FONOLOGI KELAS III C 29 DESEMBER 2021

 Letakkan hasil diskusi di sini!

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. HASIL DISKUSI KELOMPOK
    Nama Anggota:
    1. Helma Riana (NIM: A310200118)
    2. Dwi Nurfitasari (NIM: A310200121)
    3. Nurlita Cahyani (NIM: A310200137)
    Kelas: IIIC

    a) Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab:
    Fonem yang bisa berdistribusi di awal misalnya fonem vokal. Fonem vokal merupakan fonem yang selalu dapat menduduki semua posisi baik di awal, tengah, dan di akhir kata. Distribusi fonem di awal kata ini tidak terlepas dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Tidak semua fonem dapat menempatkan posisi sedemikian rupa sehingga tidak semua fonem pula yang dapat berada di awal kata.
    Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya dapat menduduki posisi awal atau akhir, tapi mungkin juga hanya menduduki posisi awal saja.

    b) Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab:
    Karena fonem /y/ merupakan salah satu dari fonem semi vokal. Semi vokal ialah fonem konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni. Misalnya, semivokal /w/ dan /y/.
    Fonem /y/ deskripsi bunyinya yaitu konsonan, renggang lebar, semi vokal, medio palatal, dan bersuara.
    Jadi, fonem /y/ dikatakan fonem semi vokal karena fonem saat mengucapkan fonem /y/ pada kata "saya" udara yang dikeluarkan pada daerah artikulasi tidak memiliki hambatan yang berarti dengan kondisi bibir yang terbuka. Aproksiman ialah artikulator aktif dan pasif membantuk ruang yang mendekati posisi terbuka, misal dalam pembentukan fonem vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Sehingga fonem /y/dikatakan sebagai fonem semi vokal.

    c) Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab:
    Fonem sendiri sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang berfungsi untuk membedakan makna. Dalam satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena adanya proses fonologi, proses fonologi tersebut adalah asimilasi. Asimilasi merupakan peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya (Abdul Chaer, 2007:132 ). Contohnya seperti berikut ini.
    ~ /sabtu/ dalam bahasa Indonesia yang sering diucapkan /saptu/.
    ~ Kata bahasa Batak Toba holan ho ‘hanya kau’ diucapkan [holakko], suan hon diucapkan [suatton]. Bunyi [n] pada holan dan bunyi [h] pada ho saling disesuaikan atau diasimilasikan menjadi [k], sedangkan [n] pada suan dan [h] pada hon saling disesuaikan atau diasimilasikan menjadi [t]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut, yaitu [n] dan [h], [n] dan [h] saling disesuaikan.

    BalasHapus
  3. Hasil diskusi kelompok
    Nama anggota :
    1. Winda Ary Kusumawardhani (A310200135)
    2. Sausan Dhani Nur Amirah (A310200153)
    3. Fayza Swandari (A310200155)


    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?

    Jawab:
    Distribusi fonem dalam setiap bahasa berbeda-beda. Dalam setiap bahasa memiliki distribusi fonem yang berbeda yang menjadi suatu karateristik dari tiap bahasa tersebut. Distribusi fonem dalam sebuah ujaran dapat terletak di awal, tengah, maupun di akhir atau bahkan terletak di ketiganya (fonem berdistribusi lengkap) dalam sebuah kata. Adanya peristiwa tersebut (fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata) terjadi karena adanya perbedaan jenis fonem dan tata letaknya. Fonem jenis vokal biasanya dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Untuk fonem jenis konsonan tidak seperti fonem vokal, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?

    Jawab:
    Karena fonem /y/ termasuk kedalam fonem semivokal. Semivokal yaitu konsonan yang hubungan antarpenghambat renggang terbentang atau renggang lebar. Ada dua semivokal /w/, dan /y/ yang biasa dikelompokkan ke dalam fonem konsonan.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?

    Jawab:
    Karena dalam satu fonem bisa dirangkai lebih dari satu bunyi bahasa. Misalnya pada kata /kekar/ dan /kelar/. Keduanya memiliki pasangan minimal berupa /k/ dan /l/. Stuktur kedua kata yang berupa fonem tersebut dapat ditemukan dalam fonem lain seperti /kejar/. Jadi, suatu fonem jika dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa. Mengingat karena suatu kata dapat dikatakan sebagai fonem jika memiliki pasangan minimal.

    BalasHapus
  4. Nama anggota Kelompok
    1. Yulia Nurlayly Aslamiyah A310200144
    2. Fadhilah Rohayati A310200152


    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    = Hal demikian lah yang disebut distribusi fonem, Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran, yang kita sebut kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    = Karena fonem /y/ termasuk kedalam kategori fonem semi-vokal, yaitu konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata atau mora; mereka bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata. Pada fonem /y/ pembentukkannya yaitu, menyerupai /i/, namun posisi lidah dinaikkan terlalu tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    = Karena terdapat perubahan bunyi, pada soal di atas perubahan yang terjadi yaitu asimilasi atau perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa itu diucapkan secara berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi atau dipengaruhi.
    Dalam bahasa Indonesia, asimilasi fonetis terjadi pada bunyi nasal pada kata tentang dan tendang. Bunyi nasal pada tentang diucapkan apiko-dental karena bunyi yang mengikutinya, yaitu [t], juga apiko-dental. Bunyi nasal pada tendang diucapkan apiko-alveolar karena bunyi yang mengikutinya, yaitu [d], juga apiko-alveolar. Perubahan bunyi nasal tersebut masih dalam lingkup alofon dari fonem yang yang sama.

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum, izin menyampaikan hasil diskusi dari kelompok kami terdiri dari :

    Nama kelompok :
    1. A310200109_Dinda Nur Rahmawati
    2. A310200110_Fajar Mifthakhul Jannah
    3. A310200129_Adhadeva Bhrayn Chandra Kirana

    1.Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yangtidak berdistribusi di awal kata?
    Distribusi fonem vokal dan fonem
    konsonan dalam bahasa Abun tidak merata
    dalam semua kata. Secara umum fonem
    bahasa Abum dapat berada pada posisi awal,
    tengah, dan di akhir kata. Secara khusus
    fonem bahasa Abun dapat berada pada ketiga
    posisi, namun dapat juga hanya berada pada
    posisi awal, atau posisi akhir saja. Berbeda
    halnya dengan fonem vokal yang selalu dapat
    menduduki semua posisi hal ini tidak terlepas
    dengan posisinya sebagai kenyaringan pada
    setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan
    tidak selalu demikian, mungkin hanya dapat
    menduduki posisi awal atau akhir, tapi
    mungkin juga hanya menduduki posisi awal
    saja.

    2.Struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?

    Karena, huruf /y/ tersebut merupakan semi vocal yang di simbolkan dengan 1/2k. Semi vokal atau vokal nonsuku kata, adalah vokal yang membentuk suku kata diftong dengan vokal penuh. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata atau mora; mereka bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.

    Semi vokal berbeda dengan konsonan hampiran, yang agak mirip tetapi artikulasi lebih tertutup daripada vokal atau semivokal dan bersifat sebagai konsonan.

    Karena mereka mirip secara fonetis, konsep semivokal dan konsonan hampiran sering digunakan secara bergantian. Dalam penggunaan ini, semivokal didefinisikan sebagai konsonan hampiran yang sesuai secara fonetis pada vokal tertutup khusus. Misalnya [j], sesuai dengan [i]; [w] untuk [u]; [ɥ] untuk [y]; dan [ɰ] untuk [ɯ].

    3.Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa ?
    Karena, Fonem merupakan satuan bunyi bahasa terkecil yang berfungsi untuk membedakan arti dari kata bahasa. Bila satu fonem dilafalkan akan terjadi bunyi bahasa yang berjumlah dari satu. Ibarat seperti satu suku kata. Yang memiliki 2-4 bunyi bahasa. Karena tiap fonem bisa terdiri dari 2-4 bahasa.

    Misalnya : bu – ku

    Kata [Buku] terdiri dari empat huruf dan dua fonem.

    B-U-K-U terdiri dari 4 huruf

    Bu-ku terdiri dari dua fonem. Tiap fonem terdiri dari dua huruf dan dua bunyi bahasa.

    - [Bu] Merupakan fonem pertama. Terdiri dari 2 huruf dan 2 bunyi bahasa. Yaitu “B-U”

    - [Ku] Merupakan fonem kedua. Terdiri dari 2 huruf dan 2 bunyi bahasa. Yaitu “K-U”

    Sekian, dari kelompok kami, ada salah - salah kata, kami mohon maaf.

    Terima kasih

    Wassalamualaikum

    BalasHapus
  6. Tugas Kelompok
    Nama anggota
    1. Dela Oktaviona Surahya (A310200126)
    2. Azkia Fildza Zhafarina (A310200127)
    3. Hayyu Annaafi Warida Putri (A310200128)


    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?

    Jawab.
    Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.

    Jawab.
    Karena 1/2K itu merupakan simbol dari fonem semi vokal. Fonem semi vokal yaitu konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni. Semivokal atau vokal nonsuku kata, adalah vokal yang membentuk suku kata diftong dengan vokal penuh. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata atau mora; mereka bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.
    Semivokal berbeda dengan konsonan hampiran, yang agak mirip tetapi artikulasi lebih tertutup daripada vokal atau semivokal dan bersifat sebagai konsonan.
    Karena mereka mirip secara fonetis, konsep semivokal dan konsonan hampiran sering digunakan secara bergantian. Dalam penggunaan ini, semivokal didefinisikan sebagai konsonan hampiran yang sesuai secara fonetis pada vokal tertutup khusus.
    Semi vokal adalah bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun konsonan, mempunyaai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata.

    Kwalitas semi vokal ditentukan tidak hanya oleh tempat artikulasi tetapi oleh juga bangun mulut atau sikap mulut. Sikap mulut tersebut amat dekat dengan sikap mulut yang perlu untuk menghasilkan vokal tertentu.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?

    Jawab.
    Satu fonem jika dilafalkan bisa mempunyai lebih dari satu bunyi bahasa, karena itu merupakan contoh dari adanya proses fonologi yang bisa juga dikatakan sebagai asimilasi.
    Untuk mengetahui apakah satu fonem dapat menghasilkan beberapa bunyi, maka harus memahami tentang fonologi. Fonologi dapat dikatakan sebagai bidang linguistik yang mempelajari dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang berasal dari alat ucap manusia. Fonologi itu sendiri mempunyai dua cabang yaitu : fonetik yang mempelajari cara untuk memproduksi atau menghasilkan bunyi bahasa dari alat ucap. Cabang yang kedua yaitu Fonemik, yaitu cabang yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna.

    BalasHapus
  7. ssalamualaikum, izin menyampaikan hasil diskusi dari kelompok kami terdiri dari :

    1.( A310200141) Divia Faradila
    2. (A310200143 ) Nimah Puji Lestari
    3. (A310200145 ) Tajuz Zahwa


    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?

    Distribusi fonem adalah letak atau posisi suatu fonem dalam suatu satuan yang lebih besar yaitu tutur, morfem, atau kata. Dalam satuan yang
    lebih besar dari fonem itu, terdapat tiga posisi untuk setiap fonem, yaitu posisi awal (inisial), posisi tengah (medial), dan posisi akhir (final).

    Fonem vokal merupakan fonem yang dapat menduduki semua posisi, baik di awal, di tengah ataupun dibelakang. Hal tersebut berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?

    Karena, huruf /y/ merupakan semi vocal yang di simbolkan dengan 1/2k. Semivokal atau vokal nonsuku kata, adalah vokal yang membentuk suku kata diftong dengan vokal penuh. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata atau mora; mereka bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.

    Semi vokal berbeda dengan konsonan hampiran, yang agak mirip tetapi artikulasi lebih tertutup daripada vokal atau semivokal dan bersifat sebagai konsonan. Pada fonem /y/ pembentukkannya yaitu, menyerupai /i/, namun posisi lidah dinaikkan terlalu tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi).

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?

    Seperti yang kita ketahui bahwa fonem sendiri merupakan satuan terkecil dalam kajian linguistik yang berfungsi untuk membedakan makna. Dalam satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena adanya proses fonologi yang disebut dengan asimilasi. Dalam istilah linguistik, asimilasi merupakan peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya. Contoh dari asimilasi tersebut terdapat pada kata [MINBAR] menjadi [MIMBAR], dimana bunyi /n/ menjadi /m/ terpengaruh oleh bunyi /b/ yang berada di belakangnya yang sama-sama merupakan bunyi bilabial (/m/ dan /b/).

    BalasHapus
  8. Nama kelompok :
    1. Akbar Maulana (A310200114)
    2. Diza Lutfiana (A310200124)
    3. Viatusholihah Ardi Pratiwi (A310200139)

    A. mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    JAWAB :
    Karena fonem vokal memang selalu dapat menduduki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.
    B. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    JAWAB :
    Karena, huruf /y/ tersebut merupakan semi vocal yang di simbolkan dengan 1/2k. Semi vokal atau vokal nonsuku kata, adalah vokal yang membentuk suku kata diftong dengan vokal penuh. Artinya, mereka seperti suara vokal yang tidak membentuk inti dari suku kata atau mora; mereka bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata.
    Semi vokal berbeda dengan konsonan hampiran, yang agak mirip tetapi artikulasi lebih tertutup daripada vokal atau semivokal dan bersifat sebagai konsonan.
    Karena mereka mirip secara fonetis, konsep semivokal dan konsonan hampiran sering digunakan secara bergantian. Dalam penggunaan ini, semivokal didefinisikan sebagai konsonan hampiran yang sesuai secara fonetis pada vokal tertutup khusus. Misalnya [j], sesuai dengan [i]; [w] untuk [u]; [ɥ] untuk [y]; dan [ɰ] untuk [ɯ].
    C. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    JAWAB :
    Satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa dikarenakan adanya proses Asimilasi. Proses asimilasi sendiri merupakan proses perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama atau hampir menyerupai.
    Selain itu, fonem sendiri merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna. Terdapatnya alofon, yakni variasi dari fonem itu sendiri, juga mengakibatkan adanya menimbulkan perbedaan bunyi bahasa. Dalam hal ini, perubahan bunyi tersebut disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus
  9. 1. A310200115 Pramudya Ashya Novika Utami
    2. A310200132 Ellen Austin Norlistian
    3. A310200140 Yunita
    BAHAN DISKUSI :
    A. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata
    • Karena dalam setiap bahasa fonem memiliki distribusi yang berbeda beda. Seperti semua fonem vokal dapat berdistribusi pada semua posisi (awal, tengah, dan akhir) kecuali vokal /¶/ yang hanya berposisi pada awal dan tengah; tetapi tidak dapat pada posisi akhir.
    • Vokal /a/, dapat menduduki semua posisi, contohnya: ambil, taat, dan harga.
    • Vokal /i/, dapat menduduki semua posisi, contohnya: /indah, amin, dan tani.
    • Vokal /e/, dapat menduduki semua posisi, contohnya: enak, karet, dan sate.
    Fonem konsonan dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir; kecuali fonem /w/, /ñ/, /j/, /c/, dan /g/ yang tidak dapat menduduki posisi akhir.
    • Konsonan /m/ dapat menduduki semua posisi, contohnya: makan, aman, dan dalam.
    • Konsonan semivokal /w/ dapat menduduki posisi awal dan tengah, contohnya: waris dan awam
    B. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    • fonem /y/ merupakan fonem semivokal yang membentuk suku kata diftong dengan vokal penuh. Yang mana disebut semivokal karena suara vokalnya tidak membentuk inti dari suku kata dan bukan bagian yang paling menonjol dari suku kata. Dan 1/2K merupakan symbol dari setengah konsonan yang biasa disebut semivokal.
    C. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    • Karena, sifat fungsional fonem adalah sebagai pembeda makna. Oleh karena itu, satu fonem bisa memiliki lebih dari satu bunyi bahasa jika dilafalkan. Satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Jadi bisa diambil contoh, /e/ dalam apel (nama buah) dengan apel (upacara) memiliki makna yang berbeda dengan bunyi bahasa yang berbeda pula. Fonem mengambil kesimpulan dari bunyi bahasa yang keluar untuk menghasilkan makna yang berbeda walaupun fonemnya sama

    BalasHapus
  10. Nama Anggota :
    1. Dina Putri Kinasih_A310200111
    2. Anastasya Hasna R_A310200134
    3. A310200142_Denio Diva Hyachintha
    4. A310200154_Ananda Nur Aprilia Ika Widyaningsih

    A. Distribusi fonem dalam setiap bahasa berbeda. Setiap bahasa memiliki sebaran fonem yang berbeda, yang merupakan ciri khas dari setiap bahasa. Distribusi fonem dalam suatu ujaran dapat berada di awal, tengah, atau akhir kata, dan bahkan pada ketiganya (fonem terdistribusi sempurna) dalam kata. Adanya peristiwa-peristiwa tersebut (fonem berdistribusi di awal kata, dan ada pula yang tidak berdistribusi di awal kata) disebabkan oleh perbedaan jenis dan tata letak fonem. Fonem jenis vokal biasanya dapat menempati semua posisi karena posisinya di setiap suku kata adalah kenyaringan. Untuk fonem konsonan, tidak seperti fonem vokal, mereka hanya dapat menempati awal atau akhir, dan hanya dapat menempati posisi awal.
    B. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagiamana bisa begitu?
    Jawab :
    Fonem /y/ pada kata saya diberi rumus 1/2K, karena fonem /y/ termasuk bunyi semivokal yang dapat juga disebut 1/2K yaitu konsonan yang pada artikulasi kan belum membentuk konsonan murni. Dengan posisi awal dan tengah dengan lidah bagian tengah dinaikkan menuju langit-langit mulut. Oleh sebab itu fonem /y/ pada kata saya diberi rumus 1/2K
    C. Dalam satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena adanya proses fonologi, proses fonologi tersebut adalah asimilasi. Asimilasi merupakan peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya. Contohnya :
    Kata [Buku] terdiri dari empat huruf dan dua fonem.
    B-U-K-U terdiri dari 4 huruf :
    Bu-ku terdiri dari dua fonem. Tiap fonem terdiri dari dua huruf dan dua bunyi bahasa.
    - [Bu] Merupakan fonem pertama. Terdiri dari 2 huruf dan 2 bunyi bahasa. Yaitu “B-U”
    - [Ku] Merupakan fonem kedua. Terdiri dari 2 huruf dan 2 bunyi bahasa. Yaitu “K-U”

    BalasHapus
  11. Nama Anggota :
    1) Ajeng Lintang L (A310200113)
    2) Okky Putri R (A310200149)
    3) Khaafidhatul K (A310200151)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawaban :
    Distribusi setiap fonem konsonan dalam suatu bahasa berbeda-beda. Ada fonem yang dapat berdistribusi lengkap, dalam arti bahwa fonem yang bersangkutan dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir kata, tetapi ada juga fonem yang distribusinya tidak lengkap. Fonem yang distribusinya tidak lengkap hanya dapat menempati satu, atau dua posisi dalam kata. Fonem yang demikian, misalnya, hanya menempati posisi awal kata saja, hanya menempati posisi tengah kata saja, hanya menempati posisi akhir kata saja, atau dapat juga fonem tersebut hanya menempati posisi awal dan tengah, awal dan akhir, atau tengah dan akhir kata saja. Selain setiap fonem berbeda distribusinya dalam suatu bahasa, jika kebetulan dua bahasa memiliki satu fonem yang sama maka fonem yang sama dalam dua bahasa tersebut juga tidak selalu sama distribusinya. Perbedaan distribusi fonem merupakan salah satu karakteristik dari tiap-tiap bahasa.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawaban :
    Karena huruf Y adalah semivokal sama dengan huruf W yang rumusnya ditulis dengan 1/2 K. Huruf semivokal Y dan W dibentuk dari, artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. /w, y/.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Fonem merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang berfungsi sebagi pembeda makna. Dalam sebuah bunyi bahasa tentunya terdiri dari beberapa fonem. Fonem-fonem tersebut akan tersusun dan membentuk suatu kata. Fonem dalam sebuah bahasa dilafalkan sesuai tempat dalam kata atau suku kayanya. Hal itu lah yang menyebabkan fonem memiliki lebih dari satu bunyi bahasa. Contoh fonem /t/ pada kata /topi/ yang terletak di awal kata, sehingga dilafalkan secara lepas. Sedangkan fonem /t/ pada kata /buat/ berada di akhir kata, sehingga dilafalkan secara tertutup dan bibir masih tetap rapat.

    BalasHapus
  12. Nama Anggota :
    1. Hanifa Chyntya Intan P. (A310200146)
    2. Anisyah Febiola (A31020017)
    Kelas : 3C/PBSI
    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab : Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan
    fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna.
    Fonem dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata
    atau suku kata. Contoh fonem /t/ jika berada di awal kata atau suku kata, dilafalkan secara lepas. Pada
    kata /topi/, fonem /t/ dilafalkan lepas. Namun jika berada di akhir kata, fonem /t/ tidak diucapkan lepas.
    Bibir kita masih tetap rapat tertutup saat mengucapkan bunyi, misal pada kata /buat/.
    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab : Karena, fonem /y/ pada kata saya merupakan fonem semivokal (hampiran). Fonem semivokal (hampiran) di simbolkan dengan ½K.
    Konsonan semivokal (hampiran), aproksiman yaitu artikulator aktif dan pasif membantuk ruang yang mendekati posisi terbuka, misal dalam pembentukan fonem vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. /w/ dan /y/ termasuk fonem semivokal (hampiran).
    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab : Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda, sebab sangat tergantung dengan lingkungannya. Padaa bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus
  13. Nama Anggota :
    1. Hanifa Chyntya Intan P. (A310200146)
    2. Anisyah Febiola (A310200147)
    Kelas : 3C/PBSI
    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab : Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan
    fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna.
    Fonem dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata
    atau suku kata. Contoh fonem /t/ jika berada di awal kata atau suku kata, dilafalkan secara lepas. Pada
    kata /topi/, fonem /t/ dilafalkan lepas. Namun jika berada di akhir kata, fonem /t/ tidak diucapkan lepas.
    Bibir kita masih tetap rapat tertutup saat mengucapkan bunyi, misal pada kata /buat/.
    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab : Karena, fonem /y/ pada kata saya merupakan fonem semivokal (hampiran). Fonem semivokal (hampiran) di simbolkan dengan ½K.
    Konsonan semivokal (hampiran), aproksiman yaitu artikulator aktif dan pasif membantuk ruang yang mendekati posisi terbuka, misal dalam pembentukan fonem vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. /w/ dan /y/ termasuk fonem semivokal (hampiran).
    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab : Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda, sebab sangat tergantung dengan lingkungannya. Padaa bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan tersebut masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

    BalasHapus
  14. Nama anggota :
    Melani Regita Putri (A310200117)
    Desy Praditasari (A310200123)
    Lanjar Widyaningsih (A310200136)


    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab : Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran, yang kita sebut kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal. Selain setiap fonem berbeda distribusinya dalam suatu bahasa, jika kebetulan dua bahasa memiliki satu fonem yang sama maka fonem yang sama dalam dua bahasa tersebut juga tidak selalu sama distribusinya.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K.
    Bagaimana bisa begitu?
    Jawab : Karena fonem /y/ merupakan salah satu dari fonem semi vokal. Semi vokal ialah fonem konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni. Misalnya, semivokal /w/ dan /y/. Fonem /y/ deskripsi bunyinya yaitu konsonan, renggang lebar, semi vokal, medio palatal, dan bersuara. Jadi, fonem /y/ dikatakan fonem semi vokal karena fonem saat mengucapkan fonem /y/ pada kata "saya" udara yang dikeluarkan pada daerah artikulasi tidak memiliki hambatan yang berarti dengan kondisi bibir yang terbuka. Aproksiman ialah artikulator aktif dan pasif membantuk ruang yang mendekati posisi terbuka, misal dalam pembentukan fonem vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Sehingga fonem /y/dikatakan sebagai fonem semi vokal.

    c. Mengapa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa?
    Jawab : Fonem sendiri sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang berfungsi untuk membedakan makna. Dalam satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena adanya proses fonologi, proses fonologi tersebut adalah asimilasi. Asimilasi merupakan peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya (Abdul Chaer, 2007:132 ). Contohnya seperti berikut ini.
    ~ /sabtu/ dalam bahasa Indonesia yang sering diucapkan /saptu/.
    ~ Kata bahasa Batak Toba holan ho ‘hanya kau’ diucapkan [holakko], suan hon diucapkan [suatton]. Bunyi [n] pada holan dan bunyi [h] pada ho saling disesuaikan atau diasimilasikan menjadi [k], sedangkan [n] pada suan dan [h] pada hon saling disesuaikan atau diasimilasikan menjadi [t]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut, yaitu [n] dan [h], [n] dan [h] saling disesuaikan.

    BalasHapus
  15. Nama Anggota:
    Fachrul Ramadhan (A310200131)
    Mochamad Ozie P. (A310200138)
    Bryan Braga (A310200148)

    a. Mengapa ada fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata?
    Jawab:
    Karena Perbedaan distribusi fonem tersebut merupakan salah satu karakteristik dari tiap-tiap bahasa. Setiap bahasa memiliki distribusi fonem yang berbeda yang menjadi suatu karateristik dari tiap bahasa tersebut. Distribusi fonem dalam sebuah ujaran dapat terletak di awal, tengah, maupun di akhir atau bahkan terletak di ketiganya (fonem berdistribusi lengkap) dalam sebuah kata.
    Pristiwa tersebut (fonem yang berdistribusi di awal dan ada yang tidak berdistribusi di awal kata) terjadi karena adanya perbedaan jenis fonem dan tata letaknya. Fonem jenis vokal biasanya dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Untuk fonem jenis konsonan tidak seperti fonem vokal, mungkin hanya menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.

    b. Bila kita menulis struktur fonem kata saya, maka fonem /y/ diberi rumus 1/2K. Bagaimana bisa begitu?
    Jawab:
    Fonem /y/ pada kata “saya” diberi rumus ½ K karena fonem /y/ terletak diakhir suku kata pada kata “saya”.
    Suku kata: sa + ya
    Analisis  : KV + ½ KV
    Fonem /y/ yang terletak diakhir suku kata pada kata disebut fonem semi vokal. Hal ini terjadi karena saat mengucapkan kata “saya” fonem /y/ akan terdengar seperti fonem /i/ “saia”, sehingga bukan merupakan fonem murni konsonan. Maka dari itu dapat disimpulkan, pemberian rumus ½ K pada fonem /y/ yang terdapat dalam kata “saya” karena fonem /y/ pada kata “saya” termasuk dalam fonem semi-vokal.

    C. Pelafalan sebuah fonem dapat berbeda-beda, sebab sangat tergantung dengan lingkungannya. Pada bahasa-bahasa tertentu bisa dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain, sehingga terjadi suatu perbedaan fonem.
    Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama.  Tetapi apabila perubahan itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda.
    Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa satu fonem bila dilafalkan bisa terjadi lebih dari satu bunyi bahasa karena pengaruh lingkungan seperti seperti kebudayaan, dialek, idiolek, atau sosiolek penuturnya, serta alofonnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI II A, B, DAN C

fonologi II A, B, DAN C.