM: A310180068
    Kelas: 7B

    Tentang bagaimana cara merealisasikan tiap topik bahasan yang akan dimuat kedalam rubrik-rubrik.

    Menurut saya tentang bagaimana untuk merealisasikan topik pembahasan yang akan dimuat nantinya ke dalam rubik yaitu harus disesuaikan dengan inti keseluruhan pembahasan atau topik yang akan digunakan dalam majalah.

    Topik: “Eksistensi Bahasa Indonesia"
    Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”
    Untuk merealisasikan topik diatas terdapat 3 rubrik yaitu, (1) Rubrik opini,
    (2) Rubrik Informasi dan Berita,
    (3) Rubrik Hiburan.
    Penjelasan:
    1. Rubrik opini
    Pada rubrik opini topik dapat direalisasikan dengan menulis esai, artikel, tajuk rencana yang bertemakan ” Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.
    2. Rubrik informasi dan berita
    Pada rubrik informasi dan berita dapat mencari data dan sumber data sebagai acuan dalam penyusunan artikel mengenai ”Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.
    3. Rubrik hiburan
    Rubrik hiburan untuk menuangkan ide-ide untuk dijadikan sebuah karya hiburan seperti puisi, cerpen, pantun yang bertemakan ”Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dalam Upaya Menghadapi Generasi Milenial”.

    Artikel : "Eksistensi Bahasa Nasional Indonesia Sebagai Upaya Menghadapi Generasi Milenial"

    Bahasa Indonesia memiliki tantangan yang makin besar, seiring dengan makin kencangnya dinamika kehidupan bagi bangsa dan negara serta masyarakat Indonesia yang sekarang telah memasuki abad ke-21. Dari ruang publik dapat dilihat perubahan yang sangat fundamental dalam berbagai aspek kehidupan tersebut, terutama dalam hal penggunaan bahasa asing yang makin marak untuk menamai lembaga, melabeli produk, dan lain-lain.
    Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Artinya, bahwa kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan fungsi dari Bahasa Indonesia yaitu:
    (a) bahasa resmi kenegaraan;
    (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan;
    (c) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah; dan
    (d) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. (Masnur : 2010).
    Penggalakan Gerakan Disiplin Nasional pada tahun 1995 untuk mengutamakan bahasa Indonesia tengah menemui masa redup. Redupnya pengutamaan bahasa negara di ruang publik seolah-olah menunjukan tanda-tanda kekhasan identitas bangsa ini mulai runtuh. Keruntuhan simbolik negara bangsa seperti itu tengah terjadi oleh karena agenda globalisasi dan kemajuan teknologi informasi serta komunikasi yang telah diproyeksi sebagai modernisasi era revolusi industri 4. 0. Oleh karena itu, sebagai gambaran, di kalangan masyarakat terasa tidak asing dan dipandang lebih keren bentuk Bahasa seperti e-money, e-banking, dan e-toll. Sikap bangga pada bahasa asing seperti itu dianggap menjadi pilihan yang tepat agar manusia Indonesia lebih berterima sebagai warga global.
    Pada saat yang sama, agenda dan kemajuan global itu telah melahirkan generasi milenial yang sedang digelorakan agar tercetak “generasi emas” pada tahun 2045. Harapan mulia itu akan “jauh panggang dari api” apabila kesetiaan, kebanggaan, dan tanggung jawab untuk berbahasa Indonesia secara baik dan benar serta apik dan santun di ruang publik menghilang. Tanpa kepatuhan yang memadai terhadap hokum yang berlaku tersebut, penggunaan bahasa Indonesia melalui media sosial cenderung lebih sebagai alat pengungkap kesenangan pada hal instan dan kebiasaan merumpikan SARA daripada sebagai etos pengembangan literasi sebagai baca tulis secara komprehensif. Tantangan linguistik, sejarah, dan hokum itu makin besar pada zaman globalisasi, terutama pada era Revolusi Industri 4,0.

    BalasHapus
  48. Ayu Maya Latifa (A310180153/7B)


    1. Cara merealisasikan topik ke dalam rubrik-rubrik

    Topik: “Membangkitkan Semangat Pemuda untuk Peduli terhadap Kelestarian Alam Bumi Pertiwi”

    Cara agar dapat merealisasikan topik di atas adalah dengan menguraikannya ke dalam beberapa rubrik misalnya saja rubrik Informasi, rubrik opini, rubrik edukasi, rubrik rekreasi, dll. Perlu diperhatikan bahwa ketika menguraikan ke dalam beberapa jenis rubrik, tetap menjadikan topik di atas sebagai fokus atau dengan kata lain topik di atas tetap dijadikan sebagai patokan. Dalam rubrik informasi, dapat dijabarkan informasi-informasi terkini yang relevan dengan topik yang diangkat misal saja informasi tentang event-event yang berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan kelestarian lingkungan, contohnya event reboisasi atau penghijauan daun yang dilakukan lembaga atau komunitas peduli alam. Selanjutnya dalam rubrik opini, dapat dijabarkan bagaimana opini atau pendapat penulis berkaitan dengan topik yang dibahas. Dalam bagian ini dijabarkan bagaimana penulis mengkritisi suatu fenomena yang diangkat dalam majalah tersebut.

    2. Artikel singkat
    "Pembelajaran di masa pandemi"

    Cara belajar yang dilakukan di sistem pendidikan di Indonesia adalah dengan menggunakan sistem klasikal atau dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Namun masalahnya seluruh jenang pendidikan baik yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ataupun Kementerian Agama RI saat ini meniadakan pembelajaran tatap muka dan harus belajar dari rumah untuk mencegah penularan Covid 19 (Purwanto, et al., 2020).
    Covid 19 atau Coronavirus Diseases 2019 adalah sebuah penyakit baru yang menjadikan krisis kesehatan pertama di dunia dan belum pernah teridentifikasi pada manusia. Pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Indonesia pertama kali mengkonfirmasi sebanyak 2 kasus positif corona dan hingga kini penambahan kasus terus bertambah. Bertambahnya kasus tersebut kini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi akan tetapi dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan.
    Pesatnya kemajuan Teknologi, Informasi dan Kominikasi (TIK) memberikan pengaruh yang signifikan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan seperti munculnya terobosan baru dalam pemanfaatan jaringan komputer dan internet dalam proses pembelajaran dan mempermudah menambah pengetahuan atau wawasan secara mandiri. Hal ini selaras dengan adanya Surat Edaran Kemendikbut Nomer 4 Tahun 2020 mengenai Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19, dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses pembelajaran dilakukan di rumah melalui pembelajaran daring / jarak jauh. Dikarenakan siswa merupakan makhluk pembelajar sepanjang hayat sehingga dengan kondisi seperti apapun termasuk bencana non alam dari pandemi siswa harus tetap belajar dimanapun dan kapanpun.
    Model pembelajaran daring adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan komputer atau internet untuk merancang proses pembalajaran yang sesuai dan efisien guna tercapainya tujuan pembelajaran (Yanti, Kuntarto, & Kurniawan, 2020). Menurut (Afriansyah, 2020) menyatakan bahwa terdapat tiga point terkait dengan pembelajaran daring diantaranya yaitu (1) pembelajaran daring / jarak untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, (2) dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, seperti mengenai Covid 19, (3)aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.

    BalasHapus
  49. Nama : Rezyta Ariraga Ayu Prasetya
    NIM : A310190044
    Kelas : 7B

    Topik: Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia

    Pendapat dari saya untuk merealisasikan topik tersebut ke dalam rubrik-rubrik, diantaranya :
    a. Pada rubrik 1 (opini) yaitu membuat artikel, esai, tajuk rencana dan pojok dengan pokok bahasan "Peran Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Bangsa".
    Disini mahasiswa dapat memberikan opininya terkait dengan topik yang sedang dibahas.

    b. Pada rubrik 2 (informasi dan berita) pada tahap ini mencari informasi, data serta berita yang aktual dan faktual yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan rubrik 1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data berupa berita dari artikel atau mewawancarai tokoh pendidikan atau ahli bahasa Indonesia. Mahasiswa dapat menggali berita dan informasi sedalam-dalamnya melalui berbagai sumber.

    c. Pada rubrik 3 (hiburan) pada tahap ini hiburan dibuat untuk pembaca agar selama membaca majalah tidak hanya informasi saja yang diberikan tetapi ada terdapat hiburan yang mengedukasi. Hiburan bisa berupa pantun, cerita pendek, anekdot, karikatur, atau pun puisi terkait dengan topik yang sedang dibahas.


    Artikel
    "Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa"

    Sebagai bangsa yang merdeka dan Negara yang berdaulat seharusnya memiliki identitas nasional agar Negara dapat dikenal dan dibedakan dengan Negara lain. Salah satu ciri yaitu dengan adanya bahasa Indonesia yang mana menjadi fungsi dari bahasa nasional yang menjadi identitas Bangsa. Seperti semboyan yang kita kenal "bahasa menjukkan bangsa" sehingga dengan adanya semboyan ini Negara kita memiliki symbol atau jati diri bangsa yang harus kita jaga, kita lestarikan dan dikembangkan menurut fungsinya sebagai alat komunikasi agar dapat membedakan antara bangsa kita dengan bangsa lainnya.

    Lalu Mengapa bahasa Indonesia menjadi identitas Nasional? Karena sebagai lambang kebanggaan bangsa dengan adanya bahasa Indonesia ini dapat mencerminkan nilai sosial yang mendasari rasa kebangsaan. Bahasa Indonesia akan diakui sebagai identitas apabila digunakan dan dikembangkan sesuai dengan ketentuan agar bersih tidak tercampur bahasa lain.

    Adapun bukti bahasa Indonesia sebagai identitas nasional dapat ditemukan dalam Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Ketentuan itu menegaskan bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebangsaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya.

    Dengan adanya ini Bahasa Indoneesia sebagai Identitas Negara sekiranya kita dapat memperkuat dengan memberi pelajaran bahasa Indonesia agar lebih dikuatkan dan diutamakan karena dapat meningkatkan rasa nasionalisme sehingga harus kita pertahakan agar lebih dikenal dengan Negara lain.

    Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ditahun sekarang tidak bisa berbahasa asing terkadang dikatakan kurang modern, karena di jaman sekarang harus juga pandai berbahasa Asing. Meskipun sekolah menerapkan pembelajaran bahasa Asing agar tidak kalah dengan bangsa lainnya sekiranya kita tidak larut tentang itu karena kita memiliki bahasa yang menjadi bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai identitas Nasional Indonesia.

    Dengan demikian,kita harus menjaga kewibawaan bahasa Indonesia sebagas Identitas nasional yang merupakan tugas kita bersama dalam memperkuat dan melestarikannya. Dengan hal-hal sederhana seperti berkomunikasi dengan keluarga dirumah masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia, jangan sampai kita kehilangan identitas nasional. Dengan adanya bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, bahasa pemersatu, bahasa antar daerah, bahasa antar pulau, antar budaya sehingga manfaatkanlah pembelajaran bahasa Indonesia sebaik mungkin karena ini sebagai identitas nasional yang dapat membedakan dengan bangsa lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI II A, B, DAN C

fonologi II A, B, DAN C.