MANAJEMEN MAJALAH SEKOLAH KELAS VII A PERTEMUAN KETUJUH

 MAJALAH  SATU HALAMAN

 

Assalamualaikum wr. wb.

Mari membaca basmalah terlebih dahulu. Puji  syukur  kita panjatkan kepada Allah swt. Saat pandemi diberi kesehatan dan keselamatan sehingga memiliki kemapuan untuk belajar rutin dalam kancah manajemen majalah sekolah.

Senantiasa bersemangat, bergembira, dan beria hatilah sehingga kenyamanan dan kesejahteraan hidup melimpuah ke diri kita. Guru –kita calon guru memiliki peran sebagai pembina majalah. Guru pembina publikasi sekolah hendaknya kreatif dan inovatif. guru tidak terjebak dalam kerangka kerja rutinitas sehari-hari. Guru jangan terbalut oleh kekakuan, kebekuan, dan kenyamana yang tidak mengandung kemajuan. Guru di sekolah menjadi inisiator, motor, dan kreator dalam berkarya.

Peserta didik di sekolah diajak mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia melalui kegiatan prublikasi sekolah. Masa pandemi, bila ditengok sekolah-sekolah menghentikan untuk beberapa lama dalam menerbitkan majalah cetak. Hal ini dimaklumi, karena pandemi datangnya secara mendadak dan tidak terprediksi oleh guru bahasa Indonesia.  Pihak pimpinan sekolah dan dewan guru tidak memiliki perencanaan sesuai dengan situasi pandemi.

Suasana seperti yang terjadi saat ini menjadi  catatan penting bagi Anda. Begitu tugas di tangan, maka guru pembina publikasi sekolah harus sudah memiliki perencanaan yang jitu. Mungkin saja, sampai pada pemecahan masalah yang di luar dugaan. Majalah cetak direlakan tidak terbit untuk sekolah-sekolah dalam situasi sulit, karena pandemi. Selanjutnya, kita perhatikan pula mengenai majalah dinding yang berada ditempel di tembok-tembok sekolah. Tentu saja mengalami nasib yang sama. Pihak pimpinan sekolah (kepala sekolah dan wakil) dan guru pembina pun berada dalam situasi yang tidak sampai berpikir mengenai majalah dinding. Akhirnya pun, bernasib sama dengan majalah cetak sekolah.

Situasi sekolah sepi, murid tidak ada yang datang ke sekolah. Majalah cetak dan majalah dinding tidak diterbtikan atau mengalami ‘berhenti’ publikasi. Pertanyaan yang manarik. Adakah sekolah yang peduli terhadap nasib majalah tersebut? Adakah alih media, dari media cetak dan tempel ke media digital. Latihan Anda pada pertemuaan Keenam mengajak calon guru memberikan jawaban terhadap tantangan suasana. Calon guru masih memiliki kemampuan untuk membuat majalah versi digital. Akankah hal ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dan guru pembina majalah saat ini?

Apabila Anda menemukan bukti ada sekolah yang tetap konsisten dalam kebijakan publikasi sekolah, maka sekolah yang bersangkutan pasti memiliki kualitas pendidikan yang sangat unggul. Coba Anda cermati sekolah-sekolah yang memiliki kegiatan penerbitan terselenggara, walaupun kondisi pandemi seperti saat ini. 1

Publikasi sekolah memiliki kelebihan, bahwa pihak sekolah –terutama siswa, orang tua/wali murid, masyarakat, kepala sekolah, guru, komite sekolah berada dalam kondisi komunikasi yang terpelihara. Sekolah berkeadaan segar, dinamis, dan membawa dinamisasi murid.

Hikmah dri penjelajahan di atas memberikan inti bahwa (a) dalam kondisi apa pun publikasi sekolah yang berada di bawah guru pembina dan kepala sekolah tidak boleh diabaikan. (b) sekolah memiliki kepedulian terhadap masalah komunikasi yang bermediakan majalah sekolah. (c) guru pembina selalu memiliki kawasan luas tentang publikasi sekolah. (d) publikasi sekolah tidak berorientasi semata-mata hanya ada laporan kegiatan sekolah saja. (e) penerbitan publikasi sekolah tetap diselenggarakan walaupun kondisi dan situasi yang berat.

Pembahasan di atas juga memberikan butir-butir sari yang meminta perhatian dari Anda. Anda setelah pada perkuliahan keenam –mengerjakan majalah satu halaman secara kelompok, maka Anda juga perlu mempersiapkan diri mampu membuat secara pribadi. Majalah satu halaman bisa dibuat secara pribadi. Rancanglah secara baik majalah satu halaman.

Tema majalah satu halaman tentu saja pilih yang menarik saat ini. Tema memiliki nilai kekinian. Tema memiliki nilai aktual.Tema memiliki nilai faktual ada realitas di dalam kehidupan yang dialami. Kondisi pandemi terjadi resesi ekonomi, resesi sosial, dan tengoklah terjadi resesi sikap bahasa.

Majalah satu halaman memiliki keterbatasan area untuk menuangkan gagasan. Pengaturan area (space halaman) disesuAikan dengan rubrik yang mengisi majalah satu halaman. Prinsip estetika diperhitungkan, prinsip kebenaran berbahasa, dan prinsip jurnalisme jangan sampai ditinggalkan.  Anda sebagai calon guru bahasa Indonesia –mulai sekarang mempersiapkan diri. Punya rancangan individual penerbitan majalah satu halaman. Rencanakan secara matang sehingga menjadi cipta yang unggul atau cemerlang.

Pembahasan pada pertemuan ketujuh ini bertujuan menanamakan kesadaran kepada calon guru pembina bahwa sebagai insan kreator, inspirator, dan inovator jangan berhenti dalam situasi yang tidak terduga. Guru pembina harus menjawab secara lantang gempuran situasi dengan cipta yang unggul. Mudah-mudahan Anda mampu mempersiapkan diri secara baik, sebelum sesuatu terjadi dan itulah tantangan guru pembina.

Mudah-mudahan pembahasan di atas dapat digunakan untuk melengkapi ‘bahan bacaan dalam buku yang berhubugan dengan majalah satu halaman’.

Semoga pebahasan ini mendatangkan manfaat dan motivasi yang tinggi di dalam diri Anda. Marilah kita akhiri dengan membaca hamdalah. Alhamdulillahi rabbil alamiin.

Wassalamualaikum wr. wb.

 

Agus Budi Wahyudi

 

Catatan:

Pertemuan keenam: Nama majalah dan nama anggota kelompok beserta NIM silakan diunggah dalam komentar (pertemuan keenam).

Pertemuan ketujuh: Rencana nama majalah satu halaman, nama, dan NIM silakan didaftarkan dalam komentar (pertemuan ketujuh).